Passion; Ditemukan atau Dibentuk?

Menurut Vallerand dan Houlfort (2003) mendefinisikan passion yaitu suatu kecenderungan yang kuat terhadap aktivitas yang disukai, mereka menyadari bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang penting, sehingga mereka memberikan waktu dan tenaga yang dimiliki untuk aktivitas tersebut. Vallerand dan Houlfort juga mempercayai bahwa seseorang menjadi passionate terhadap aktivitas tertentu melalui dua proses, yaitu penilaian terhadap aktivitas dan internalisasi pada representasi aktivitas dalam aspek inti dari diri seseorang, yaitu identitas seseorang.

Pada studi penelitiannya didapat bahwa passion memiliki peranan penting dalam mempertahankan usaha seseorang untuk mencapai tingkat ahli. Misalnya, Musisi adalah orang yang melakukan serangkaian aktivitas kreatif pada bidang musik, sehingga dalam hal ini musisi dapat digolongkan menjadi salah satu pekerja industri kreatif. Peran industri kreatif ditunjukkan dengan bagaimana musisi tersebut dapat mempertahankan usahanya untuk mencapai tingkat ahli dengan passion yang dimilikinya.

Nah, menurut Youdics, sebenarnya passion itu ditemukan atau dibentuk sih? Yuk berpendapat!

Referensi

Surya, Agselle Putri Anggraini. “Dinamika Gairah (Passion) pada Pekerja Industri Kreatif PT. Prime di Surabaya”. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Vol. 02. No. 1, April 2013, h 4-5

1 Like

Banyak sekali dari kita yang pernah mendengar kalimat seperti : " Temukan Passionmu!", “Gali passion dalam dirimu!”, “Lakukan apa yang menjadi passionmu!” Namun, apakah kalimat ini benar bisa diterapkan? Dan bagaimana caranya?

Hal yang membuat kita tidak paham adalah bagaimana caranya kita bisa tahu mana passion kita tersebut. Apakah passion itu ditemukan ataud dibentuk? Nah menurut aku, passion itu memang bukan dicari atau ditemukan, tapi dibentuk, dibangun dan dikembangkan .

Bagaimana caranya? Kita terus berusaha untuk mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan tidak berhenti sampai kapanpun. Kita harus mau belajar sungguh-sungguh terhadap bidang yang kita pilih. Semakin kita menekuni bidang tersebut, kita pun secara otomatis akan memiliki passion. Jadi, jika kalian seseorang yang belum menemukan passion, caranya mudah saja, cukup tekuni terus apa yang kamu anggap menarik.

Menurutku passion itu dibentuk dan dikembangkan oleh diri kita sendiri dengan dorongan utama dari lingkungan sekitar kita. Namun, pembentukan dan pengembangan passion tersebut bisa secara disengaja atau tidak disengaja. Pembentukan passion secara disengaja adalah seperti seorang pembalap atau sebuah atlet yang menurunkan kemampuan mereka dengan melatih anak-anaknya sejak masih kecil sehingga telah membentuk suatu passion bidang tersebut secara sengaja. Sedangkan pembentukan passion secara tidak sengaja biasanya dipengaruhi secara jelas oleh lingkungan sekitar mereka seperti seseorang dengan circle pertemanan yang menggemari band dari Korea Selatan akan berpeluang besar dapat membentuk passion dia secara tidak sengaja.

Menurut O’Keefe et. al. dalam Mustafah (2018), penelitian yang berjudul ‘Implicit Theories of Interest: Finding Your Passion or Developing It?’ dalam jurnal Psychological Science tahun 2018 menyatakan bahwa passion bukan ditemukan namun dikembangkan. Eksperimen tersebut meneliti 470 mahasiswa sebanyak lima eksperimen. Eksperimen tersebut menunjukkan orang-orang bisa kehilangan ketertarikan menekuni passion ketika menemui kesulitan dalam menjalaninya. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa seseorang perlu konsisten mengembangkan passion sesulit apapun kondisinya agar tidak kehilangan passion tersebut.

Jadi kesimpulannya adalah passion itu bukan soal menemukannya, namun soal bagaimana kita membentuk dan mengembangkannya. Karena jika kita hanya menemukan dan tidak membentuk maupun mengembangkannya, kita dapat berisiko kehilangan passion tersebut karena dasar atau pondasi yang kurang kuat di diri kita. Lebih lanjut lagi, menekuni passion secara serius bahkan profesional dapat berpeluang besar menguntungkan kita di dunia kerja.

Sumber

Mustafah, A. (2018, 1 Oktober). Riset: Passion Enggak Ditemukan, Tapi Dikembangkan. Diakses pada 30 Agustus 2021, dari https://litbang.kemendagri.go.id/website/riset-passion-enggak-ditemukan-tapi-dikembangkan/.

Menurutku, passion harus dibedakan dengan bakat. Menurutku bakat adalah suatu hal yang kamu kuasai secara natural atau sejak lahir tanpa dilatih. Sementara itu, Vallerand dkk. (2003) mendefinisikan passion sebagai kecenderungan kuat terhadap aktivitas yang mendefinisikan diri sendiri yang ia sukai (atau bahkan cintai), dianggap penting, dan yang mana seseorang menginvestasikan waktu dan energi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi begitu menentukan dirinya sendiri sehingga mewakili ciri-ciri utama dari identitas seseorang. Dalam definisi pun dapat kita tarik bahwa passion itu dibentuk, bukan naluriah. Passion dengan banyak waktu, tenaga dan bahkan uang yang nantinya passion tersebut akan lekat dengan identitasnya.

Referensi

Vallerand, R. J., Blanchard, C. M., Mageau, G. A., Koestner, R., Ratelle, C. F., Le´onard, M. et al. (2003). Les passions de l’aˆme: On obsessive and harmonious passion. Journal of Personality and Social Psychology, 85, 756–767

Menurutku, passion itu dibentuk, kalopun dicari aku rasa kita ngga akan pernah ‘menemukan’ apa yang kita cari itu, yang notabene masih abu-abu.
Passion adalah sesuatu yang dipupuk dan ditanam dalam diri tiap manusia. Sehingga, passion itu tidak dicari, namun dibentuk. Cara membentuknya adalah kita terus berusaha untuk mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan tidak berhenti sampai kapanpun. Dalam pandangan yang lebih luas, sebenarnya passion sendiri adalah sebuah bagian dari purpose atau tujuan hidup seorang manusia. Passion ini adalah ego yang kita bisa bentuk dan kontrol.

Sering kita mendengar (atau bahkan monolog diri kita sendiri) “salah jurusan karena bukan passionku”, sebenarnya bukan karena bukan passion, tapi persoalannya ya karena kita ngga mengembangkan dan mengeksplor lebih jauh kemampuan kita. Dan ketika kita sudah berada di level ‘memiliki passion’ bukan berarti kita selalu merasa senang dan tidak pernah merasa bosan. Sekilas, bekerja berdasarkan passion memang terlihat menyenangkan, namun seiring berjalannya waktu kitapun akan merasa bosan dengan hal yang kita lakukan. Lantas, apa yang harus dikerjakan? Caranya ya kita harus mempelajari bidang tidak hanya pada cakupan itu-itu saja.

Selama ini kita beranggapan bahwa passion merupakan ‘bawaan dari lahir’, sehingga kita berpikir bahwa selamanya kita akan memiliki passion tersebut. Padahal tidak demikian, menurutku passion tuh bisa kapan aja ilang kalo kita ngga mengasahnya, passion tuh bisa ilang kalo kita ngga mempelajarinya lebih jauh. Begitu juga dengan seniman-seniman di dunia ini, di saat mereka sudah sangat mahir dengan skillnya, merekapun memiliki karakter-karakter tersendiri dalam mencipatkan karya seninya. Contoh Pablo Picasso yang terkenal dengan aliran lukis kubisme,kemudian Basuki Abdullah dengan aliran naturalisme, dan masih banyak lagi.

Jadi kesimpulannya adalah kita harus membentuk passion, setelah mendapatkan passion tersebut (setelah mahir), kita harus berani mencoba-coba hal baru dalam bidang tersebut, lalu kitapun mulai bisa menciptakan sesuatu yang berbeda dengan passion yang telah kita miliki.

Menurut saya, passion itu dibentuk. Karena passion ada ketika kita mencoba beberapa banyak hal. Contohnya kita memiliki hobi olahraga atau menyanyi. Dari 2 hobi tersebutlah kita bisa menekuni dan membentuknya, agar semakin baik dan lebih baik lagi kedepannya. Passion akan muncul ketika dibentuk secara berkala atau secara tlaten dengan niat tekad yang tinggi.

Menurut saya passion itu dibentuk. Seperti hobi, passion ditentukan oleh peminatnya. Namun, bedanya, passion dilakukan dengan gairah atau kemauan yang lebih kuat. Saat seseorang menemukan passionnya, dia akan lebih mendalami sesuatu yang ia minati.

Menurut saya passion bisa ditemukan dan juga dibentuk, contohnya seperti ini misalkan saya menyukai menggambar dan saya disitu sadar bahwa ternyata passion saya adalah menggambar, namun permasalahannya adalah ternyata gambar yang saya buat tidak terlalu bagus, sehingga di sini ada proses yang saya lakukan demi membentuk passion saya, jadi terus belajar dan berlatih untuk membuat gambar yang lebih bagus lagi.
Jadi passion itu ada ketika kita menyadari kemampuan dan keinginan kita, dan melatihnya terus-menerus untuk menjadikan hal yang kita inginkan tersebut menjadi passion yang mumpuni dalam diri kita.

Passion merupakan istilah yang menunjukan minat atau gairah dari seseorang. Menurut temuan riset O’Keefe, Dweck, dan Walton (2018) yang berjudul ‘Implicit Theories of Interest: Finding Your Passion or Developing It?’, orang menemukan passion itu berisiko membuatnya kehilangan motivasi ketika passion tersebut makin sulit dijalani.

Ketiga peneliti itu mengibaratkan, “Mendesak orang untuk menemukan passion mereka dapat mengarahkan mereka untuk meletakkan semua telur mereka dalam satu keranjang tetapi kemudian menjatuhkan keranjang itu ketika telur itu jadi sulit untuk dibawa.”

Ibarat tersebut sama dengan cinta. Orang-orang akan melihat kencan sebagai sebuah upaya untuk menemukan cinta. Namun, ketika suatu saat ada masalah dengan kencan tersebut, orang bisa dengan mudah memutuskan hubungan.

Menurut riset ini, ada dua macam passion manusia secara teoretis, yaitu relatif tetap sejak lahir (fixed) dan berkembang (growth). Jadi kesimpulannya bahwa passion itu bisa ditemukan jika memang sudah ada sejak lahir (fixed) dan dibentuk sesuai dengan situasi dan lingkungan.

Menurut saya, passion itu dibentuk dan dibangkitkan bukan ditemukan. Passion bisa ada pada diri seseorang ketika orang tersebut telah mempelajari dan menjalani beragam aktivitas, dari ilmu pengetahuan, pengalaman, dan banyak hal lainnya dan bukan hal yang “hadir” secara tiba tiba. Dai hal hal itu, timbulah rasa kesukaan terhadap suatu hal dan itulah passion.

Menurut saya, sebelum mengetahui passion, sebagian orang akan mencoba berbagai aktivitas untuk mencari tahu hal apa yang ia senangi dan menjadi zona nyamannya.

Seseorang akan merasa nyaman melakukan suatu hobi setelah ia berkali-kali melakukan aktivitas tersebut. Jadi, menurut saya, passion yang dimiliki seseorang harus ditemukan terlebih dahulu. Passion juga dapat berubah dengan berbagai macam faktor. Ada beberapa faktor yang menyebabkan passion seseorang berubah, seperti lingkungan yang tidak mendukung. Sehingga passion yang sudah ditemukan tidak dapat terbentuk dan berkembang.

Masih sependapat dengan teman-teman yang lain, saya setuju bahwa passion itu dibentuk. Kenapa? Karena kita mengembangkan passion dengan sengaja, bukan dengan “nemu” secara utuh begitu saja. Semua orang pasti menemukan “calon passion” nya, namun pilihan untuk mengembangkannya tergantung kemauan.

Tapi tetap saja, jika seseorang tidak memiliki kesempatan atau akses terhadap suatu bidang tertentu, maka tidak mungkin dong terbentuk passion. Misal, orang yang memiliki passion bermain piano, pasti memiliki akses terhadap piano kan? Atau mungkin dulu dia pernah melihat piano dan ingin mengembangkannya (disinilah kemauan membentuk tumbuh). Orang yang tidak punya akses terhadap piano atau tidak pernah tahu apa itu piano, kecil kemungkinannya untuk memiliki passion disana.

Menurut riset, ada dua macam passion manusia secara teoretis, yaitu relatif tetap sejak lahir (fixed) dan berkembang (growth).

Pada passion yang relatif tetap, orang-orang berusaha untuk mencari passion yang membuat mereka kemudian menekuni satu hal, lalu tak mengindahkan yang lain. Adapun pada passion yang berkembang, orang-orang akan selalu membuka pintu untuk semua hal yang menarik perhatian mereka dan mereka menyadari bahwa proses trial and error adalah wajar. perlunya mengembangkan passion sesulit apapun situasinya. Menemukan passion dan berhenti mencoba hal baru membuat kamu enggak mau lepas dari zona nyaman

Referensi

https://litbang.kemendagri.go.id/website/riset-passion-enggak-ditemukan-tapi-dikembangkan/#:~:text=Riset%3A%20Passion%20Enggak%20Ditemukan%2C%20Tapi%20Dikembangkan%20–%20Badan%20Litbang

Saya cenderung beranggapan bahwa passion itu suatu hal yang perlu dibangun dan dibentuk. Passion bukan hal yang siap pakai dan bisa langsung ditemukan atau dicapai dalam waktu semalam. Bagi saya, passion dibangun dengan adanya keinginan kuat dari dalam diri kita. Apabila kita ingin serius menekuni suatu bidang, maka kita akan memfokuskan diri untuk belajar mengenai hal tersebut. Kita akan merasa passionate dan excited bila mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan apa yang menjadi passion kita. Namun di sisi lain, tidak menutup kemungkinan bagi kita untuk menemukan passion. Bisa saja dengan melakukan banyak kegiatan, kita menjadi tertarik dengan salah satunya dan memfokuskan diri untuk kegiatan itu. Atau ketika kita bertemu dengan seseorang yang lebih ahli di bidang tertentu, akhirnya kita juga ikut tertarik dan menemukan passion kita.