Nabi Ayub Belum Kenyang Dengan Ujiannya

Taman Surga

Antara hamba dan Allah hanya terpisah oleh dua selubung, yaitu kesehatan dan harta. Adapun selubung-selubung yang lain tampak dari kedua selubung itu. Orang yang sehat akan bertanya: “Di mana Allah? Aku tidak mengetahui-Nya, aku tidak melihat- Nya.” Namun ketika sakit, ia akan berkata: “Ya Allah, ya Allah.” Ia mengadu dan menyebut nama-Nya. Oleh karena itu, kamu bisa melihat bahwa kesehatan adalah selubung baginya dengan Allah, sementara Allah berada di balik sakit itu.

Selama manusia memiliki harta dan hasrat, ia akan terus memotivasi diri untuk meraih semua yang diinginkannya. Ia akan disibukkan dengan pekerjaannya siang dan malam. Ketika kerugiaan datang, jiwa mereka melemah dan mereka berpaling ke sisi Allah.

Mabuk dan tangan yang kosong membawa-Mu padaku,
Aku adalah hamba bagi kemabukan dan kekosongan tangan-Mu.

Allah menganugerahkan kepada Fir’aun usia empat ratus tahun, kerajaan, kekuasaan dan kebahagiaan. Semua itu adalah selubung yang menjauhkan Fir’aun dari sisi Allah. Allah tidak memberikan kesempatan kepada Fir’aun untuk merasakan kesengsaraan dan sakit, sehingga membuatnya tak sedetik pun mengingat Allah. Dia berfirman:

“Teruslah sibuk dengan hasratmu dan jangan pernah mengingat-Ku. Selamat malam!”

Nabi Sulaiman sudah kenyang dengan kerajaannya,
Sementara Nabi Ayyub belum kenyang dengan ujiannya.

Sumber : Jalaluddin Rumi, 2014, Fihi Ma Fihi, F Forum