Menyikapi basa-basi yang "basi"

basa basi
Setiap kita berkunjung ke suatu tempat dan bertemu dengan orang lain, selalu saja dimulai ataupun ada percapakan basa-basi guna mencairkan suasana. Dalam skripsi Angela Yohana, menjelaskan teori dari Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2004) bahwa basa-basi biasanya berpola tetap seperti pada waktu berjumpa, pamit, membicarakan keluarga, menanyakan keadaan keluarga. Ungkapan ini seperti “apa kabar?” dan sebagainya. Pengunaan basa basi bertujuan memelihara komunikasi, dimana untuk bersikap sopan santun bukan menyampaikan informasi.

Namun belakangan ini marak soal basa-basi yang “basi” dibandingkan dengan percakapan yang mencairkan suasana ataupun menunjukan kepedulian, basa-basi yang basi ini malah membuat individu lain tersinggung, menimbulkan sakit hati, rasa rendah diri, sampai rasa ingin pergi dan tidak mau melanjutkan percakapan. Basa-basi yang basi ini seringkali disampaikan dengan pertanyaan yang dianggap terlalu personal seperti “kapan nikah?”, “gaji mu dipekerjaan berapa?”, “kamu sekarang gendutan ya?”, “kok jadi banyak jerawat?”, dan sebagainya.

Nah menurut Youdics, ada ga sih basa-basi yang ‘basi’ itu? contohnya apa saja? gimana sih cara kamu menyikapi basa-basi yang basi?

referensi : https://repository.usd.ac.id/3558/2/111224013_full.pdf