Mengapa masyarakat Indonesia senang mengadopsi budaya luar, khususnya Korea?

pexels-pixabay-373290

Budaya Korea berkembang dengan pesat dan meluas secara global dalam beberapa dekade terakhir. Keberadaannya yang mudah diterima oleh publik dari berbagai kalangan, membuat sebuah fenomena yang disebut “Korean Wave”. Fenomena ini juga dijumpai di Indonesia dan dampaknya sangat terasa di kehidupan sehari-hari saat ini terutama pada generasi milenial.

Perkembangan teknologi informasi yang cepat dan masif di era globalisasi menjadi faktor utama penyebab pesatnya perkembangan Korean Wave di Indonesia. Korean Wave sendiri diawali dan sangat identik dengan dunia hiburan seperti musik, drama, film, dll yang dikemas secara apik menyajikan budaya-budaya Korea secara detail. Sering berjalannya waktu, budaya Korea banyak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari para pecinta budaya Korea di Indonesia, mulai dari fashion, make up, korean skincare, makanan, gaya rambut, gaya bicara, bahkan hingga bahasa.

Nah, menurut kalian, kenapa sih masyarakat kita suka mengadopsi budaya budaya dari luar, khusunya budaya budaya Korea? Apakah mereka tidak PeDe dan cinta dengan budaya sendiri? Tulis pendapat kalian di kolom komentar yaa.

Sejujurnya saya juga salah satu yang banyak mengadopsi budaya luar khususnya budaya Korea seperti belajar bahasanya dan sering mendengar musik juga menonton film buatan mereka. Sebenarnya bukan tidak pede dengan budaya kita sendiri tentunya saya bangga dengan Indonesia yang budaya nya tidak kalah banyak, tetapi menurut saya bahasa korea yang ditulis dengan Hangul memiliki ‘keindahan’ nya sendiri, maka dari itu saya tertarik untuk belajar bahasa mereka. Tidak hanya itu dari film dan drama nya sendiri membuat saya tertarik karena alur cerita dan produksi nya yang terbilang ‘niat’. Walau begitu saya juga tetap mendukung dan ga melupakan budaya Indonesia sendiri, karena sejatinya belajar bahasa atau budaya lain bukan berarti kita melupaka budaya sendiri tetapi menurut saya itu adalah sebagai bentuk peningkatan diri untuk belajar bahasa lain.

Seperti yang kita ketahui, generasi sekarang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Akibat perkembangan teknologi dan budaya asing yang masuk, membuat generasi muda semakin kurang peduli dan kurang mencintai budayanya sendiri. Karena kurangnya minat mereka untuk mempelajari budaya sendiri, padahal bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan bahkan ada yang menjadi warisan budaya dunia.

Menurut aku, meskipun aku bukan orang yang menyukai korea tetapi dengan banyaknya pendapat dari teman-teman yang memang menyukai semua tentang korea mengatakan bahwa ada sisi baiknya untuk belajar budaya asing baik dari bahasanya, budaya dalam kehidupan sehari-hari hingga juga mengetahui tentang skin care dan perawatan diri lainnya. Namun menurut aku sendiri kenapa masyarakat lebih menyukai budaya asing (secara garis besarnya, bukan mengarah ke budaya korea saja) bisa dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan yang didapatkan menenai budaya kita sendiri di Indonesia.

Bukti nyatanya kebanyakan orang jaman sekarang lebih peduli tentang teknologi yang terus berkembang, dan jika kita sadari banyak sekali warisan atau budaya dari Indonesia yang mulai dilupakan, dari hal itulah budaya kita sendiri ini semakin tidak dianggap dan disadari keberadaannya. Alasan lain menurut aku juga karena kita masih malu untuk mengakui bahwa kita sendiri juga memilki budaya yang tidak kalah menariknya dengan negara asing, mungkin mereka berpikrian bahwa budaya kita ini tidak mengikuti trend / ketinggalan jaman / bersifat kuno, padahal sebenarnya tidak seperti itu. Nah untuk itu kita sebagai generasi yang akan meneruskan bangsa ini harus bisa membuka pikrian masyarakat luas tentang kekayaan budaya yang kita miliki.

Tidak hanya modernisasi, proses perubahan sosial yang juga disebabkan oleh globalisasi adalah terjadinya westernisasi.
Sebagian besar masyarakat seringkali menyamakan westernisasi dengan modernisasi, padahal keduanya memiliki perbedaan.

Westernisasi merupakan proses meniru gaya hidup orang barat atau luar negeri. Sedangkan modernisasi mencakup hal yang lebih luas.

Modernisasi bukanlah pengambilalihan gaya dan cara hidup orang barat. Suatu bangsa atau negara tetap bisa melakukan modernisasi meskipun tidak mengadaptasi dan mengambil alih gaya dan cara hidup orang barat.

Dalam buku Pengantar Ringkas Sosiologi (2020) karya Elly M. Setiadi, dijelaskan bahwa westernisasi merupakan proses pengambilalihan unsur-unsur kebudayaan barat secara membabi buta tanpa melalui proses pertimbangan apakah unsur-unsur kebudayaan barat tersebut sesuai dengan kultur bangsa atau tidak.

Faktor utama penyebab terjadinya westernisasi adalah perkembangan teknologi yang begitu pesat. Teknologi yang lebih maju membuat masyarakat mudah untuk mengakses berbagai kebudayaan barat tanpa adanya filter sama sekali.

Selain itu, westernisasi juga terjadi karena adanya kecenderungan masyarakat yang menganggap bahwa kebudayaan barat lebih maju, modern, keren, dan lebih bergaya. Adanya anggapan tersebut membuat masyarakat mengadopsi semua kebudayaan barat tanpa melakukan filter. Padahal tidak semua budaya barat dapat diterapkan di Indonesia. Westernisasi inilah yang membuat eksistensi kebudayaan nasional menjadi terancam.