Mengapa walaupun sudah menjalankan ritual ibadah seperti salat, puasa, haji namun tidak menyisakan pengaruh dalam diri?

Mengapa walaupun sudah menjalankan ritual ibadah seperti salat, puasa, haji namun tidak menyisakan pengaruh dalam diri?

Semua ibadah, seperti salat, puasa, haji, memiliki dampak-dampak individual dan sosial yang cukup banyak.

Salah satu dampak positif dan konstruktif salat yang paling tinggi adalah kedekatan kepada Allah dan tercegahnya manusia melakukan perbuatan mungkar.

Puasa juga memiliki dampak-dampak yang banyak. Misalnya: kesehatan badan, menumbuhkan tenggang rasa dan solidaritas sosial, serta mewujudkan ketakwaan.

Haji pun juga demikian, sebagai safar ruhani dan maknawi, jika dijalankan dengan memperhatikan aturan-aturannya dengan benar, dan di samping menjalankan ritual fisiknya juga menghayati makna batiniahnya, pasti akan memberikan banyak dampak positif pada kedalaman jiwa manusia yang penuh berkah, yang bahkan sampai akhir hayatpun dampak tersebut akan dapat dirasakan. Berhias dengan perhiasan dan sifat-sifat penghambaan, mewujudkan dimensi penyerahan diri dan peribadatan di hadapan Tuhan, melangkah bersama dengan para nabi dan wali-wali Allah di Makkah dan Madinah serta tempat-tempat suci lainnya seperti 'Arafat, Masy’ar dan Mina, mengenakan pakaian ihram putih yang mengingatkan kematian, semua itu dapat memberikan dampak dan efek spesial bagi diri manusia.

Namun jika kita merasa amal-amal itu tidak memiliki dampak yang terasa, maka perlu dipertanyakan bagaimana kita telah menjalankannya. Hal itu sangat penting agar kita dapat membenahi kesalahan dalam menjalankan ritual-ritual ibadah tersebut.