Musik apa yang digunakan dalam tarian jemparingan?

Musik merupakan salah satu cabang seni yang memiliki unsur-unsur baku yang mendasar yaitu nada, ritme, dan melodi. Dalam pertunjukannya hampir tidak pernah terlepas dengan kehadiran musik (Maryono, 2015). Pada pertunjukan tari tradisional, peranan musik sangat penting yakni sebagai:

  • penunjuk isi,
  • ilustrasi/ nglambari,
  • membungkus/ mungkus, dan
  • menyatu/ nyawiji (Maryono, 201).
    Musik tari sebagai penunjuk isi dapat kita amati dari komponen yang bersifat verbal atau kebahasaan. Lalu, Musik apa yang digunakan dalam tarian jemparingan ?

Dalam tari Jemparingan, peranan musik tari sebagai penunjuk isi terdapat dalam Ada-ada Ngrempak dan Sindhenan dalam gendhing Ayak-ayakan. Musik tari yang digunakan adalah gendhing Ladrang Diradhameta. Musik tari sebagai nglambari berfungsi untuk memberikan ilustrasi sebagai penggambaran kondisi suasana yang sedang berlangsung (Maryono, 2015). Dalam tari Jemparingan peranan musik tari sebagai ilustrasi atau nglambari terdapat dalam bagian beksan ngelik setelah perangan keris.

Dilihat dari alur garap cerita, pada bagian Ladrang Diradhameta merupakan gambaran perenungan dan pendalaman rasa. Seorang prajurit selain mampu menguasai olah fisik, juga harus memiliki kanuragan (Subono, 2018). Musik tari Jemparingan pada bagian Ngelik Diradhameta yang dihadirkan berupa tabuhan balungan dengan tempo lambat, meskipun begitu tidak mengurangi kekuatan karakter dan ekspresi penari dalam aplikatifnya. Peranan musik tari mungkus pada konsep karawitan tari dimaksudkan membingkai terhadap gerak-gerik penari (Maryono, 2015).

Dalam tari Jemparingan yang memiliki peranan mungkus terdapat pada bagian maju beksan dengan vokabuler gerak sembahan, sabetan, lumaksana, ombak banyu, dan srisig. Pada bagian beksan jurus dan perangan keris juga memiliki peranan mungkus didalamnya, hal ini dapat dicermati dari pola-pola kendhangan yang ketat mengikuti vokabuler gerak tari Jemparingan. Musik tari tradisi Surakarta secara umum memiliki rasa menyatu atau nyawiji dengan rasa gerak yang dihadirkan.

Dalam tari Jemparingan secara keseluruhan, peranan musik tari yang dihadirkan adalah nyawiji. Peran musik yang nyawiji tampak adanya keseimbangan antara tempo gerak dengan tempo musiknya dalam setiap bagian alur garapnya. Keselarasan rasa gerak dengan rasa musik tarinya juga memperkuat peran musik nyawiji dalam tari Jemparingan. Seperti dalam bagian beksan dengan gendhing Ladrangan, tampak keselarasan rasa yang dihadirkan antara musik dengan geraknya.

Pelaksanaan irama gending dalam tari tradisi dapat dibagi menjadi tiga bagian dalam aplikasinya yaitu irama nujah, midak, dan nggandhul. Irama nujah adalah tekhnik gerak tari yang dalam pelaksanaannya mendahului seleh pemangku kenong dan gong. Irama midak adalah tekhnik gerak tari yang dalam pelaksanaannya bersamaan dengan rasa seleh pemangku kenong dan gong. Irama nggandhul adalah tekhnik gerak tari yang dalam pelaksanaannya setelah seleh pemangku kenong dan gong (Maryono, 2018).

Dalam tari Jemparingan hanya terdapat irama nujah dan irama midak dalam visualnya. Pelaksanaan irama nujah dalam teknik gerak tari Jemparingan terdapat pada bagian beksan dengan gendhing Ladrangan dan Ladrang Diradhameta. Vokabuler gerak dalam gendhing Ladrangan yang dihadirkan meliputi: tanjak kanan kambeng gedhekan, tanjak kiri kambeng ingsetan-songgonompo, gedhekan songgonompo srimpet jengkeng, gedhekan mbalang srimpet, dan gedhekan ngancap tanjak kiri. Vokabuler gerak dalam gendhing Ladrang Diradhameta diantaranya: beksan panahan I dan beksan panahan II.

Pelaksanaan irama midak dalam tekhnik gerak tari Jemparingan terdapat pada bagian maju beksan, beksan jurus, perangan keris, beksan panahan dan mundur beksan. Vokabuler gerak yang dihadirkan dalam bagian maju beksan dengan gendhing Lancaran Dirga diantaranya: sembahan, lumaksana, ombak banyu, srisig. Vokabuler gerak yang dihadirkan dalam bagian beksan jurus dan perangan keris dengan gendhing Srepeg Jegul pelog limo diantaranya: sekaran jurus I, sekaran jurus II, dan sekaran perangan. Vokabuler gerak yang dihadirkan dalam bagian beksan panahan dengan gendhing Sampak Jwala diantaranya: ndudut nyenyep, onclang, glebakan, tanjak kanan, trecet, manah, lumaksana jengkeng. Vokabuler gerak yang dihadirkan dalam bagian mundur beksan dengan gendhing Ayak-ayakan diantaranya: ulap-ulap kanan, pacak gulu, sabetan, srisig, dan sembahan, sabetan, srisig pada gendhing Sampak manyuro.

Irama midak dalam pelaksanaan maju beksan, beksan jurus, perangan keris, beksan panahan dan mundur beksan sangat terasa dengan aksentuasi kendhang yang mengikuti setiap vokabuler geraknya. Gendhing Lancaran Dirga terinspirasi dari gendhing Carabalen dengan alasan gendhing Carabalen merupakan melodi garap khusus atau pamijen (Subono, 2018). Carabalen awalnya difungsikan untuk gladhen, meskipun perkembangannya juga untuk manguyuyu (untuk menghormati tamu), kebetulan cocok dengan tema tari Jemparingan (Subono, 2018). Ladrangan secara karakter sudah mempunyai rasa sereng didalamnya.

Ladrangan dalam tari Jemparingan terinspirasi dari Ladrang lagu garap Sekaten yang mempunyai rasa gagah, sereng, dan agung (Subono, 2018). Gendhing Srepeg Jegul pelog limo, Subono terinspirasi dari garap pakem Srepeg Lasem yang mempunyai suasana agung. Subono dalam pembuatan Srepeg selalu melihat suasana dari gending sebelumnya (Subono, 2018). Gendhing Sampak manyuri slendro nem awalnya merupakan srepeg yang dijadikan sampak gaya pesisiran oleh Subono (Subono, 2018). Ada-ada Ngrempak, Lancaran Dirga, dan Ladrangan sengaja dibuat baru dan khusus untuk keperluan tari Jemparingan, meskipun garap gending selanjutnya diambil Subono dari materi-materi yang sudah ada sebelumnya, tetapi terdapat penyesuaian terhadap garap gerak yang dihadirkan. Alat musik yang digunakan merupakan gamelan dengan laras Pelog dan laras Slendro diantaranya: kendhang, rebab, gender, bonang, demung, saron, peking, kenong, kethuk, kempul, gong dan kenong japan (Subono, 2018).