Mengapa Seseorang Bisa Terkena Mental Ilness?

image

Mental illness (mental disorder), disebut juga dengan gangguan mental atau jiwa, adalah kondisi kesehatan yang memengaruhi pemikiran, perasaan, perilaku, suasana hati, atau kombinasi diantaranya. Kondisi ini dapat terjadi sesekali atau berlangsung dalam waktu yang lama (kronis).
Meski rumit, gangguan kesehatan mental termasuk penyakit yang dapat diobati. Bahkan, sebagian besar penderita mental disorder masih dapat menjalani kehidupan sehari-hari selayaknya orang normal.

Namun, pada kondisi yang lebih buruk, seseorang mungkin perlu mendapat perawatan intensif di rumah sakit untuk menangani kondisinya. Tak jarang, kondisi ini pun dapat memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri atau mengakhiri kehidupannya.

Belum diketahui secara pasti apa penyebab gangguan mental. Namun, kondisi ini diketahui terkait dengan faktor biologis dan psikologis, sebagaimana akan diuraikan di bawah ini:

Faktor biologis (atau disebut gangguan mental organik)

  • Gangguan pada fungsi sel saraf di otak.
  • Infeksi, misalnya akibat bakteri Streptococcus .
  • Kelainan bawaan atau cedera pada otak.
  • Kerusakan otak akibat terbentur atau kecelakaan.
  • Kekurangan oksigen pada otak bayi saat proses persalinan.
  • Memiliki orang tua atau keluarga penderita gangguan mental.
  • Penyalahgunaan NAPZA dalam jangka panjang, misalnya heroin dan kokain.
  • Kekurangan nutrisi.

Faktor psikologis

  • Peristiwa traumatik, seperti kekerasan dan pelecehan seksual.
  • Kehilangan orang tua atau disia-siakan di masa kecil.
  • Kurang mampu bergaul dengan orang lain.
  • Perceraian atau ditinggal mati oleh pasangan.
  • Perasaan rendah diri, tidak mampu, marah, atau kesepian.

Selain faktor psikologis yang telah disebutkan di atas, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa berada pada situasi pandemi, seperti pandemi COVID-19, juga bisa menjadi faktor pemicu stres yang kemudian membuat orang lebih rentan mengalami gangguan mental.

Stres tersebut dapat berasal dari rasa takut dan khawatir tentang kesehatan, keuangan, atau pekerjaan, yang banyak terpengaruh akibat pandemi.

Menurut Suryani (2013) dalam penelitian yang berjudul Mengenal Gejala dan Penyebab Gangguan Jiwa, ada 6 penyebab gangguan mental/jiwa.

Penyebab yang pertama adalah pengalaman traumatis saat kecil seperti kekerasan. Penyebab kedua adalah faktor biologis diantara lain seperti faktor genetik, adanya gangguan pada struktur dan fungsi otak, dan neurotransmitter. Penyebab ketiga adalah faktor psikoedukasi. Hal yang dimaksud dengan psikoedukasi adalah cara atau pola asuh orangtua terhadap anak.

Penyebab keempat adalah faktor koping yaitu cara bagaimana seseorang menyelesaikan masalah. Orang yang cenderung memakai emotion-focused coping, yaitu lebih fokus menyiapkan diri terhadap dampak dari tekanan, akan lebih mudah mengalami stress berkepanjangan. Penyebab kelima adakah stresor psikososial. Ada berbagai macam stresor atau penyebab stres, mulai dari yang ringan sampai berat. Orang yang mempunyai stresor yang berat, akan lebih mudah mengalami gangguan mental. Penyebab yang terakhir adalah pemahan dan keyakinan agama. Hal ini dipengaruhi oleh stigma kalau seseorang mengalami gangguan mental, berarti orang itu tidak memiliki iman yang kuat.

Referensi
Suryani. (2013, Oktober 10). Mengenal Gejala dan Penyebab Gangguan Jiwa. Seminar Stigma terhadap Orang Gangguan Jiwa. Bandung. https://www.researchgate.net/publication/273866139_Mengenal_gejala_dan_penyebab_gangguan_jiwa