Menurutmu, Batita sebaiknya diajarkan multilingual (bahasa asing+Indo) atau bahasa ibu (bahasa Indonesia) saja?

Saat ini tidak sedikit orang tua yang sudah mulai mengajarkan bahasa asing ke anaknya sejak kecil. Bahkan ada yang sudah dimulai dari Batita. Dengan harapan anaknya lancar bahasa lain selain bahasa ibu (ibahasa ndonesia). Namun akibatnya, terkadang anak jadi bingung dalam mengolah bahasa yang akan ia gunakan saat berbicara, akibatnya mereka berbicara dengan bahasa yang di campur-campur.

Menurut kamu Batita sebaiknya diajarkan multilingual (bahasa asing+Indo) atau bahasa ibu (bahasa Indonesia) saja?

Di era sekarang ini memang kita harus dituntut untuk bisa berbahasa lebih dari satu, minimal bahasa inggris, dan tidak menutup kemungkinan bahwa para orang tua sekarang sudah mengajarkan bahasa asing ke anaknya bahkan sampai diterapkan di kehidupan sehari-hari. Sekolah-sekolah internasional pun sudah menerapkan sistem billingual untuk anak usia dini. Menurutku sih ini fine-fine aja ya ketika orang tua mengajarkan multilingual ke anaknya asalkan bahasa indonesia juga wajib diterapkan. Orang tua yang mengajarkan bahasa mandarin, inggris, belanda, jerman, korea, jepang,dll menurutku menjadi nilai plus tersendiri ya untuk masa depan anak tersebut. Bahkan menjadi pandai berbahasa asing bisa jadi keterampilan yang penting untuk membantu kariernya di masa depan. Kalau kita memiliki kemamapuan selain bahasa inggris tidak ada salahnya mengajarkan ke anak. Apalagi di usia batita itu otak anak lebih cepat meresap dengan apa yang kita bicarakan kepada dia sehingga lebih mudah dalam anak itu mempelajari hal-hal baru.
Untuk masalah anak bingung dalam mengolah bahasa yang akan ia gunakan itu tergantung dari cara mengajar orang tua. Menurut laman Baby Center dijelaskan bahwa sejak anak berusia 6 bulan, ia sudah bisa membedakan mana bahasa ibu dan mana bahasa asing. Sebaiknya orang tua harus memastikan terlebih dahulu kemampuan tumbuh kembang anak sesuai dengan kurva normal. Pastikan tumbuh kembang si kecil normal, tidak mengalami keterlambatan berbicara ataupun disleksia. American Speech-Language-Hearing Association menjelaskan ada beberapa keuntungan mengajarkan dua bahasa kepada anak. Di antaranya adalah ia bisa belajar belajar kata-kata baru dengan cepat, meningkatkan kemampuan mempelajari informasi baru, lebih mudah menyelesaikan masalah, dan anak punya keterampilan mendengarkan lebih baik.

Sumber

Centre Baby
American Speech-Language-Hearing Association

Kalau menurut saya seharusnya mempelajari bahasa asing bisa dimulai ketika batita, karena bahasa asing tentunya sangat penting di zaman sekarang terutama bahasa inggris. Pembelajaran kepada batita biasanya memiliki ingatan yang cepat dan baik maka berpotensi untuk mahir bahasa asing dan bahasa Indonesia. Peran orang tua sangat penting sekali, maka harus benar-benar dalam mengajari anak terutama bahasa.
Saya sendiri juga merasakan dampak ketika kecil tidak terlalu diajarkan bahasa indonesia dan bahasa asing karena saya hidup di daerah perkampungan yang mana bahasa daerah merupakan bahasa pokok. Namun tidak melarang juga sih, boleh saja misal ketika batita difokuskan dulu ke bahasa Indonesia nanti ketika dirasa sudah lancar dan anak sudah menganjak umur yang dewasa bisa ditambah belajar bahasa lain. But, diajarkan multilingual sejak dini bagus sih.

Bahasa menjadi salah satu jenis komunikasi terpenting. Dan pengajaran bahasa asing pada anak-anak bisa saja diterapkan. Terlebih anak-anak pada usia yang suka meniru. Tetapi, banyak psikolog berpendapat bahwa usia terbaik mengajari anak bahasa asing adalah usia ketika mereka mencapai tahap kedua atau yang biasa disebut sebagai Golden Period pada usia 3-6 tahun, pada usia ini anak sudah mengerti banyak hal dan mudah sekali meniru orang-orang yang berada disekitarnya.

Sedangkan pada usia batita, sebaiknya masih difokuskan pada pembelajaran motoric dan pengenalan lingkungan dengan menggunakan bahasa ibu. Hal dikarenakan untuk menghindari pergeseran bahasa juga. Jika batita sudah di ajarkan bahasa asing, hal ini akan membuatnya bingung sehingga akan terjadinya kesulitan dalam memahami tata bahasa.

Atau, jika memang tetap ingin menerapkan dua bahasa sekaligus sejak usia batita, bisa menggunakan metode 1 orang 1 bahasa. Seperti, ketika berbicara dengan keluarga ibu anak diharuskan menggunakan bahasa ibu atau bahasa Indonesia, namun ketika berbicara dengan keluarga ayah anak diharuskan menggunakan bahasa asing. Hal ini bisa saja diterapkan dengan catatan harus konsisten dan tidak adanya percampuran bahasa atau yang biasa disebut mixing code .

Dikenalkannya bahasa asing kepada anak-anak merupakan hal yang efektif dilakukan. Banyak ahli percaya bahwa mempelajari bahasa sebelum usia sepuluh tahun memungkinkan anak-anak berbicara dengan benar dan lancar sebagai orang pribumi (native). Oleh karena itu, dia memiliki kesempatan yang lebih baik untuk berbicara mahir. Pembelajaran bahasa juga dapat mengembangkan kemampuan seumur hidup untuk lebih banyak berkomunikasi dengan orang lain.

Sederhananya, semakin muda pelajar, semakin baik mereka meniru yang barusuara dan mengadopsi pengucapan. Otak mereka terbuka untuk suara dan pola baru dalam masa praremaja. Di usia ini, muda anak-anak memiliki waktu untuk belajar melalui kegiatan bermain. Memperkenalkan anak ke bahasa asing di usia muda memungkinkan seorang anak untuk mengoptimalkan potensi belajarnya dan membantu untuk membentuk otak pada tahap yang paling fleksibel. Anak-anak kecil secara unik cocok untuk belajar bahasa asing. Belajar bahasa asing di usia muda secara kognitif semudah belajar bahasa pertama. Anak kecil dapat memperoleh kefasihan seperti penutur asli semudah mereka belajar berjalan. Dimana orang dewasa harus bekerja melalui sistem bahasa pertama yang mapan, mempelajari aturan tata bahasa eksplisit dan berlatih menghafal, kaum muda anak-anak belajar secara alami, menyerap suara, struktur, pola intonasi dan aturan bahasa asing secara intuitif, seperti yang mereka lakukan pada bahasa ibu mereka.

Selain pengenalan bahasa asing, bahasa ibu juga sangat penting dibiasakan pada anak. Kita tentunya menginkan anak yang mengenal bahasa dan kebudayaanya sendiri, bukan? Kata dalam bahasa ibu pada anak merupakan kata pertama yang diucapkan dan diingat oleh anak. Sebaiknya, dalam mengajari bahasa asing pada anak usia dini, harus diperhatikan juga agar bahasa ibu tidak kehilangan eksistensinya di keluarga dan masa kecil anak.

Referensi

Ghasemi, B., & Hashemi, M. (2011). Foreign language learning during childhood. Procedia-Social and Behavioral Sciences , 28 , 872-876.