Peran Seorang Ibu dalam Membentuk Akhlakul Karimah pada Anak

IMG-20200506-WA0050

Generasi yang cerdas lahir dari rahim seorang Ibu yang berkualitas. Maka dari itu Seorang Ibu dituntut untuk cerdas dan pintar. Jadi tidak salah ketika Seorang Wanita berpendidikan tinggi. Bukan karena ingin menyaingi para Lelaki, akan tetapi mempunyai peranan penting dalam mendidik generasi. Seorang Ibu mengambil posisi lebih besar daripada Seorang Ayah dalam perihal mendidik Anak-Anaknya. Meskipun mendidik Seorang Anak menjadi tanggung jawab bersama. Faktanya dapat kita lihat jika Ayah lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah untuk mencari nafkah. Sedangkan Ibu lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah, mengurusi segala urusan rumah tangga termasuk mendidik Sang Anak.

"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau memperskutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.’” [Luqman: 13]

Ibu adalah madrasah pertama. Seorang Ibu juga mengambil alih untuk menjadi guru bagi Anaknya sebelum menginjak bangku sekolah. Peran Ibu sangat penting dalam membentuk karakter dan membangun pondasi pada diri Anak. Seorang Ibu harus mampu mengajarkan perihal ilmu agama yang berkaitan dengan moral dan akhlak kepada Sang Anak. Agar nantinya ketika Anak telah tumbuh dewasa diharapkan dapat menjadi Anak yang Sholih dan Sholihah, yang memiliki akhlak terpuji serta dapat membanggakan kedua Orangtua.

Membimbing Sang Anak agar menjadi pribadi yang memiliki Akhlakul Karimah memang tidak mudah. Harus eksra sabar dalam mendidiknya. Dan semua itu harus dimulai dari diri Orangtuanya. Karena apa yang lihat oleh Anak akan ditirunya. Seorang Anak memiliki bakat sebagai peniru yang ulung. Apa yang di lakukan kedua Orangtuanya bisa dilakukannya juga. Untuk itu para Orangtua harus menunjukkan sikap terpuji di depan Anak-Anaknya, bertutur kata dengan santun dan menggunakan bahasa yang sopan.

Betapa mirisnya nasib generasi saat ini yang rusak dan sudah tidak terkendali. Beberapa penyebabnya diantara lain yaitu:

  1. Keluarga Broken Home
    Keluarga yang Broken Home menyebabkan Anak menjadi korbannya. Jiwanya terguncang karena tidak mendapatkan keharmonisan dalam keluarga, sehingga Anak mencari kesenangan di luar rumah. Berdalih mencari kesenangan di luar rumah, justru terjerumus pada pergaulan bebas. Akhlak dan moralnya sudah tidak ada, karena terpengaruh gaya hidup yang bebas.

  2. Pertengkaran Orangtua
    Pertengkaran kedua Orangtua juga dapat menyebabkan Anak menjadi tempramental dan memiliki jiwa yang keras. Mengapa? karena di dalam rumah hanya dipenuhi dengan keributan dan amarah, ketenangan tidak pernah ada. Ingatan Seorang Anak begitu kuat. Apa yang dilihat dari pertengkaran kedua Orangtuanya,bisa saja kelak Anak akan melakukan hal yang serupa. Orangtua harus memberi contoh yang baik kepada Anak-Anaknya. Rumah itu ibaratkan Surga di dunia. Namun jika keadaan rumah penuh dengan keributan dan jauh dari ketenangan, malah sebalik nya rumah tersebut menjadi Neraka di dunia. Buatlah ketenangan di dalam rumah. Agar Anak menjadi betah berada di dalam nya. Terkadang para orang tua tidak menyadari akan kesalahannya. Menyalahkan Anaknya karena bandal dan tidak bisa diatur. Padahal perilaku Anak adalah cerminan dari kedua Orangtuanya.

  3. Kurangnya Ilmu Agama
    Para Orangtua harus memberikan pembekalan Ilmu Agama kepada Anak-Anaknya. Karena bekal Ilmu Agama dapat mengkokohkan Keimanan. Dan Iman itu adalah pondasi. Jika tidak ada pondasi dalam diri. Maka akan mudah goyah ketika terkena terpaan hidup. Jika Iman sudah melekat dalam diri, niscaya kita akan terhindar dari perbuatan tercela. Iman itu sebagai bentengnya,agar tidak terjerumus ke lubang maksiat. Jadi Ilmu Agama itu penting, karena dapat menjaga diri.

Perilaku Anak adalah cerminan dari Orangtuanya. Seperti kata pepatah ‘Buah Tidak Jatuh Jauh dari Pohonnya’. Karakter dan kepribadian Seorang Anak bergantung pada Orangtua dan lingkungan sekitarnya. Orangtua harus menjadi contoh yang baik dalam membentuk karakter Sang Anak.

Terutama Seorang Ibu yang mempunyai peran penting dalam mendidik generasi. Tugas Seorang Ibu tidak hanya melahirkan lalu lepas tanggung jawab. Namun Seorang Ibu harus mendidik Anak-Anaknya sampai tumbuh dewasa, dan mampu membina kehidupannya sendiri. Seorang Ibu tidak hanya bermodalkan cantik, akan tetapi harus pintar. Modal cantik saja tidak akan bisa membuat Anak menjadi pintar. Maka dari itu, penting nya Wanita untuk menuntut ilmu. Sebab ilmu yang didapat tidak akan pernah sia-sia.

Dalam kitab Ar Raudhul Unuf disebutkan bahwa persusuan itu seperti hubungan darah (nasab), ia dapat mempengaruhi watak seseorang. Kemudian penulisnya menyitir sebuah hadits dari ‘Aisyah radhiallahu’anha secara marfu’:

“Janganlah kalian menyusukan bayi kalian kepada wanita bodoh, karena air susu akan mewariskan sifat sang ibu”

Jadi membentuk keperibadian Seorang Anak agar menjadi pribadi yang Berakhlakul Karimah harus dimulai dari diri Orangtua dulu. Ciptakanlah kondisi rumah senyaman mungkin, agar Anak tidak mencari kesenangan di luar rumah. Mendidik anak tanpa menggunakan kekerasan, harus lemah lembut tapi tegas bukan kasar. Ajarkan sopan santun sesuai dengan syariat islam dan mengenalkan kepadanya al-qur’an sejak lahir. Menyampaikan nasihat-nasihat kecil untuk pembekalan Anak . Menceritakan pada Anak ilmu pengetahuan agar menambah wawasannya

Setiap Orangtua pastinya mendambakan Anak yang Sholih dan Sholiha. Namun Anak Sholih dan Sholiha itu tidak akan pernah ada tanpa adanya didikan dari kedua Orangtuanya. Maka dari itu para Orangtua harus mendidik Anaknya dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat islam, agar nantinya dapat menghasilkan generasi yang Berakhakul Karimah.

Wauallahu a’lam bishowab