Identifikasi risiko pada tahap awal proyek, penting untuk dilakukan karena sebagai upaya untuk melakukan tindakan yang tepat dan mengantarkan proyek sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Identifikasi risiko merupakan proses disiplin yang melibatkan penggunaan daftar risiko potensial dan mengevaluasi kejadian yang dapat terjadi pada proyek. Beberapa perusahaan dan industri mengembangkan daftar risiko berdasarkan pengalaman dari proyek-proyek masa lalu. Daftar ini dapat membantu manajer proyek dan tim proyek dalam mengidentifikasi spesifikasi risiko dan memperluas pemikiran tim. Pengalaman dari tim proyek, pengalaman proyek pada perusahaan dan para ahli di industri dapat menjadi sumber yang penting untuk mengidentifikasi potensi risiko pasa sebuah proyek.
Proses identifikasi risiko akan membantu mengatasi tantangan seperti perubahan lingkup pada proyek dan efek pasar eksternal. Hal ini akan mendorong untuk mempersiapkan tim dengan pengetahuan yang memadai terhadap persyaratan dan bekerja dengan cara menerima bantuan untuk mengatasi risiko yang diidentifikasi dalam proyek yang dikembangkan. Dalam proses identifikasi dan resolusi risiko, manajer proyek dan tim bekerja sama untuk melakukan brainstorming dan menghasilkan semua solusi yang mungkin serta memilih pendekatan terbaik.
Mengidentifikasi sumber risiko berdasarkan kategori adalah metode lain untuk mengeksplorasi potensi risiko pada suatu proyek. Beberapa contoh kategori untuk risiko potensial yaitu teknis, biaya, jadwal, klien, kontraktual, cuaca, keuangan, politik, lingkungan dan masyarakat.
Dalam mengidentifikasi risiko terdapat beberapa proses yang dilakukan diantaranya:
Inputs
Barang apapun, baik internal maupun eksternal terhadap proyek yang dibutuhkan sebelum proses itu berjalan. Bisa jadi keluaran dari proses sebelumnya. Contohnya meliputi:
- Project charter
- Project schedule
- Resource calendars
- Approved change requests
-
Enterprise Environmental Factors (EEF), seperti standar pemerintah atau industri, sistem informasi manajemen proyek, struktur organisasi, budaya, praktik, dan infrastruktur, dan lain lain.
-
Organizational Process Assets (OPA), seperti pedoman standar, instruksi kerja, template manajemen proyek, file proyek dari proyek sebelumnya, dan informasi historis lainnya, dan lain lain.
Tools
Sesuatu yang nyata, seperti template atau program perangkat lunak, digunakan dalam melakukan aktivitas untuk menghasilkan suatu produk atau hasil. Contohnya meliputi:
- Analytical techniques
- Project management information system(s)
- Benchmarking
- Product analysis
Techniques
Prosedur sistematis yang ditetapkan oleh sumber daya manusia untuk melakukan aktivitas yang menghasilkan produk atau hasil atau memberikan layanan, dan mungkin menggunakan satu atau lebih alat. Contohnya meliputi:
- Meetings
- Expert judgment
- Inspection
- Interviews
- Decomposition
Outputs
Produk, hasil, atau layanan yang dihasilkan oleh sebuah proses. Mungkin menjadi masukan bagi proses penggantinya. Contohnya meliputi:
- Work performance information
- Change requests
- Project management plan updates
- Organizational process assets updates
- Project documents updates
Sumber: