Penyuluhan pada Era Pandemi, Apakah Masih Efektif?

penyuluhan

Penyuluhan pada ranah pertanian merupakan hal yang umum dilakukan, terutama untuk bisa memberikan edukasi dengan harapan bisa meningkatkan hasil panen petani. Penyuluhan pada konteks pertanian merupakan kegiatan untuk bisa memberikan perubahan perilaku pada suatu khalayak (petani) agar mereka tahu dan mampu meningkatkan jumlah produksi, sehingga menambah pendapatan dan memperbaiki kesejahteraannya. Penyuluhan cukup penting bagi petani karena secara garis besar dapat meningkatkan taraf ekonomi petani tersebut. Namun, adanya pandemi sekarang ini tentunya memberikan hambatan pada proses penyampaian informasi kepada petani, seperti adanya social distancing, PSBB, PPKM, dan lain sebagainya. Sehingga dikhawatirkan informasi penyuluhan kurang tersampaikan secara maksimal.

Seperti yang kita tahu, sebagian besar petani di Indonesia didominasi oleh golongan orang tua yang kurang melek teknologi dan harus diberikan pembuktian nyata terlebih dahulu baru mereka percaya dan menerapkan hasil penyuluhan yang diberikan. Bagaimana menurutmu? Apakah para penyuluh harus menunggu pandemi ini berakhir? Atau ada inovasi dari Youdics agar penyuluhan dapat tetap efektif di era pandemi ini?

Sumber

Subejo. 2010. Penyuluhan Pertanian Terjemahan Dari Agriculture. Extension (edisi 2). Jakarta.
Sumber gambar: Era 4.0, Penyuluh Pertanian Wajib Tingkatkan Kemampuan IT | Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur

Meskipun saat ini kita sedang mengalami pandemi, penyuluhan pertanian masih merupakan hal yang sangat penting. Menurut aku kegiatan penyuluhan saat ini masih bisa berjalan, tidak harus menunggu pandemi selesai untuk memulainya. Sebenarnya kegiatan penyuluhan bisa dilakukan secara tatap muka langsung dengan petani, dengan syarat bahwa semua pihak yang mengikuti kegiatan tersebut harus memenuhi protokol kesehatan yang ketat. Namun, karena saat ini kondisi belum kunjung membaik, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sepertinya memang menjadi pilihan yang harus diambil.

Salah satu contohnya adalah kegiatan penyuluhan di Kecamatan Lawongan Barat, Kabupaten Minahasa. Selama masa pandemi ini, penyuluh tetap melakukan kegiatan penyuluhan pertanian. Awalnya, kegiatan yang dilakukan adalah kunjungan langsung kepada petani. Namun, terjadi perubahan kegiatan penyuluhan selama masa pandemi ini, dimana kegiatan penyuluhan masal dikurangi, frekuensi kunjungan kepada petani dibatasi dan penyebaran materi di perkecil. Penyuluh akhirnya juga melakukan penyuluhan menggunakan telefon (WhatsApp atau Zoom) untuk metode pembinaan. Jika dilihat dari hasil kinerjanya, penyuluh pertanian di Kecamatan Langowan Barat telah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Oleh karena itu, pandemi menurut aku bukan merupakan halangan untuk melakukan penyuluhan pertanian. Walaupun masih banyak kendala yang akan dihadapi, tapi kegiatan ini akan tetap efektif jika semua pihak dapat bekerjasama dengan baik.

Referensi

Suwuh, Y. D., Rori, Y. P., & Loho, A. E. (2021). Kinerja Penyuluh Pertanian di Masa Pandemi Covid-19 di Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa (Performance of Agricultural Extension Workers During The Covid-19 Pandemic in West Langowan Sub District Minahasa Regency). Journal of Agribusiness and Rural Development (Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Pedesaan) , 3 (2), 220-234.

Menurutku masih, pandemi Covid-19 telah memaksa seluruh komponen masyarakat untuk adaptif terhadap segala bentuk perubahan yang ada, termasuk penggunaan teknologi. Wabah Covid-19 tidak menghalangi penyuluh mendampingi dan membimbing petani di wilayah binaannya. Alternatif lain agar kegiatan penyuluhan tetap terlaksana adalah dengan mengurangi frekuesi kunjungan dengan tetap memperhatkan protokol kesehtaan, kemudian bisa mengganti metode offline dengan menggunakan aplikasi WhatsApp group, atau telepon, layanan pesan pendek/Short Message Service (SMS), maupun media sosial lain. Selain itu, apabila terpaksa dilakukan kunjungan secara tatap muka, penyuluhan bisa dilakukan melalui perorangan atau perwakilan dari kelompok tani. Hal yang sama juga terjadi di negara lain, seperti Kenya dan India yang melakukan kegiatan penyuluhan pada masa pandemi dengan memanfaatkan media sosial WhatsApp pada Program Kenya Cereal Enhancement Programme Climate Resilient Agricultural Livelihoods Window (KCEP-CRAL). Koordinasi kegiatan proyek dan layanan penyuluhan terbaru termasuk pedoman pertanian dan dukungan berbasis kebutuhan petani menggunakan grup WhatsApp.

Menurut Wibowo et al. (2015) pemanfaatan perangkat teknologi informasi dapat digunakan sebagai media untuk kegiatan penyuluhan pertanian dengan didukung oleh komunikasi personal. Tentunya, untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan agar dapat melaksanakan penyuluhan pertanian yang efektif dan efisien diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Pengenalan aplikasi media sosial dan web menjadi suatu keharusan sebagai media baru yang harus digunakan penyuluh pertanian, petani, lembaga pertanian dan lembaga non-pemerintah untuk menyebarluaskan dan bertukar informasi pertanian.

Referensi

Wibowo, Haris T, Djuara PL, Resfa F. 2015. Layanan Pesan Pendek untuk Pembangunan Pertanian di Kabupaten Karawang. Jurnal Komunikasi Pembangunan. Vol. 13. No. 2:72-84.