Mengapa kita harus berhati-hati dengan Kegemukkan?

gemuk

Gemuk atau berbadan gendut identik dengan tingginya komposisi lemak di dalam tubuh. Hal tersebut sering menjadi masalah yang sangat mengerikan, terutama bagi kaum wanita. Akan tetapi, khususnya pada bayi, kegemukan menjadi indikator kelucuan atau kegemasan seorang bayi.

Gemuk atau berbadan gendut identik dengan tingginya komposisi lemak di dalam tubuh. Hal tersebut sering menjadi masalah yang sangat mengerikan, terutama bagi kaum wanita. Akan tetapi, khususnya pada bayi, kegemukan menjadi indikator kelucuan atau kegemasan seorang bayi.

Dalam dunia kesehatan, istilah bentuk badan dibagi ke dalam lima kategori, yaitu kurus, normal, gendut, obesitas I, dan obesitas II [4]. Pembagian kategori tersebut berdasarkan penghitungan index massa tubuh (IMT) dengan rumus IMT = berat badan (Kg) ÷ Tinggi2 (meter) [1]. Adapun, batasan nilai IMT di setiap kategori adalah < 18.5 (kurus), 18.5-22.9 (normal), 23-24.9 (gendut), 25-29.9 (obesitas I), dan > 30 (obesitas II). Selain dengan IMT, pengukuran lingkar perut adalah salah satu cara untuk menentukan obesitas, yang dimana jika ukuran pinggang > 90 cm untuk pria dan > 80 cm untuk perempuan, maka diindikasikan obesitas.

Kategori ukuran tubuh akan mempengaruhi resiko terkena penyakit kronis. Obesitas adalah faktor utama penyebab terkena penyakit jantung seperti jantung koroner, gagal jantung, dan stroke. Khususnya untuk obesitas level II dan lebih dari nilai BMI level II, memiliki resiko lebih tinggi terkena penyakit metabolisme dan jantung dibandingkan dengan obesitas level I dan gendut. Selain itu, kelebihan berat badan juga akan beresiko tekanan darah tinggi. Penelitian yang dilakuakan oleh Baker., dkk (2007) terhadap 276,835 orang anak-anak (7-13 tahun) obesitas di Jerman, menyatakan bahwa obesitas pada masa anak-anak akan meningkatkan resiko terkena penyakit jantung koroner pada saat dewasa. Artinya, tingkat obesitas pada usia anak-anak akan berdampak pada resiko terkena penyakit jantung di masa dewasa.

Oleh karena itu, obesitas menjadi suatu tanda terancamnya kondisi kesehatan meskipun dampaknya tidak secara langsung. Penanganan sejak dini harus dilakukan dengan menurunkan berat badan ke dalam kategori normal (18.5-22.9 IMT).

sumber : http://sainspop.com/hati-hati-dengan-badan-gemuk/

Kita harus waspada bila mengalami kegemukkan atau obesitas sebab terdapat dampak kesehatan yang terjadi akibat kegemukkan. Beberapa dampak yang terjadi dalam jangka panjang menurut Damayanti, 2008 diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Sindrom resistensi insulin
    Bagi orang yang mengalami kegemukan sekitar perut, terutama yang bertipe buah apel, umumnya mengalami penurunan jumlah insulin dalam darah. Akibatnya hal tersebut memicu anak terserang Diabetus Millitus tipe 2. Penderita DM tipe 1 selain memiliki kadar glukosa yang tinggi, juga memiliki kadar insulin yang tinggi atau normal. Keadaan inilah yang disebut sindrom resistensi insulin atau sindrom X.

  2. Tekanan Darah Tinggi
    Obesitas adalah salah satu penyebab utama yang mempengaruhi tekanan darah. Sekitar 20-30% anak yang kegemukan mengalami hipertensi. Dikatakan hipertensi jika mengalami tekanan darah tinggi yaitu systole lebih besar dari 140 mmHg, dan diastole lebih besar dari 90 mmHg.

  3. Penyakit Jantung Koroner
    Penyakit yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah koroner.Risiko terkena penyakit jantung koroner semakin meningkat seiring dnegan perubahan terjadinya penambahan berat badan yang berlebihan. Penyakit jantung koroner tidak selalu akibat kegemukan, tetapi diperburuk oleh faktor risiko lain yang terjadi pada masa kanak- kanak seperti hipertensi, kolesterol tinggi dan diabetes.

  4. Gangguan pernafasan
    Gangguan pernafasan yang sering terjadi pada orang yang mengalami kegemukkan seperti asma, nafas pendek, menggorok saat tidur dan tidur apnue (terhentinya pernafasan untuk sementara waktu ketika sedang tidur). Hal ini disebabkan karena penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diagragma dalam dinding dada yang menekankan paru-paru.

  5. Gangguan tulang persendian
    Beban tubuh anak yang terlalu berat mengakibatkan gangguan ortopedi dan gangguan lain yang sering dirasakan adalah nyeri punggung bawah dan nyeri akibat radang sendi.

1 Like