Peningkatan Softskill Komunikasi pada Remaja Berbasis IoT dalam Menghadapi Bonus Demografi 2030

Komunikasi merupakan bagian yang sangat penting dari kehidupan manusia. Menurut Suhendi ( 2001 : 69 ), komunikasi berarti memiliki tafsiran terhadap perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak – gerik badan , atau sikap dan perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut . Pada hakekatnya , manusia merupakan makhluk sosial dimana manusia diciptakan untuk saling tolong – menolong . Oleh karena itu, manusia harus bisa berkomunikasi efektif dalam kehidupan bermasyarakat agar bisa memiliki relasi yang baik. Namun faktanya, masih banyak orang yang sulit untuk mengkomunikasikan perasaan secara efektif seperti dialami oleh para remaja . Padahal , pada tahun 2030, Indonesia akan menghadapi bonus demografi . Menurut KBBI , bonus demografi merupakan istilah dalam kependudukan yang menggambarkan jumlah usia produktif ( 25 – 64 tahun ) lebih besar dibandingkan dengan usia tidak produktif .
Bonus demografi dapat menjadi keuntungan bagi negara Indonesia khusunya dalam segi pembangunan apabila dapat dikelola secara maksimal karena potensi rasio beban ketergantungan penduduk akan berkurang. Namun , bonus demografi juga memiliki dampak negatif salah satunya apabila negara tersebut tidak mempersiapkan diri dengan baik dalam mempersiapkan bonus demografi tersebut , maka jumlah penggangguran yang tidak terkendali akibat tidak memenuhi standar pekerjaan . Untuk itu , para remaja Indonesia diharuskan untuk mempersiapkan softskill yang menjadi acuan utama dalam menghadapi bonus demografi. Menurut Ir. Rusman Efendi , Plt Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Bengkulu , softskill yang berkaitan dengan kecerdasan emosional , sifat kepribadian , keterampilan sosial , komunikasi , berbahasa , keramahan dan optimisme merupakan kemampuan yang dibutuhkan dalam menghadapi bonus demografi. Untuk meningkatkan softskill komunikasi pada remaja , salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pembelajaran komunikasi yang berbasis IoT.
Menurut Aston (2009 ) , Internet of Things merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus menerus . Peningkatan softskill komunikasi pada remaja berbasis IoT ini menggunakan konsep device to device communication model dimana dua maupun lebih perangkat berupa gadget yang tersambung serta terus berkomunikasi antar satu dan yang lain dengan menggunakan aplikasi . Penggunaan metode ini disebabkan oleh pengguna internet di Indonesia mencapai 82 juta orang dimana 80 persen dari jumlah tersebut merupakan remaja berusia 15 – 19 tahun . Dengan hal tersebut , Indonesia merupakan peringkat 8 pengguna internet terbesar di dunia . Metode pembelajaran yang dapat digunakan pada aplikasi berupa permainan , diskusi teman sebaya , maupun bimbingan konseling terhadap tutor yang berpengalaman . Pemilihan metode permainan sendiri merupakan salah satu metode efektif dalam mengembangkan keterampilan sosial karena suasana yang diciptakan asyik dan menyenangkan. Penggunaan teknik permainan memungkinkan dapat memfasilitasi perkembangan siswa sesuai potensi dakam melakukan komunikasi . Selain metode permainan , metode diskusi dengan teman sebaya juga diyakini dapat meningkatkan skill komunikasi pada remaja . Dengan adanya diskusi terhadap teman sebaya , remaja dapat meningkatkan kemampuan komunikasi intrapersonal yang dimiliknya . Selain itu , diskusi dengan teman sebaya dapat melatih mental untuk dapat mengenal dunia luar sehingga membantu remaja memahami serta beradaptasi terhadap kejadian , objek maupun orang lain di sekitar lingkungan . Diskusi terhadap teman sebaya juga dapat menciptakan dan memelihara hubungan sehingga mereka mampu serta berani dalam mengungkapkan pendapat maupun masalah yang sedang dihadapi dalam skala kecil dan dengan frekuensi diskusi yang seiring waktu ditingkatkan, dapat membantu remaja semakin percaya diri mengungkapkan pendapat dalam rasio skala yang besar . Terakhir , metode bimbingan konseling dipilih pada pengembangan komunikasi pada remaja karena dengan adanya seorang yang lebih tua dan berpengalaman, diyakini mampu menjadi pendengar yang baik apabila remaja malu untuk mengungkapkan masalah kepada orang tuanya .
Remaja merupakan masa penting dalam pembentukan softskill , dimana diperlukan sinergi dari segala pihak untuk membantu pembentukan softskill tersebut mengingat softskill merupakan fondasi bagi seluruh remaja untuk menghadapi ancaman maupun kemajuan di masa mendatang termasuk menghadapi bonus demografi 2030 . Oleh karena itu , diharuskan dalam waktu 10 tahun ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki oleh Indonesia terutama para remaja agar lebih berkualitas terutama dalam softskill sehingga bonus demografi pada 2030 dapat berjalan dengan sukses mengingat bonus demografi tidak datang dua kali . Penggunaan aplikasi berbasis IoT dalam mengembangkan softskill komunikasi pada remaja merupakan salah satu gagasan yang dapat digunakan mengingat internet memiliki peranan penting dalam kehidupan remaja .

DAFTAR PUSTAKA
Baharsyah, Afrizal N . 2019. Pengertian Internet of Things ( IoT). www.jagoanhosting.com/blog/pengertian-internet-of-things-iot/. ( Diakses pada tanggal 17 Juli 2020).
Anonim.2019. Pengertian Bonus Demografi dan Dampaknya . https.www.padamu.net/2019/11/pengertian-bonus-demografi-.( Diakses pada tanggal 17 Juli 2020 )
Anonim.2014. Pengguna Internet Indonesia Nomor Enam Dunia. https//www.kominfo. go.id/content/detail/4286/. ( Diakses pada tanggal 17 Juli 2020 ).

2 Likes