Gambar : Foto Leo Baekeland, penemu plastik bakelit
Sumber : BBC.com
Plastik adalah kata yang awalnya ditujukan pada sesuatu yang “lentur dan mudah dibentuk”. Kata plastik ini kemudian digunakan untuk mewakili kategori bahan yang disebut polimer. Kata polimer berarti “dari banyak bagian”. Polimer terbuat dari rantai panjang molekul. Polimer alami dapat ditemukan di alam, contohnya selulosa, bahan yang menyusun dinding sel tumbuhan.
Pada pertengahan tahun 1800, manusia mulai menciptakan polimer sintetik atau polimer buatan. Terkadang polimer sintetik juga menggunakan campuran bahan alami seperti selulosa, namun seringkali polimer sintetik menggunakan banyak atom karbon yang berasal dari minyak bumi dan sumber daya fosil. Polimer sintetik memiliki karakteristik kuat, ringan, dan fleksibel.
Sebelum diciptakan plastik, bidang industri bergantung sepenuhnya pada alam. Salah satunya kertas yang berasal dari kayu. Kertas mudah dibentuk dan ringan, namun tidak kuat, tidak tahan lama, dan menghabiskan persediaan kayu yang penting bagi ketersediaan oksigen dan pelestarian lingkungan. Selain kayu, beberapa penggunaan material lain yang digunakan, yaitu logam, batu, tulang, tanduk, dan juga taring. Beberapa material tersebut terbatas, tidak mudah didapatkan dan tidak mudah diproses. Sehingga ilmuwan mencari alternatif material lain yang bisa diproduksi secara massal, ringan, kuat, tahan lama, murah, dan tidak sepenuhnya bergantung pada sumber daya alam. Kemudian, polimer sintetik ini mulai berkembang di dunia industri.
Perkembangan Plastik
Pada tahun 1839, Charles Goodyear tanpa sengaja menemukan proses bernama vulkanisasi yang menciptakan material karet yang lebih elastis dan kuat. Material ciptaan Charles Goodyear ini juga merupakan salah satu kombinasi polimer yang pertama kali ditemukan.
Pada tahun 1846, Charles Schonbein, ahli kimia dari Swiss, menemukan nitrocellulose secara tidak sengaja saat menumpahkan campuran nitric acid-sulfuric acid pada kapas.
Pada tahun 1855, Alexander Parkes menemukan Celluloid atau yang biasa disebut dengan Parkesine, yaitu material campuran nitrat selulosa dan camphor/kapur. Celluloid atau Parkesine ini merupakan thermoplastic pertama yang memiliki karakter fleksibel saat terkena panas dan kembali kaku saat dingin.
Plastik industri pertama diciptakan pada tahun 1869 oleh John Wesley Hyatt, yang waktu itu mendapat tantangan hadiah sejumlah $10.000 dari sebuah perusahaan di New York bagi siapapun yang bisa menemukan material alternatif dari gading.
Pada tahun 1907, Leo Hendrik Baekeland, seorang dari Belgia yang lahir di Amerika menciptakan Bakelite, polimer sintetik pertama yang diciptakan dari campuran phenol dan formaldehyde.
Pada tahun 1930-an, ahli kimia dari Dupont bernama Wallace Carruthers menemukan kombinasi polimer dari kondensasi adipic acid dan jenis tertentu diaminohexane monomers yang dapat ditarik dan dibentuk menjadi benang yang kuat, mirip dengan sutra. Bahan yang ringan, kuat, dan tahan lama tersebut dikenal sebagai Nilon.
Plastik diciptakan dengan tujuan dan maksud yang baik untuk menyelamatkan bumi dari keterbatasan sumber daya alam. Namun, produksi plastik yang terlalu banyak, terlalu cepat, dan penggunaan sekali pakai yang tidak efektif menjadi suatu bumerang bagi lingkungan. Tentunya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menangani pengolahan sampah plastik yang kian menumpuk serta peraturan terkait penggunaan plastik sehari-hari.
Referensi :
Susan Freinkel, Plastics: A Toxic Love Story (New York: Henry Holt, 2011), p. 4.
Sciencehistory. 2020. History and future of plastics. Diakses di : History and Future of Plastics | Science History Institute. Diakses pada : 31 Agustus 2020.
Waste4change. 2020. The history of plastic. Diakses di : The History of Plastic - Waste4Change. Diakses Pada : 31 Agustus 2020