Mengapa UBER menjadi Startup yang sukses sementara mengalami Kerugian secara terus menerus?

UBER

UBER sebagai perusahaan yang melayani jasa transportasi yang sudah mendunia saat ini, Sempat mengalami kerugian hingga Milyaran. Berdasarkan informasi dari BusinessInsider bahwa Uber sudah kehilangan 20 Milyar USD pada tahun 2016. Lalu mengapa UBER masih tetap bertahan dan bahkan masih mendapatkan Investasi dalam jumlah besar?

Referensi

Sumber berita tentang kerugian UBER

Sebelum kita mengatakan apakah UBER itu sukses atau belum, Kita perlu mengetahui apa saja Ukuran kesuksesan sebuah Startup agar bisa dikategorikan sebagai Start up yang sukses.

Ukuran yang menentukan suksesnya sebuah startup dikategorikan dalam 3 Hal :

  1. Ukuran Finansial
  2. Ukuran Penerimaan Pengguna
  3. Ukuran Bisnis

Nah sekarang kita akan bahas satu per satu

Ukuran Finansial

Ukuran kesuksesan sebuah startup salah satu dan yang paling utama yaitu adalah Ukuran Finansial, yaitu seberapa besarkah Profit yang bisa dihasilkan oleh suatu Perusahaan. Semakin besar profit yang didapatkan oleh startup tersebut maka semakin besar juga tingkat keminatan Investor untuk menginvestasikan keuangannya di Startup tersebut.

Untuk startup pada umumnya tentunya hanya inilah faktor yang mampu menentukan keinginan investor untuk investasi di Startup tersebut. Namun berbeda dengan UBER, UBER adalah sebuah startup berbasis Information Technology, startup yang berbasis IT memiliki banyak faktor yang mampu menarik berbagai macam investor. Walaupun UBER mengalami kerugian yang sangat besar, penerimaan Pengguna terhadap bisnis UBER ini sangatlah besar. Sehingga banyak Investor yang ingin berinvestasi ke Startup UBER ini.

download

Ukuran Penerimaan Pengguna

Jika berbagai Startup berfokus pada Faktor Finansial, beda hal dengan UBER sebagai Startup berbasis IT. Startup berbasis IT berfokus pada ukuran penerimaan pengguna. Startup berbasis IT dapat dianggap sukses jika startup memiliki jumlah Pengguna Aktif yang tinggi.

UBER sebagai bisnis sendiri menyediakan layanan Transportasi on-Demand bagi penggunanya dimana pengguna dari UBER dapat memesan layanan Taksi hanya dengan sentuhan jari dan tanpa perlu menunggu lama agar ada taksi yang lewat. Dengan inovasi yang dilakukan UBER tersebut yang belum pernah dilakukan perusahaan sebelumnya menyebabkan UBER memiliki tingkat Pengguna Aktif yang tinggi sehingga UBER tetap dikatakan SUKSES hanya dikarenakan PENGGUNA yang Tinggi walaupun UBER sendiri telah rugi milyaran dollar.

Ukuran Bisnis

Ukuran Bisnis yang dianggap baik adalah ketika Bisnis tersebut memiliki Tingkat Customer Lifetime Value (LTV) lebih tinggi daripada Customer Acquisition Value (CAC).

  • CAC atau Customer Acquisition Value adalah seberapa besar biaya yang perusahaan keluarkan untuk mendapatkan Satu orang customer

  • LTC atau Customer Lifetime Value adalah seberapa besar biaya yang Customer keluarkan untuk membeli produk atau layanan yang diberikan oleh perusahaan tersebut.

Dengan sistem Bisnis yang diterapkan oleh UBER yang dimana mampu berubah gaya hidup banyak orang, tentunya dengan semakin trendingnya UBER maka semakain kecil pula biaya yang akan dikeluarkan untuk menarik customer (CAC). Sementara karena Customer terbiasa dengan layanan UBER maka customer semakin bergantung terhadap layanan UBER dan menghasilkan Customer Lifetime Value (LTV) yang tinggi.

Untuk meningkatkan Ukuran Penerimaan Pengguna berikut kelebihan yang UBER miliki :

  1. Customer Centric Approach | Uber menyediakan fitur referral, Promosi, Diskon special pada hari hari tertentu bahkan Customer support 24x7 Untuk meningkatkan pelayanan mereka bagi customer

  2. Driver Centric Approach | Uber memiliki fitur reward mereka tersendiri yang dimana akan menguntungkan Driver UBER bagi mereka yang mau bekerja dengan effort lebih keras

  3. Easy Customer Acquisition and Retention | Dengan Customer Centric Approach UBER mampu mendapatkan user baru dengan mudah serta mendapatkan Customer yang Loyal kepada perusahaan mereka

  4. Profitable Revenue Generating Resources | Revenue atau Keuntungan yang UBER dapatkan tidak serta merta hanya dari pengguna produk mereka saja namun mereka memiliki Sistem tersendiri untuk mengelola keuangan untuk mendapatkan Keuntungan mereka.

  5. Variety of Services and Affordability | UBER tidak hanya berfokus pada satu jenis mobil saja melainkan memiliki opsi berbagai jenis mobil seperti UberBlack (Mobil mewah), UberX (Mobil biasa yang kecil) dan UberPool (saling berbagi tempat sesama customer) yang memberikan berbagai macam opsi bagi customer sesuai kebutuhan dan keinginan mereka.

  6. Easy Expansion | UBER selain menjual jasa transportasi, Uber juga memiliki layanan seperti UberEats, UberChopper dan bahkan sekarang Uber ingin menambahkan layanan mereka ke dalam dunia Pengiriman.

Dengan tingginya Tingkat Penerimaan Pengguna mereka dengan berbagai macam layanan yang terjangkau membuat banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi walaupun uber sendiri kehilangan milyaran dollar hanya untuk meningkatkan layanan mereka.

Sumber Referensi

Menurut Bloomberg, Uber menggandakan gross booking-nya menjadi $20 miliar di tahun 2016, dengan total kerugian sebesar $3,8 miliar untuk pendapatan bersih sebesar $6,5 miliar saat memperhitungkan operasi bisnisnya yang berbahaya di China (Uber menjual bisnis China ke pesaing Didi, dengan imbalan 18% saham). Laporan keuangan tersebut disertai beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, termasuk bahwa hal itu tidak memperhitungkan “kompensasi saham karyawan, investasi real estate tertentu, pembelian automobile dan biaya lainnya”.

Hal yang menyebabkan Uber mengalami cashburn adalah investasi di luar layanan pengantar perjalanan utamanya untuk konsumen. Uber telah meluncurkan UberEATS, sebuah layanan pengiriman makanan, UberCHOPPER untuk meminta helikopter dan UberFreight untuk truk jarak jauh. Tapi ini bisa jadi gangguan karena seperti yang dikatakan Wry “Mencoba untuk melakukan di banyak bidang dapat secara dramatis meningkatkan kompleksitas operasi perusahaan dan memecah fokusnya. Hal ini dikurangi sampai tingkat tertentu ketika lini bisnis yang berbeda membangun kompetensi mendasar yang sama, namun tetap menjadi perhatian”

Menurut profesor manajemen Wharton, Tyler Wry, cashburn tidak terlalu bermasalah saat mempertimbangkan rencana pertumbuhan Uber. “Mereka mencoba mendominasi ruang itu. Dengan modal yang begitu banyak, mereka memiliki kemampuan untuk berkembang dengan cepat, memenuhi pasar yang berbeda dan secara efektif menghalangi pesaing tanpa khawatir membuat dirinya menjadi krisis likuiditas.” Dia menambahkan bahwa investor yang setuju dengan strategi pembelanjaan Uber akan berada di pihak uber dengan segala risikonya.

Yang membuat Uber menjadi startup yang sukses walaupun mengalami kerugian saat ini seperti yang dikatakan oleh Arkadiy Sakhartov ialah Uber sedang berinvestasi pada mobil tanpa supir. Driver sudah menanggung biaya bahan bakar, depresiasi mobil dan asuransi. Mereka bisa pindah ke pesaing jika Uber membebankan mereka lebih dari itu. Masalah dengan driver inilah yang mendorong Uber untuk berinvestasi pada Mobil tanpa driver. Namun, itu berarti Uber harus punya mobil sendiri, mereka mengganti biaya tenaga kerja dengan biaya modal. Dengan menginvestasi besar-besaran dalam teknologinya, Uber mungkin akan menerima kerugian sekarang karena mengandalkan keuntungan di masa depan untuk menggabungkan format bisnisnya dengan kendaraan tanpa supir. Terlepas dari masalah cashflow-nya, Uber merupakan salah satu startup global yang dominan.

Source:
http://knowledge.wharton.upenn.edu/article/growth-vs-profits-ubers-cash-burn-dilemma/
Uber: We Burned $3.8 Billion Last Year But We’re Not Fucked We Swear

Perusahaan penyedia layanan transportasi berbasis aplikasi, Uber menderita kerugian sebesar 1,27 miliar dollar AS atau sekitar Rp 16,8 triliun pada semester I 2016. Kerugian tersebut terjadi selama enam bulan dan trennya terus meningkat. Mengutip Bloomberg, Sabtu (27/8/2016), Uber merugi sekitar 520 juta dollar AS pada kuartal I 2016. Adapun kerugian meningkat pada kuartal II 2016, yakni mencapai 750 juta dollar AS.

Uber memang menerapkan prinsip yang dianut banyak startup, yaitu tumbuh cepat terlebih dulu, baru mencari uang. Maka tarif agresif pun diterapkan untuk menarik pelanggan. Namun tetap dianggap kurang sehat jika mereka terlalu banyak mengeluarkan subsidi bagi pengemudi. Sebuah bocoran dokumen menyebutkan bahwa di paruh pertama 2015, Uber membayarkan USD 2,72 miliar pada pengemudinya. Sebagai perbandingan di periode yang sama, mereka hanya menghabiskan USD 72 juta untuk promosi.

Uber dapat mengalahkan para kompetitornya karena kombinasi antara kepatuhan perusahaan terhadap ambisi, kesalahan belanjaan beberapa pesaing lainnya, akuisisi bakat yang cerdik, dan penggunaan modal yang agresif untuk mendorongnya ke likuiditas. Karena kebanyakan orang tidak terlalu peduli dengan siapa yang menawari mereka tumpangan asalkan cepat dan bisa diandalkan. Karena uber memiliki lebih banyak armada untuk driver yang memungkinkan harga lebih rendah karena utilisasi driver lebih tinggi, yang berarti lebih banyak ketersediaan.

Uber dengan secara agresif bekerja untuk mencapai likuiditas secepat mungkin. Ini berarti memungkinkan ~ pickup 5 menit untuk pengendara dan ~ $ 25 per jam untuk pengemudi. Pertama, itu menjamin tingkat pengemudi per jam dan menghabiskan uang untuk mendapatkan driver. Dengan pengemudi di jalan, Uber memusatkan perhatian untuk mengisi mobil mereka melalui saluran berbayar dan memberi insentif kepada referal. Singkatnya, perusahaan mensubsidi tarif dan memberikan armada bebas sampai ada cukup permintaan dan pengemudi bisa memperoleh penghasilan yang cukup dari kebutuhan mereka sendiri. Uber menerapkan pedoman ini untuk membeli driver, membeli penumpang, mensubsidi armada untuk menpersingkat beberapa menit pengambilan penumpang dari kompetitor lainnya dan meningkatkan pendapatan pengemudi, mendorong Uber untuk mempercepat likuiditas.

Singkatnya, Uber membakar uang untuk mendapatkan lebih banyak supir dan lebih banyak melayani costumer di jalan. Seiring ketersediaan yang naik dan pasar menjadi stabil, Uber semakin dekat dengan profitabilitas dan bisa meningkat lebih cepat.

Referensi:

Seperti yang dilansir oleh Bloomberg, Sabtu (27/8/2016) Uber menderita kerugian sebesar 1,27 miliar dollar AS atau sekitar Rp 16.8 tirlian pada kuartal 1 tahun 2016. Kerugian tersebut terjadi selama enam bulan dan trenya terus meningkat hingga pada kuartal 2 tahun 2016 kerugianya yakni mencapai 750 juta dollar AS.

Lalu bagaimana Uber masih bisa menjadi startup yang sukses tapi mengalami kerugian terus menerus, alasanya mungkin terletak pada strategi pemasaran uber, disini ada beberapa poin mungkin yang akan disampaikan yaitu:

1. Produk
Produk uber semuanya adalah digital, konsumen bisa mendownload aplikasi uber di smartphone mereka, ketika mereka ingin meminta tumpangan, mereka hanya tinggal menggunakan aplikasi tersebut untuk menghubungi sopir di sekitarnya yang dekat. Uber juga untuk sekarang berusaha untuk memperluas ke layanan lain, seperti sekarang jadi ada aplikasi UberRUSH yang hanya diluncurkan di New York untuk pengiriman, lalu ada juga UberFRESH dan UberEATS yaitu aplikasi pengiriman makanan.

2. Distribusi
Uber beroperasi di lebih 250 kota pada 57 negara, itu merupakan salah satu alasan utama kenapa Uber sangat populer. Uber juga terlibat dalam kemitraan strategis dengan perusahaan lain di Amerika Serikat, Uber menjalin kemitraan dengan American Express, Kemitraan strategis dengan perusahaan lokal ini akan sangat penting bagi uber karena untuk memperluas distribusinya.

3. Harga
Uber menggunakan aplikasi untuk menentukan harga, dengan menggunakan algoritma untuk memperkirakan biaya atau biasa disebut dengan harga surge, banyak orang mengklaim bahwa Uber menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan harga taxi lainya. Namun pada beberapa situasi, harga lonjakan dari Uber juga kadang menyebabkan kritik, di sisi lain konsumen percaya hal ini adalah bentuk uber mengkapitalisasi pada situasi tertentu, sehingga masih dianggap adil oleh para penggunanya.

4. Promosi
Uber telah banyak terlibat dalam sejumlah kegiatan promosi untuk membuat mereka terkenal, seringkali mengadopsi strategi pemasaran sebagai gebrakan untuk menarik perhatian layananya, contohnya, pada saat merayakan national ice cream month, uber meluncurkan truk es yang dikirim di tujuh kota besar, dll.

Sehingga bisa disimpulkan meskipun Uber telah menghadapi banyak tantangan, perusahaan ini telah menjadi sangat populer di kalangan konsumen, banyak yang mengklaim juga bahwa Uber telah merevolusi industri jasa transportasi, sehingga investor jelas percaya bahwa Uber akan tetap kuat di pasaran dalam jangka waktu yang panjang, karena Uber memiliki masa depan yang cerah dengan memiliki peluang expansi yang besar.

Refrensi: Business Ethics and Education :: Daniels Fund Ethics Initiative | The University of New Mexico