Mengapa tidak sopan untuk menanyakan umur dan agama kepada orang asing?

Saya pernah melihat salah satu video yang didalamnya terdapat orang yang memberitahukan bahwa ada beberapa pertanyaan yang tidak boleh ditanyakan kepada orang luar negeri pada saat pertama kali bertemu, walaupun pertanyaan tersebut adalah hal yang lumrah ditanyakan ketika di Indonesia. Yup, pertanyaan ”berapa umur anda?” dan ”apa agama anda”

Sebenarnya, saya sendiri pun belum mendapatkan poin kenapa pertanyaan tersebut dikatakan pertanyaan yang tidak sopan ditanyakan ketika pertama kali bertemu. Apakah mereka malu mengakui usia aslinya ? atau mengakui agama apa yang dia anut ? Hal ini sebenarnya identitas diri yang mendasar… tetapi tidak lumrah ditanyakan pada pertama kali bertemu. Kira-kira apa ya alasannya ?

2 Likes

Menurut saya, menanyakan umur dan agama bukanlah hal yang tabu atau tidak etis, namun sebaiknya tidak dilakukan kalau tidak diperlukan, khususnya kepada orang yang baru dikenal atau tidak terlalu dekat. Maka baik buruknya atau sopan tidaknya menanyakan hal tersebut ke orang lain memang subjektif tergantung orang yang ditanya.

Kalau orang itu tidak keberatan menjawabnya, ya tidak apa, namun kalau keberatan memang dianggap tidak baik atau tidak sopan, lebih baik tidak perlu ditanyakan. Karena di sisi lain sebagian masyarakat menganggap umur dan agama merupakan hal yang sifatnya privasi. Sebagian masyarakat pun terbuka mengenai umur dan agama.

Memang ada dampak positif mengetahui umur dan agama orang lain untuk lebih berhati-hati dalam bersikap karena memang asumsi tidak menjamin benar. Manfaat mengetahui umur orang lain agar bisa memperlakukan orang lain sesuai usianya, begitu pula dengan agama. Kita bisa behati-hati apabia ingin memberikan makanan kepadanya dengan mempertimbangkan agama apa yang dia anut. Saya sendiri pun bila ditanya mengenai umur dan agama saya akan dengan senang hati menjawabnya karena saya memang terbuka untuk hal-hal demikian. Namun perlu berhati-hati karena tidak semua orang senang ditanyakan hal-hal yang seperti itu.

Memang umur dan agama bukan hal yang perlu dirahasiakan, namun memang sah-sah saja bila ada orang yang tidak mau mempublikasikan dan agamanya ke orang lain kecuali bila diperlukan. Maka dari itu, alangkah baiknya bila tidak diperlukan tidak usah menanyakan umur dan agama ke orang lain, khususnya ke orang yang tidak terlalu dekat dengan kita.

2 Likes

Wah, kalau untuk orang pertama kali bertemu menurut saya ini pertanyaan yang sensitif ya. Kalau alasannya untuk mengetahui usia agar bisa meperlakukan orang tersebut usianya menurut ku kurang pas aja. Soalnya seharusnya kita memperlakukan semua orang itu sama dengan sopan berapapun usianya. Namun kalau ada kepentingan seperti menanyakan usia ketika membeli barang bedasarkan usia, baru memang bisa dijawab. Kalau saya ditanya agama sih, saya memang terbuka untuk itu, apalagi saya berhijab ya… hehe. Tapi menurut saya agama itu bukan privasi, kalau ditanya pendapat dengan sudut pandang agama saya, dengan senang hati pun akan saya jawab

Mending dianalisa dulu sih lawan bicaranya, kalau memungkinkan untuk ditanya ya silahkan untuk bertanya. Tetapi kalau dirasa perlu saja ya. Kalau tidak perlu, menurut saya yaa mending dikeep aja ya.

2 Likes

Kalau dalam kondisi pertama kali bertemu, saya rasa memang kurang “enak” bertanya soal umur, apalagi agama. Tetapi jika bertanya setelah percakapan berjalan lancar, atau dalam arti ingin membangun komunikasi yang lebih dekat, saya rasa tidak masalah bertanya soal umur.
Namun, untuk agama, daripada bertanya, saya sendiri lebih memilih mengetahuinya lambat laun, sebab banyak orang yang berpikir bahwa menanyakan agama seseorang seperti jadi langkah awal untuk mengotak-kotakkan. Misalnya, jika ternyata yang ditanya memiliki agama yang berbeda dengan si penanya, mungkin orang yang ditanya itu akan merasa tersinggung dan justru menjauh, sekalipun si penanya sebenarnya hanya ingin tahu.

1 Like

Menurut saya sih bukan cuma menanyakan umur dan agama saja, tetapi menayakan semua informasi pribadi tanpa ada alasan yang masuk akal alias iseng untuk sekadar mengakrabkan diri. Kecuali kita menanyakan hal-hal tersebut pada tempat dan porsi yang tepat, misalnya untuk keperluan melamar pekerjaan karena akan berkaitan dengan posisi yang bisa diduduki maupun tunjangan hari raya.

kalau posisinya adalah kita baru pertama kali bertemu, kita bisa mulai mengakrabkan diri dengan menanyakan hobi misalnya atau kebiasaan. Dari sana kita akan menemukan mana yang sekiranya menarik untuk diperbincangkan.

2 Likes

Hmm sepertinya saya pernah melihat video tersebut, saya juga masih kurang memahami mengapa pertanyaan tersebut kurang pantas ditanyakan jika diluar negeri. Tapi kedua pertanyaan tersebut memanglah masuk dalam privasi seseorang, mungkin itu yang membuat kurang sopan jika ditanyakan ketika baru pertama. Kurang pas saja jika orang yang baru kenal sudah bertanya terlalu privasi.

Sedangkan di Indonesia hal tersebut bisa dijadikan sebuah basa-basi ketika bertemu dengan orang baru, coba saya pilah satu-satu yaa :

  1. Umur
    Pertanyaan umur mungkin digunakan agar sesuai jika akan memanggil seseorang, misal jika lebih tua dari kita manggilnya “mbk, mas, kak, abang, teteh dll” dan sebaliknya. Karena kalau di Negara kita masih kental panggilan tersebut agar sopan dan tidak nyampung. Sedangkan jika di luar negeri karena umur terlalu privasi karena sepertinya di luar negeri tidak terlalu mementingkan panggilan ke orang yang lebih tua atau muda. Bisa juga tidak ingin terlihat tua atau muda agar tetap terlihat sepantaran dengaan orang yang mengajak kenalan.
  2. Agama
    Saya pribadi sih belum pernah ya bertanya dengan orang baru yang saya kenal dan menanyakan agamanya. Karena biasanya bisa dilihat dari pakaiannya, tapi hal ini tidak bisa menjadi sebuah patokan yang paten. Mungkin jika ada orang yang bertanya seperti itu ingin memastikan saja misal perlu mengucapkan salam atau tidak (misal islam) dll. Sedangkan di luar negeri mungkin pertanyaan agama ini terlalu privasi karena itu kepercayaan masing-masing, bisa jadi hal tersebut tidak pantas di pertanyakan karena meminimalisir adanya rasisme.

Kesimpulannya sih saya rasa kedua pertanyaan tersebut tidak disarankan ditanyakan dengan orang yang baru diikenal jika memang tidak ada yang penting. Hargai setiap privasi dan kebiasaan masing-masing orang.

1 Like

Saya setuju dengan beberapa pendapat sebelumnya. Menurut saya ketika kita memulai percakapan dengan orang yang baru kita temui atau yang baru kita kenal, ada baiknya kita memperhatikan dan menganalisis lawan bicara kita terlebih dahulu sebelum melontarkan sebuah pertanyaan, karena memang tidak semua orang dapat terbuka mengenai umur dan agama mereka bahkan di Indonesia sekalipun. Saya dulu juga pernah tanpa sengaja menanyakan dua hal tersebut kepada orang yang baru saya temui, dan orang tersebut justru balik memarahi saya karena dianggap tidak sopan :sweat_smile: dan merasa bahwa saya akan mengejek dia dengan usianya, sejak saat itu saya tidak pernah bertanya mengenai usia seseorang jika tidak memiliki hubungan pertemanan yang cukup dekat.

menurutku karena pemikiran orang luar sudah lebih maju dibanding di Indonesia. dan benar, aku setuju dengan pemikiran mereka. karena jika kita lihat dari budaya masyarakat di Indonesia atau bahkan di seluruh dunia, tak jarang terjadi perbedaan dalam bersosialisasi antar sesama karena adanya stereotype (cenderung buruk) berdasarkan umur dan agama. dan ketika ini terjadi, maka timbullah sifat “memilih-milih” dan ketidakadilan dalam lapisan masyarakat. dan untuk menghindari itu, lebih baik kita tidak usah menanyakan dua hal tsb kepada orang asing di zaman sekarang ini. dan menurutku, menanyakan dua hal tersebut sekarang tidaklah penting kepada orang asing. yang terpenting dalam berinteraksi dengan sesama saat ini adalah saling menghargai satu sama lain :slight_smile:

Menurut saya, menanyakan umur dan agama sebaiknya tidak dilakukan kalau tidak diperlukan, khususnya kepada orang yang baru dikenal atau tidak terlalu dekat. Baik buruknya atau sopan tidaknya menanyakan hal tersebut ke orang lain memang subjektif tergantung orang yang ditanya. Namun di sisi lain sebagian masyarakat menganggap umur dan agama merupakan hal yang sifatnya privasi

Saya sepakat dengan beberapa pendapat diatas. Terdapat dua tipe masyakarat ketika mereka mendapat pertanyaan mengenai umur dan agama, yaitu orang yang merasa tidak keberatan untuk menjawabnya serta orang yang merasa bahwa pertanyaan tersebut tidak pantas untuk ditanyakan. Umur dan agama bagi sebagian orang adalah hal yang sangat privasi sehingga mereka menganggap pertanyaan tersebut tidak sopan, terlebih jika ditanyakan pada orang yang belum terlalu dekat sehingga perlu kehati-hatian jika ingin menanyakannya, sebaiknya kenali lawan bicara terlebih dahulu dan tidak perlu ditanyakan jika tidak diperlukan :relaxed:

Kalau dalam konteks yang memang penting seperti untuk keperluan pendataan, itu boleh-boleh saja. Tapi karena ini konteksnya bertanya sebagai bahan percakapan dan perkenalan, menurut saya itu hal yang sebaiknya tidak perlu ditanyakan karena sebenarnya kurang sopan.

Mengapa kurang sopan? Secara umum untuk meminimalisir rasa terdiskriminasi berdasarkan agama dan usia. Coba kita memposisikan diri sebagai orang yang ditanya demikian saat baru saja berkenalan. Apa kesan yang timbul? Tidak nyaman. Rasanya lawan bicara seperti ingin memfilter orang yang baru dikenalnya berdasar agama / umur.

Jika kita mengiblat pada dunia barat, usia adalah hal yang cukup privat untuk ditanyakan kepada orang yang baru kita kenal. Namun, hal itu harusnya tidak hanya berlaku di dunia barat saja. Semua orang mesti menyadari hal ini. Kita tahu, hal apa pun yang berkaitan dengan angka kerap kali memiliki standar ideal tertentu. Dan, memiliki angka yang tidak sesuai dengan standar umum akan membuat seseorang tersinggung.

Berikutnya mempertanyakan agama seseorang. Belakangan ini, saya melihat ada seseorang yang menulis komentar menanyakan apa agama seseorang yang memposting sebuah video di media sosial, lalu si pemilik akun yang memposting video tersebut membalas, “Coba tanya sama gurumu, sopan ga nanya begitu?”

Mungkin ini mudah dipahami, bahwa artinya si pemilik akun merasa tidak nyaman dengan pertanyaan yang menanyakan apa agamanya. Namun, pertanyaan yang menanyakan soal agama ini ternyata masih banyak yang memperdebatkan juga. Menanyakan agama seseorang tidak salah jika memang jawabannya akan digunakan untuk kepentingan, seperti data diri, misalnya. Tentulah menanyakan agama tidak akan menjadi masalah jika diajukan oleh pihak yang bertugas mengurusi data diri kita. Namun kalau hanya sekedar ingin tahu, mending tidak perlu ditanyakan karena kita tidak tahu perasaan lawan bicara kita kalau disinggung soal agama.

Menurut saya, jika melihat konteks diatas terkait menanyakan umur dan agama kepada orang baru/asing menurut saya hal ini dianggap tabu lagi. Tetapi jika hal itu ditanyakan kepada orang yang “pertama” kali bertemu tidak etis karena bisa dibilang karena baru awal ketemu yang ditanyakan adalah hal privasi dari seseorang tersebut. Kenapa bisa dibilang privasi? karena tidak semua orang mau ditanyakan mengenai persoalan tersebut. Karena bagi mereka itu adalah urusannya apalagi menyangkut soal agama, terkadang seseorang tidak menyukai pertanyaan mengenai agama yang ia anut itu apa, karena agama dan umur ini sudah termasuk dari bagian privasi mereka dan dianggap tidak sopan jika menanyakan hal seperti itu. lalu apa yang harus dilakukan jika bertemu dengan orang baru dikenal? apa saja yang boleh atau tidak untuk ditanyakan ?
berikut etiket dalam melakukan perkenalan dengan orang yang baru pertama kali dikenal.
Etiket Dalam Percakapan dan Perkenalan | kalselpos dan Etiket Berkenalan – Professional Image (wordpress.com).

Dari dua link tersebut memberikan adanya penjelasan terkait etiket dalam berkenalan. hal-hal yang bersifat pribadi seperti agama, umur, pekerjaan, dll, itu sebenarnya tidak baik/ sopan karena itu biarkan menjadi hak dari mereka untuk tidak memberitahukan itu kepada kami. karena juga tak semestinya kita mengetahui segalanya tentang orang tersebut. Hal itu jika terjadi akan membuat salah satu dari mereka akan tersinggung. Jadi, sebaiknya kita berhati-hati dalam bercakap, bertanya, berkenalan kepada orang yang baru dikenal

Menurut saya, hal ini disebabkan karena adanya Cross Culture/perbedaan budaya. Contohnya : Orang Indonesia terkenal dengan bangsa yang ramah tamah sehingga menanyakan hal-hal yang sangat pribadi seperti umur seseorang. Hal itu dianggap tidak sopan karena terlalu personil, padahal tujuannya untuk bertanya hanya sekedar basa-basi untuk menunjukkan perhatian.
Itulah mengapa pentingnya pemahaman terhadap cross culture, agar menghindari kesalah pahaman yang terjadi. Yang mana setiap budaya memiliki stereotype yang berbeda tentunya.