“Ngerangkau” Budaya Tonyoi Benuaq


Tari Ngerangkau adalah tarian yang khusus dilaksanakan pada upacara adat kematian kwangkay. Tarian ini sudah ada sejak dahulu dalam masyarakat suku Dayak Benua dan Tunjung. Dalam pelaksanaan upacara adat Kwangkay, tarian Ngerangkau ini dapat dibedakan dalam 3 bagian dengan melihat waktu dan tempat, yaitu :

Tari Ngerangkau bini (wanita) yaitu tarian yang khusus ditarikan oleh wanita dari keluarga yang sudah meninggal. Tarian ini dilakukan pada malam hari sewaktu diadakan pesta dirumah kediaman atau di tempat peti jenazah disemayamkan.
Tari Ngerangkau laki, yang ditarikan oleh pria atau sesepuh desa yang telah ditunjung oleh Sentangis atau Pawang. Mereka menari pada malam hari.
Tari Ngerangkau bersama, ditarikan oleh keluarga yang meninggal baik pria maupun wanita serta semua undangan yang hadir. Mereka menari saat membawa tulang tengkorak yang sudah dimasukkan ke dalam peti selimat (peti tengkorak). Tempat menari biasanya dilakukan di halaman rumah atau di pekarangan yang luas.
Hampir semua daerah kampung baik Tunjung maupun Benuaq masih melaksanakan ritual tersebut, budaya atau tradisi seperti itu jika tidak terus dilestarikan maka akan hilang tergerus jaman yang tentunya semakin mengikuti arus moderenisasi, peran pemerintah, masyarakat terlebih kepada kaum muda agar terus melestarikan tradisi budaya seperti ini, “anak-anak muda jangan malu melestarikan tradisi sendiri, malu kalau tradisi kita hilang dan dan malah dilestarikan orang luar” ujar kepala adat kampung Ongko Asa, Rahayu .