Pada bengobatan bedah resesi gusi, manakah yang lebih bagus, teknik bedah mukogingiva atau teknik bedah jaringan ikat?

resesi gusi

Resesi gingiva atau resesi gusi adalah kondisi yang ditandai dengan perpindahan margin gingiva ke arah apikal dari Cemento-enamel junction (CEJ) dan paparan permukaan akar ke lingkungan mulut. Resesi gingiva biasanya menyebabkan masalah estetika terutama apabila resesi gingiva tersebut terjadi pada gigi anterior. Resesi gingiva selain menyebabkan masalah estetik, dapat pula menyebabkan hipersensitivitas dentin, karies akar dan abrasi daerah servik serta erosi karena paparan dari permukaan akar ke lingkung. Beberapa faktor berperan dalam pengembangan resesi gingiva, yaitu gigi yang berlebih, teknik menyikat gigi yang tidak benar, penyakit periodontal destruktif, malposisi gigi, dehisensi tulang alveolar, tarikan frenum dan trauma oklusal. Faktor penyebab lain adalah faktor iatrogenik yaitu ortodontik atau prostetik ( Nicolaos., 2011).

Berbagai teknik perawatan resesi gingiva dapat dikelompokkan menjadi pedicle flap dan free soft tissue grafts . Coronally advanced flap (CAF) merupakan pedicle flap yang diposisikan sebelah koronal dari posisi semula, dapat full thickness flap maupun partial thickness flap yang diindikasikan untuk perawatan resesi gingiva yang multiple . Tetapi dari teknik perawatan resesi tersebut belum diperoleh jaringan ikat yang cukup untuk menutupi resesi gingiva dan terjadi pembentukan long junctional epithelial (Wolf dkk., 2005; Avinash dan Selvan, 2014). Yilmaz dkk., (2011) menyatakan bahwa terapi periodontal konvensional baik prosedur bedah maupun non bedah, biasanya menghasilkan penyembuhan karena proses repair dan bukan proses regenerasi. Hal ini terbukti dengan pemeriksaan histologis, yakni ditemukannya long junctional epithelium di antara tulang alveolar dengan permukaan gigi yang di rawat.

Pada bengobatan bedah resesi gusi, manakah yang lebih bagus, teknik bedah mukogingiva atau teknik bedah jaringan ikat?