Penyakit apa saja yang disebabkan oleh rokok?

Merokok

Merokok biasanya diawali karena gaya hidup, dimana terpengaruh oleh pergaulan. Pada akhirnya, rokok sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian besar masyarakat karena adanya faktor kecanduan.

Merokok merupakan faktor risiko yang sangat kuat untuk terjadinya Penyakit Jantung Koroner (PJK). Di USA lebih dari 62.000 orang meninggal karena penyakit jantung yang disebabkan karena mereka adalah perokok pasif. Merokok dapat meningkatkan risiko 2x lipat terkena risiko stroke, Penyakit Jantung Koroner, dan impoten, risiko 3x lipat meninggal karena Penyakit Jantung Koroner yang tidak terdiagnosis, lebih dari 3x lipat meningkatkan risiko terkena penyakit pembuluh darah perifer (PDP), 4x lipat meningkatkan risiko terkena aortic aneurism.

Hasil penelitian Framingham menyimpulkan bahwa risiko kematian kardiovaskuler menurun sekitar 24% hanya dengan menghentikan kebiasaan merokok di daerah itu (Depkes RI, 2007). Angka morbiditas dan mortalitas akibat Penyakit Jantung Koroner pada perokok jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bukan perokok. Hasil studi Framingham yang menyatakan bahwa kematian mendadak 10x lebih banyak pada pria perokok dibandingkan dengan pria bukan perokok. Dan empat setengah kali lebih banyak pada wanita perokok dibandingkan dengan wanita bukan perokok (Baraas, 1996). Menurut Siswantoro (1992) dalam Hariri (1997), klasifikasi perokok berdasarkan jumlah batang rokok yang dihisap yaitu:

  1. Perokok ringan, jika merokok 1 – 10 batang rokok per hari

  2. Perokok sedang, jika merokok 11 – 20 batang rokok per hari

  3. Perokok berat, jika lebih dari 20 batang rokok per hari

Merokok berhubungan dengan rendahnya kadar kolesterol HDL dalam darah sehingga dapat meningkatkan risiko terkena Penyakit Jantung Koroner. Berdasarkan beberapa hasil penelitian diketahui bahwa merokok menigkatkan risiko terkena Penyakit Jantung Koroner dan penyakit kardiovaskular lain, disebabkan oleh:

  • Nikotin dalam rokok menyebabkan mobilisasi katekolamin yang dapat menambahkan reaksi trombosit dan menyebabkan kerusakan pada dinding arteri, sedangkan glikoprotein tembakau dapat menimbulkan reaksi hipersensitif dinding arteri. Nikotin memacu pengeluaran zat-zat seperti adrenalin. Zat ini merangsang denyut jantung dan tekanan darah. Nikotin meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung dengan variasi mekanisme sebagai berikut :

    1. Merangsang untuk melepaskan norepineprin melalui saraf adrenergi dan meningkatkan catecholamine yang dikeluarkan oleh adrenal.

    2. Merangsang demoreseptor di arteri carotis dan aorta bodies dalam meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.

    3. Secara langsung otot jantung mempunyai efek indropik positif dan efek chronotropik.

  • Asap rokok mengandung karbonmonoksida (CO) yang mempunyai kemampuan lebih kuat daripada sel darah merah untuk mengikat oksigen, sehingga menurunkan kapasitas sel darah merah untuk membawa oksigen ke jaringan termasuk jantung sehingga dapat menyebabkan hipoksia jaringan arteri (Kusmana et, al., 2007).

  • Merokok dapat menyembunyikan angina yaitu sakit di dada yang dapat memberi sinyal adanya sakit jantung (Depkes RI, 2007).

Merokok juga berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbonmonoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri, mengakibatkan proses aterosklerosis dan tekanan darah tinggi. Pada studi autopsi, dibuktikan kaitan erat antara kebiasaan merokok dengan adanya aterosklerosis pada seluruh pembuluh darah. Merokok pada penderita tekanan darah tinggi semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah arteri.