Menjadi orang tua bukanlah sesuatu hal yang mudah dan dapat dilakukan oleh semua orang. Banyak orang diluar sana yang gagal menjadi orang tua yang baik untuk anaknya. Kegagalan orang tua dalam mendidik dan membesarkan anaknya juga pasti dapat berdampak ataupun merugikan si anak. Untuk itu, menurutku sebelum menjadi orang tua, sangat penting untuk mempelajari cara pola asuh yang baik, agar kedepannya anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Proses parenting sendiri merupakan hubungan dua arah, dimana di dalamnya ada interaksi antara orang tua dan anak yang dipengaruhi. Parenting yang baik adalah membangun relasi (hubungan) yang hangat antara orang tua dan anak melalui penerimaan, kepedulian, dan sikap responsif terhadap kebutuhan anak serta tersedianya batasan-batasan yang diwujudkan melalui tuntutan (anak diberikan tugas namun harus disertai dengan tanggung jawab dan konsekuensi) dan control (orang tua harus tetap mengawasi dan mengarahkan anak (Nooraeni, 2017)
Parenting menjadi sangat penting karena hubungan sosial yang dibangun dalam pengasuhan akan membentuk sudut pandang terhadap dirinya sendiri dan lingkungan di sekitarnya. Parenting yang baik berfokus pada memberikan bantuan kepada anak untuk dapat terintegrasi dengan baik di lingkungan rumah maupun sekolahnya dan membantu mengajarkan anak akan tanggung jawab sosial yang harus ditanggungnya (Hughoghi, 2004 dalam Nooraeni, 2017)).
Ilustrasi di atas merupakan parenting yang semestinya dianut oleh orang tua. Tetapi ternyata penerapan parenting orang berbeda-beda, penerapan parenting dipengaruhi oleh pola asuh yang dianut oleh orang tua. Berikut merupakan empat macam jenis parenting, yang diantaranya adalah:
Authoritarian parenting (pola asuh otoriter)
Pada pola ini, orang tua memiliki ekspektasi yang tinggi pada anak dan memastikan anaknya mengikuti semua aturan ketat dari mereka. Jika anak gagal mengikuti aturan, maka biasanya mereka akan memberikan hukuman yang tegas.
Authoritative parenting (pola asuh otoritatif)
Pola ini hampir sama dengan pola asuh yang disebutkan sebelumnya, hanya saja gaya parenting ini jauh lebih demokratis. Orang tua yang menerapkan pola asuh ini mau mendengarkan pertanyaan anak dan responsif terhadap segala hal yang dilakukan. Mereka memang memiliki ekspektasi yang tinggi pada anak, tapi di saat yang bersamaan juga memberikan dukungan, kehangatan, dan berinteraksi dengan anak.
Permissive parenting (pola asuh permisif)
Pada pola ini, orang tua jarang memiliki ekspektasi tertentu pada anak, jarang mendisiplinkan anak, memberikan banyak kelonggaran pada anak, lebih memposisikan dirinya sebagai teman bagi anaknya, dll.
Uninvolved parenting (pola asuh membiarkan)
Pada pola ini, orang tua hampir tidak memiliki ekspektasi pada anaknya. Meski orang tua tersebut tetap memenuhi kebutuhan dasar anak seperti menyediakan tempat tinggal yang layak, makanan yang cukup, dan uang untuk keperluan sekolah dan lain-lain, tapi tidak terlibat banyak dalam kehidupan anaknya.
Referensi
Nooraeni. 2017. Implementasi Program Parenting Dalam Menumbuhkan Perilaku Pengasuhan Positif Orang Tua Di PAUD Tulip Tarogong Kaler Garut. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah. Vol. 13, No. 2.
Putri dan Utari. 2020. Memahami Arti Parenting dan Jenis-jenisnya, Orang Tua Perlu Tahu. (online) di Parenting Adalah Pola Asuh Anak, Kenali 5 Jenisnya