Pengolahan Limbah Alumunium Melalui Proses Peleburan Logam

Aluminium banyak digunakan sebagai peralatan dapur, bahan konstruksi bangunan dan ribuan aplikasi lainnya dimana logam yang mudah dibuat dan kuat. Walau konduktivitas listriknya hanya 60% dari tembaga, tetapi Aluminium bisa digunakan sebagai bahan transmisi karena ringan. Aluminium murni sangat lunak dan tidak kuat, tetapi dapat dicampur dengan Tembaga, Magnesium, Silikon, Mangan, dan unsur-unsur lainnya untuk membentuk sifat- sifat yang menguntungkan. Namun demikian, masalah lain yang ditimbulkan dari pengembangan industri alumunium tersebut terjadi pada tingkat industri rumah tangga. Penggunaan Aluminium yang sangat luas akan mengakibatkan timbulnya limbah yang dampaknya akan sangat berbahaya untuk lingkungan. Selain itu, bahan dasar untuk membuat Aluminium (alumina) sangat terbatas dan pengolahannya memerlukan dana yang cukup besar. Sehingga perlu dilakukan daur ulang (recycle) dari limbah Aluminium untuk digunakan sebagai material teknik. Salah satu cara daur ulang tersebut adalah dengan melakukan pengecoran kembali alumunium sisa produksi menjadi bahan baku (raw material). Pengecoran merupakan suatu proses manufaktur yang digunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan parts dengan bentuk yang mendekati bentuk geometri produk jadi.

Aluminium adalah salah satu jenis material yang banyak ditemui dan didapat disekitar kita seperti kaleng omponen mobil, pesawat, kereta api, perabot rumah tangga. Aluminium yang sudah terbuang atau tidak terpakai berpoteni untuk dimanfaatkan kembali, sehingga beberapa pihak mencoba melakukan berbagai percobaan untuk mencari solusi memanfaatkan limbah dari aluminium. Seperti diketahui terdapat jenis-jenis limbah organik dan non organik, limbah aluminium termasuk jenis limbah non organik yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya dalam penyelamatan lingkungan dari limbah ototmotif (Cui et al., 2010). Mendaur ulang aluminium bekas merupakan usaha yang cukup menjanjikan dan energy yang diperlukan hanya sebesar 5%-10% dari energy yang diperlukan untuk menghasilkan paduan aluminium dari alam. Mengingat modal usaha yang bisa dikatakan tidak terlalu besar, tetapi sanggup melakukan inovasi-inovasi kreatif khususnya pengecoran di bidang otomotif. Limbah aluminium ini bisa dimanfaatkan untuk membuat komponen utama dan juga aksesoris pada sepeda motor.

Penggunaan material logam semakin meningkat dengan berkembangnya teknologi. Akibatnya banyak logam yang digunakan dalam aktivitas manusia dan akhirnya menjadi limbah. Salah satu limbah logam yang paling banyak ditemui adalah logam alumunium. Logam alumunium dapat dilakukan daur ulang dengan cara peleburan logam sehingga dapat meningkatkan nilai jual dari limbah alumunium. Pengelolaan kembali limbah logam alumunium dilakukan oleh industri skala kecil dengan cara peleburan logam. Peleburan logam untuk paduan alumunium, paduan tembaga, paduan timah hitam dan paduan ringan lainnya dengan menggunakan tungku peleburan jenis crusible.

Penuangan paduan aluminium harus dilakukan pada temperature yang tepat. Jika temperatur tuang lebih rendah kemungkinan besar terjadi solidifikasi di dalam gating system dan rongga cetakan tidak terisi penuh. Jika temperatur tuang terlalu tinggi pasir yang terdapat pada dinding gating system dan rongga cetakan mudah lepas sewaktu bersentuhan dengan logam cair dan permukaan menjadi kasar. Terjadi reaksi yang cepat antara logam tuang dengan zat padat, cair, dan gas didalam rongga cetakan (Grill, 1982). Pada proses penuangan logam cair kedalam rongga cetakan yang dilakukan selama ini tidak dilakukan proses pengukuran temperatur penuangan secara tepat namun hanya dilakukan berdasarkan pengalaman saja.

Referensi :
Dantes dan Gunawan. 2019. Pelatihan Pengolahan Limbah Alumnium Melalui Proses Pengenceran Logam. Jurnal FTK Unidhiska. Vol 12 :1224-1226

Alumunium adalah logam ringan dan lentur yang merupakan penghantar listrik yang baik dan juga tahan karat. Sesudah besi, jenis logam inilah yang paling banyak digunakan oleh manusia.

1 Like