Pantaskah Pomosi Saya Siap Untuk RI1 Sebagai Strategi Pemasaran?

Saya Siap Untuk RI1

Beberapa hari ini heboh terkait strategi pemasaran yang dilakukan oleh Kaesang, anak bungsu Presiden Joko Widodo, untuk memasarkan usaha rotinya. Yang menjadi perdebatan adalah kata “Saya Siap Untuk RI 1” terkesan menjadi komoditas politik, dimana kata tersebut mirip dengan kampanye politik. Belum lagi kata RI 1 sudah sangat identik dengan Presiden Indonesia.

Berikut yang disampaikan Kaesang,

“Baliho di mana-mana untuk PT Roti Indonesia Satu alias RI 1 alias @letstoast.id,” tulis Kaesang pada laman Instagram pribadinya.

Hal itu juga dipertegas oleh kakaknya yang merupakan walikota solo,

“Itu kan promosi roti. Tidak ada hubungannya dengan apa-apa,” terang Gibran, Kamis (19/8/2021) Sumber : Suara.

Salah satu strategi dalam pemasaran adalah dengan membuat brand awarness, dengan brand awarness maka produk yang ditawarkan akan dikenal masyarakat dan tujuan akhirnya untuk mendapatkan pembeli. Poster yang dipasang dengan tulisan “Saya Siap untuk RI 1” merupakan salah satu strategi pemasaran yang termasuk dalam content marketing, dalam content marketing ini mereka memanfaatkan topik yang sedang trending untuk menarik perhatian masyarakat. Jika dikaitkan dengan politik, menurut saya ini terlalu berlebihan karena konten tersebut memang sedang mempromosikan usaha roti yang dimiliki Kaesang dengan memanfaatkan topik hangat yang sedang diperbincangkan oleh masyarakat banyak. Strategi ini berhasil menarik perhatian masyarakat karena kontroversi yang ditimbulkannya dan menurut saya kontroversi yang muncul ini merupakan tujuan pihak Kaesang agar masyarakat tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut tentang produk tersebut untuk menciptakan brand awarness.

Saya setuju dengan pendapat @yunikartika02 bahwa penciptaan content marketing yang menarik ditujukan untuk membuat brand awareness dan menarik perhatian masyarakat. Bentuk dari content marketing juga biasanya disesuaikan dengan tren yang terjadi di masyarakat, salah satunya seperti pemanfaatan topik RI 1 untuk memasarkan usaha roti mereka. Namun, yang perlu diketahui dalam membentuk suatu marketing daripada isi konten adalah target sasaran atau pasar yang dituju. Strategi marketing yang dilakukan oleh Kaesang menurut saya cukup berani karena mengangkat isu yang sedang naik di masyarakat, yakni kampanye politikus sebelum waktunya. Menurut saya, penggunaan content marketing yang disesuaikan dengan kebutuhan sasaran adalah yang paling tepat dibandingkan dengan menggunakan content marketing yang menimbulkan makna ganda seperti demikian. Setiap content marketing juga seharusnya lebih mengunggulkan produk/jasa yang ditawarkan karena tujuan utamanya adalah meningkatkan brand awareness Apakah penggunaan strategi ini dianggap tepat, bisa jadi iya dan bisa jadi tidak tergantung dari bagaimana auadiens menerimanya. Terlebih lagi, Kaesang adalah seorang anak presiden yang perilakunya disorot oleh masyarakat. Menggunakan strategi marketing seperti ini bisa dianggap sebagai bentuk kritik terhadap pemerintah ataupun hal lainnya. Namun, kembali lagi apabila dinilai dari Kaesang yang merupakan seorang pelaku usaha pemanfaatan isu yang ada di masyarakat sebagai strategi marketing ini sah-sah saja dilakukan.

Menurut saya promosi yang dilakukan oleh Kaesang adalah trik marketing yang tergolong unik dan menarik. Dan dengan menggunakan strategi tersebut ternyata menimbulkan berbagai macam reaksi dari masyarakat. Promosi dari produk roti ini juga sampai masuk berita dan media sosial lainnya karena dianggap seperti sedang berkampanye.

Seperti yang kita tahu bahwa strategi pemasaran adalah suatu usaha untuk memasarkan produk, baik itu berupa barang maupun jasa dengan menggunakan teknik tertentu untuk meningkatkan jumlah penjualan. Sehingga usaha yang digunakan Kaesang dengan memakai baliho mirip Pilpres ini memang merupakan ide cermelang dari sebuah strategi pemasaran. Dan berhasil membuat seluruh mata masyarakat tertuju pada baliho promosi roti tersebut.

Saya juga setuju bahwa untuk menyimpulkan bahwa promosi roti ini adalah komoditas politik atau disebut dengan kampanye politik adalah hal yang kurang tepat. Karena kita pun dalam memasarkan sebuah produk pastinya akan mencari strategi apakah yang mampu menarik perhatian masyarakat karena itulah fungsi dari strategi marketing. Justru dalam kondisi seperti inilah kita dapat menilai bahwa Kaesang sebagai pengusaha mampu menentukan strategi marketing apa yang dapat menarik perhatian masyarakat.

Tapi menurut saya kehebohan itu ditimbulkan karena promosi roti tersebut menggunakan foto dari Kaesang itu sendiri yang merupakan anak dari Presiden Indonesia. Akan berbeda jika orang yang di baliho tersebut adalah saya misalnya, pastinya tidak akan menimbulkan kehebohan diantara masyarakat. Warna dan juga kata-kata yang digunakan Kaesang juga mirip dengan baliho-baliho kampanye. Namun, bukan berarti promosi yang dilakukan ini diselubungi dengan kampanye politik. Karena strategi pemasarann sendiri berhak untuk menggunakan ide seperti apapun asalkan memang tidak melanggar norma.

Masyarakat Indonesia sudah memiliki stigma bahwa ketika mereka melihat baliho warna merah putih , dengan tulisan R1 dan didukung juga dengan foto Kaesang itu adalah kampanye politik. Tanpa melihat bahwa apa yang sedang dipegang oleh Kaesang adalah roti, dan mencari tahu tentang hal tersebut. Mengapa bisa terjadi demikian , hal itu disebabkan karena masyarakat yang malas membaca. Masyarakat Indonesia seringkali malas untuk mencari tahu faktanya terlebih dahulu tetapi lebih sering langsung menyimpulkan opini pribadi.

Sehingga menurut saya promosi yang dilakukan oleh Kaesang adalah pantas-pantas saja. Dan malah menurut saya itu adalah trik marketing yang bagus. Karena strategi marketing yang digunakan Kaesang ternyata berhasil untuk memikat perhatian masyarakat. Dia tidak perlu memiliki effort yang banyak untuk mem-viralkan produknya. Tetapi sisi baik dari kehebohan masyarakat inilah yang sebenarnya menjadikan produk roti Kaesang ini menjadi terkenal dan berkesan.