Penemuan Fenomenal itu dari Indonesia! (Trompet Ngomong)

Jika penemuan fenomenal biasanya dianalogikan dengan negara maju, orang-orang berpendidikan tinggi, dan membutuhkan biaya yang sangat mahal. Pada tulisan ini, analogi-analogi tersebut tidaklah diterima dan salah besar. Penemuan fenomenal dapat berasal dari negara berkembang (Indonesia) bahkan dikabarkan akan bangkrut (link), tidak berpendidikan tinggi (petani dan pedagang keliling), dan memutuhkan biaya yang sangat murah (bahan dasar sangat mudah ditemui disekitar yakni plastik dan dijual dengan harga Rp. 5000). Dan yang paling penting penemuan ini sangatlah sederhana, tetapi impact–nya luar biasa besar, penemuan tersebut adalah Trompet Ngomong.

Trompet ngomong ini dapat mereplika bunyi vokal (a, i, u, e, o) bahkan suara abjad dari a sampai z dengan berbagai variasi. Sehingga terdapat unsur unsur pembentuk suara yang memungkinkan pemain instrumen ini dapat memainkan gaya-gaya yang ingin diinginkannya. Seperti ekspresi-ekspresi yang biasa digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sehingga terdapat indikasi bahwa alat tersebut fleksibel untuk dimainkan, bahkan Mat Husen mengatakan bahwa apapun yang ingin dikatakan bisa langsung diterapkan melalui media trompet ngomong ini. Berikut adalah prinsip kerja instrumen trompet ngomong dalam menghasilkan tiruan bunyi huruf vokal a, i, u, e, o.

Instrumen trompet ngomong terdiri dari botol, peluit, dan permainan posisi tangan. Pada dasarnya, botol air mineral berukuran 1,5 liter mempunyai prinsip kerja yang sama dengan fungsi paru-paru yaitu menampung dan menekan udara. Kemudian peluit yang dipasang pada mulut botol mampu menggantikan fungsi pita suara sebagai sumber bunyi utama. Pada tahap ini, suara yang telah dihasilkan akan dikirim dan disempurnakan oleh posisi tangan dengan berbagai variasi hingga membentuk kata-kata. Proses pembentukan kata yang dilakukan oleh tangan pada instrumen trompet ngomong merupakan tiruan dari fungsi organ tubuh seperti bibir dan lidah. Dengan demikian, melalui proses yang memiliki kesamaan dalam prinsip kerjanya, instrument trompet ngomong juga dapat menghasilkan suara yang diatur sehingga mampu menghasilkan tiruan suara manusia. Dengan dasar suara a-i-u-e-o, pembentukan kata-kata menjadi lebih jelas. Penggunaan terompet secara manual ini juga dapat menghasilkan suara dalam berbagai variasi seperti pembentukan kata-kata yang dimainkan sesuai dengan ritme musik. Hasilnya, suara yang diproduksi akan terdengar seperti bernyanyi.

Contohnya pada pengucapan kata “bapak”, software ataupun aplikasi lainnya akan kesulitan dalam mengatur intonasi karena telah terprogram (melalui sample-sample). Intonasi sangat diperlukan untuk mengetahui apakah kata tersebut merupakan sebuah pernyataan, panggilan ataupun pertanyaan. Analisis berikut membuktikan bahwa intonasi yang dibangun oleh instrumen trompet ngomong, mempunyai sifat fleksibilitas dimana pengguna dapat mengatur intonasinya. Pengucapan kata “bapak” untuk sebuah panggilan akan terdengar seperti intonasi panggilan pada umunya, yaitu dengan memanjangkan suku kata “pak”. Namun hal ini tidak terdapat pada pada software
alat bantu lainnya, seperti “Balabolka Text to Speech”.

Sumber :

  • LUQMANUL CHAKIM. 2015. POTENSI TROMPET NGOMONG SEBAGAI ALAT BANTU KOMUNIKASI PADA PENYANDANG TUNA WICARA. Disusun untuk Mengikuti Pemilihan Mahasiswa Berprestasi 2015. INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA