Mengapa Menyebut Kata Anjing ataupun Babi dikatakan Kasar?

ksar

Hayo siapa yang sering berkata kasar? dari orang dewasa hingga anak-anak sudah tidak asing lagi dengan kata kasar. ditambah jaman yang sudah semakin maju ini sangat memudahkan anak-anak untuk menemukan hal yang tidak baik, berkata kasar salah satunya. kata-kata kasar sering kali dilontarkan ketika sedang emosi terhadap orang, suatu hal, game, kondisi ataupun situasi lainnya untuk mengekspresikan kekesalan yang dialami. sebenarnya sangat banyak kata-kata kasar ini. Indonesia yang memiliki beragam suku dan pulau yang sangat banyak memungkinkan bahwa kata-kata kasar di setiap daerah itu berbeda-beda. Namun yang paling sering diucapkan adalah anjing ataupun babi.

Sebenarnya kenapa sih dua nama hewan ini dianggap sebagai kata kasar?

Tidak banyak yang mengetahui kenapa harus nama binatang, terutama anjing atau babi, yang dipilih penutur sebagai ekspresi kebencian atau kekesalan. Secara linguistic, bentuk dari kata makian sangat tergantung dan terikat pada budaya pemilik bahasa terkait.
Di Bandung, kata anjing sangat populer digunakan sebagai ekspresi kekecewaan dan kemarahan, soalnya budaya Sunda memiliki kedekatan dengan Islam. Anjing, dalam budaya Islam, dinilai sebagai hewan kotor yang najis serta dapat merepresentasikan kekecewaan. Walupun secara linguistik, makian adalah perangkat yang alamiah dan wajar. Hipotesis kedua perihal asal muasal kata anjing sebagai ekspresi makian mengemuka karena dinilai mencerminkan penjajah di masa kolonial Belanda. Kala itu, para noni Belanda gemar merawat anjing sehingga masyarakat pribumi kerap menggunakan nama hewan tersebut sebagai bentuk kebencian terhadap penjajah.

Sumber

Mengapa Anjing Jadi Kata Makian? - Ayo Bandung

Seakan sudah menjadi kebiasaan, masyarakat Indonesia memang suka menyebut nama hewan sebagai bahan umpatan. Menurutku mungkin ini ada hubungannya dengan masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah muslim, dimana islam menganggap hewan anjing dan babi sebagai hewan yang ‘najis’ dan kotor sehingga tak jarang hewan tersebut dijadikan ungkapan kekecewaan ataupun kekesalan. Namun, tentunya hal ini sangatlah tidak baik jika terus-terusan dijadikan sebagai kebiasaan karena dapat menimbulkan budaya yang kurang baik juga. Terlebih lagi ketika tanpa sadar dan tidak paham atau ikut-ikutan saja dalam mengucapkan hal tersebut.

Seiring dengan perkembangan zaman, kata anjing juga mengalami perkembangan makna interpretasi loh! Selain merujuk pada nama hewan dan makian, banyak juga masyarakat yang menganggap bahwa anjing adalah simbol dari kedekatan atau keakraban sosial. Jadi menurutku kebiasaan dalam mengucapkan kata anjing maupun babi sebagai makian harus segera dihilangkan

Menurut saya pribadi karena orang-orang diluar sana, apalagi para remaja sudah membiasakan kata tersebut untuk hal-hal yang tidak baik, mayoritasnya digunakan untuk saling ejek dan terkadang ketika berkelahi atau adu mulut. Sudah sangat biasa dan wajar ketika orang mengatakan hal tersebut. Berbeda lagi ketika hal tersebut wajar digunakan misalnya untuk memberi tahu bahwa itu hewan anjing atau babi. Dan juga dengan menggunakan nada yang biasa dan santai saja, bukan nada keras atau seperti orang marah.

Di Indonesia, bahasa kotor seringkali diperumpamakan dengan binatang, contohnya saja seperti monyet, anjing, atau babi dan bahkan kotoran yang sering dilontarkan yaitu “tai”.

Menurut saya mengapa nama hewan sering dianggap kata kasar karena jika dilontarkan saat untuk meluapkan emosi kata tersebut membandingkan seseorang dengan binatang atau kotoran itu sendiri. Anjing dianggap kasar mungkin karena Indonesia ini memiliki penduduk dengan mayoritas Muslim dan Islam menganggap bahwa anjing adalah hewan najis dan Babi yang diasosikan dengan sifat rakus, malas, tak punya sopan santun dan suka menang sendiri.

Alasan kenapa babi dan anjing sering dianggap kata kasar karena digunakan sebagai ejekan/umpatan untuk seseorang. Mengata-ngatai/menyamakan orang dengan anjing dan babi membuat dua nama hewan tersebut dianggap kasar. Padahal dibandingkan dengan perilaku manusia, anjing dan babi tidak memiliki korelasi dengan itu. Oleh karenanya, lebih baik kita berucap yang baik-baik saja.

Tindakan mencemooh orang lain dengan sebutan hewan tersebut seperti sudah menjadi kebiasaan dalam masyarakat, jika ditanya mengapa? Bisa jadi karena tujuan dari cemooh tersebut adalah untuk merendahkan orang yang dicemooh, dan binatang adalah makhluk yang dianggap derajatnya lebih rendah dibanding manusia, sehingga kebanyakan sebutan-sebutan tersebut berasal dari nama hewan.