Mengapa sakit gigi dapat menyebabkan kematian?

Vadim Kondratyuk asal California, Amerika Serikat, meninggal setelah sebelumnya mengeluh sakit gigi. Apakah semua sakit gigi berpotensi mematikan? Yuk simak penjelasan dokter.

Spesialis bedah mulut dan maksilofasial drg Dhanni Gustiana SpBMM menjelaskan rongga mulut merupakan bagian yang paling kotor dari tubuh manusia. Di dalam mulut ada sekitar 500 hingga 1.000 jenis bakteri berbeda. Sementara itu jumlah bakteri dalam mulut bervariasi antara 100 hingga 1 miliar.

“Kalau misalnya rongga mulut kita sehat, bakteri itu berfungsi sebagai flora normal. Namun bila ada kondisi patologis seperti daya tahan tubuh menurun, plak, gigi lubang, penyakit kronis maka ada ketidakseimbangan flora,” jelas drg Dhanni dalam perbincangan dengan detikHealth, Kamis (2/2/2017).

Nah, dalam situasi seperti itulah bakteri yang baik menjadi bakteri oportunis. Artinya bakteri baik berubah menjadi jahat.

Kata drg Dhanni, kebanyakan bakteri dalam mulut manusia adalah jenis Streptococcus. Bakteri ini tidak akan menimbulkan masalah bila tidak ada kondisi khusus.

Bila ada gigi yang rusak sampai kemudian terjadi abses, maka akan menjadi tempat berkumpul bakteri. Bakteri ini bisa ikut menjalar ke alirah darah di tubuh, kemudian menetap di bagian tubuh yang lemah.

Pada kasus Vadim, penjalaran bakteri akibat infeksi gigi terjadi di paru-paru. Sehingga dokter menemukan ada banyak cairan di paru-parunya dan membuat yang bersangkutan menjadi susah bernapas. Ketika organ yang terdampak sudah tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya, tentu berisiko terjadi kefatalan.

Kejadian paling parah adalah kematian,” imbuh drg Dhanni.

Jakarta, CNN Indonesia – Cukup mengerikan ketika seseorang harus rela mengorbankan nyawanya hanya karena gigi berlubang. drg. Ahmed Setia SpBM mengatakan, seringkali masyarakat baru sadar soal gigi berlubang ketika mengalami infeksi odontogenik atau infeksi yang berasal dari gigi.

Jarak waktu antara infeksi gigi berlubang dengan kematian sangatlah tipis. Berdasarkan pengalaman Ahmed, pasien yang menderita infeksi akibat gigi berlubang hanya dapat bertahan hidup dalam kurun waktu satu minggu.

“Resiko infeksi bisa sebabkan kematian. Infeksi dapat terjadi karena sepsis dan obstruksi,” ujarnya di Jakarta Pusat, Selasa (28/2).

Sepsis merupakan respon inflamasi akibat adanya infeksi pada tubuh. Jika seseorang sudah masuk kategori sepsis maka dia akan masuk ruang ICU.

Sedangkan obstruksi merupakan sumbatan yang biasanya terjadi pada saluran pernapasan karena pembengkakan pada dasar mulut yang sebabkan terangkatnya lidah.

Ahmed mengatakan, penanganan infeksi itu dapat dilakukan dengan bedah insisi drainage. Artinya, dokter harus mengeluarkan nanah atau cairan lainnya yang menyerang pasien di kamar bedah dengan bius total.

Sejauh ini, menurut Ahmed, kematian akibat infeksi gigi berlubang kerapkali menimpa orang dewasa dengan usia 18-70 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan terjadi pada anak-anak.

Dari pengalamannya, Ahmed mengatakan, minimal satu orang mengalami infeksi gigi setiap harinya.

Infeksi gigi itu bisa menyasar ke jantung dewasa dan anak-anak. Begitu masuk ke peredaran darah, ada proses inflamasi yang mengakibatkan multiorgan disfunction,” tuturnya.

Maka itu, Ahmed mengatakan, pemeriksaan gigi selama enam bulan sekali harus dilakukan karena selama itulah karies menjelajah di gigi yang dapat mengakibatkan lubang.

Ahmed mengatakan, meskipun pasien gigi berlubang kerapkali meminum obat untuk mengurangi sakit, tidak akan menutup jalannya karies yang berujung infeksi. Maka itu, dibutuhkan intervensi untuk evaluasi masalah gigi berlubang.

Gigi berlubang masih merupakan masalah yang paling sering dijumpai di Indonesia. Bahkan dikutip Detikcom, menurut drg. Sri Angky Soekanto, DDS, PhD., praktisi kesehatan gigi dan pakar biologi oral Universitas Indonesia, bahwa gigi berlubang merupakan masalah kesehatan gigi yang penderitanya paling tinggi di Indonesia. Mengapa bisa begitu? Masih menurut drg. Sri Angky Soekanto, DDS, PhD, kesadaran atas pentingnya kebersihan oral masih sangat minim, padahal edukasi sudah berusaha disebarkan. Beberapa tahun belakangan ini, program-program edukasi kebersihan oral pun dilakukan ke sekolah-sekolah. Sekolah dipilih karena kebiasaan perlu diterapkan sedini mungkin. Tidak heran juga, jika kita juga sering menjumpai iklan di mana orangtua membujuk anaknya untuk menggosok gigi.

Membangun kesadaran memang tidak mudah, mungkin salah satu penyebabnya adalah belum sadar benar atau ketidaktahuan atas dampak yang ditimbulkan dari gigi berlubang. Sering kali, gigi berlubang dikaitkan dengan berbagai penyakit seperti penyakit jantung, stroke dan diabetes, masalah pada kehamilan, infeksi pernapasan, hingga kanker.

Fakta-fakta penting mengenai gigi berlubang

Berikut ini adalah hal yang perlu Anda ketahui mengenai gigi berlubang, jika Anda masih enggan rutin menyikat gigi, Anda harus segera ubah kebiasaan ini:

  • Jika tidak ditangani dengan benar, gigi berlubang dapat menyebabkan infeksi pada gigi atas bagian belakang, dan infeksi ini dapat menyebar ke sinus belakang mata. Jika sudah begitu, bakteri akan masuk ke dalam otak dan dapat menyebabkan kematian.

  • Gigi berlubang disebabkan oleh bakteri yang memproduksi asam sehingga menggerogoti gigi, menyebabkan lubang pada gigi. Lubang tersebut membuat Anda mengalami rasa sakit, infeksi, dan kehilangan gigi.

  • Gigi memiliki tiga lapisan; dentin (lapisan tengah), enamel (lapisan luar), pulp (bagian tengah gigi yang terdiri dari saraf dan pembuluh darah). Semakin banyak lapisan yang terserang bakteri, akan semakin buruk kerusakan yang ditimbulkan.

  • Plak yang terbentuk pada gigi dan gusi mengandung banyak bakteri, tetapi dapat dikontrol dengan menyikat gigi dengan benar.

  • Bakteri tersebut akan memakan gula dari makanan yang kita makan, lalu dia akan mengeluarkan asam yang akan menyerang gigi sekitar dua puluh menit setelah kita makan. Enamel adalah lapisan pertama yang akan dihancurkan oleh asam dari bakteri tersebut.

  • Saliva alias air liur ternyata mampu untuk menetralisir asam pada mulut. Pada kasus gigi berlubang, menurut drg. Sri Angky Soekanto, DDS, PhD, kurangnya saliva menyebabkan bakteri terakumulasi tingkat sehingga keasaman di mulut menjadi tinggi.

Mengapa gigi berlubang bisa menyebabkan berbagai penyakit hingga kematian?

Gigi berlubang akan ditandai dengan perubahan warna pada gigi, Anda bisa mengenalinya dengan noda warna hitam, abu-abu atau cokelat – berupa garis atau titik yang lama kelamaan akan melebar. Ketika tidak diobati dalam waktu yang lama, lapisan pulp akan terinfeksi lalu akan membentuk abses di sekitar tulang gigi. Kalau sudah begitu, akan menyebabkan rasa sakit dan demam pada penderita.

Jika tidak diobati, abses gigi akan menyebar ke dalam ruang jaringan, pembengkakan pun terjadi pada wajah dan kulit. Abses gigi juga menyebabkan infeksi jaringan ruang dan bisa menyebabkan sesak napas, sulit menelan, hingga kematian. Kasus gigi berlubang yang berlanjut kematian memang jarang, tetapi bukanlah hal yang tidak mungkin. Ini terjadi saat infeksi dari gigi berlubang tersebut menyebar ke otak.

Selain itu, gigi berlubang memiliki hubungan dengan penyakit jantung. Penjelasan yang paling mendekati adalah gigi berlubang dapat menyebabkan masalah pada gusi. Di sini peneliti menemukan bahwa sakit gusi meningkatkan risiko sakit jantung. Mereka juga berpendapat bahwa kondisi jantung yang memburuk juga dapat disebabkan oleh peradangan yang ditimbulkan oleh masalah periodontal (penyakit gusi). Begitu pula dengan stroke. Ditemukan masalah infeksi oral pada penderita cerebrovascular ischemia – kondisi di mana tidak cukup aliran darah yang dibawa ke otak, yang memicu terjadinya stroke isemik. Kedua penyakit ini dapat menyebabkan kematian.

Gigi berlubang juga menyebabkan munculnya berbagai penyakit. Salah satunya Rheumatoid – gangguan autoimun yang bertahan lama sehingga berdampak pada sakit sendi. Penderita penyakit ini harus menghilangkan gigi yang abses sebab menghilangkan jaringan yang sudah terinfeksi dapat membantu mendapatkan kembali kesehatan penderita. Begitu juga dengan penyakit usus (gastro intestinal), infeksi oral dapat menjadi pemicunya karena secara konstan Anda menelan nanah dari gusi dan gigi.

Gigi berlubang akan ditandai dengan perubahan warna pada gigi, Anda bisa mengenalinya dengan noda warna hitam, abu-abu atau cokelat – berupa garis atau titik yang lama kelamaan akan melebar. Ketika tidak diobati dalam waktu yang lama, lapisan pulp akan terinfeksi lalu akan membentuk abses di sekitar tulang gigi. Kalau sudah begitu, akan menyebabkan rasa sakit dan demam pada penderita.

Jika tidak diobati, abses gigi akan menyebar ke dalam ruang jaringan, pembengkakan pun terjadi pada wajah dan kulit. Abses gigi juga menyebabkan infeksi jaringan ruang dan bisa menyebabkan sesak napas, sulit menelan, hingga kematian. Kasus gigi berlubang yang berlanjut kematian memang jarang, tetapi bukanlah hal yang tidak mungkin. Ini terjadi saat infeksi dari gigi berlubang tersebut menyebar ke otak.

Selain itu, gigi berlubang memiliki hubungan dengan penyakit jantung. Penjelasan yang paling mendekati adalah gigi berlubang dapat menyebabkan masalah pada gusi. Di sini peneliti menemukan bahwa sakit gusi meningkatkan risiko sakit jantung. Mereka juga berpendapat bahwa kondisi jantung yang memburuk juga dapat disebabkan oleh peradangan yang ditimbulkan oleh masalah periodontal (penyakit gusi). Begitu pula dengan stroke. Ditemukan masalah infeksi oral pada penderita cerebrovascular ischemia – kondisi di mana tidak cukup aliran darah yang dibawa ke otak, yang memicu terjadinya stroke isemik. Kedua penyakit ini dapat menyebabkan kematian.

Gigi berlubang juga menyebabkan munculnya berbagai penyakit. Salah satunya Rheumatoid – gangguan autoimun yang bertahan lama sehingga berdampak pada sakit sendi. Penderita penyakit ini harus menghilangkan gigi yang abses sebab menghilangkan jaringan yang sudah terinfeksi dapat membantu mendapatkan kembali kesehatan penderita. Begitu juga dengan penyakit usus (gastro intestinal), infeksi oral dapat menjadi pemicunya karena secara konstan Anda menelan nanah dari gusi dan gigi.

sumber: https://hellosehat.com/hidup-sehat/gigi-mulut/gigi-berlubang-bisa-sebabkan-kematian/