Mengapa kekurangan zat besi, vitamin B 12 dan Asam folat dapat menyebabkan anemia?

Anemia

Anemia adalah keadaan dimana sel darah merah dalam tubuh manusia di bawah angka normal. Zat besi, vitamin B 12 dan asam folat sering dianggap penting untuk mencegah anemia. Mengapa zat-zat tersebut dapat membantu pencegahan anemia?

Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal. Anemia terjadi sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan esensial (misalnya zat besi, vitamin B 12 dan Asam folat) yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut (Arisman, 2007).

Anemia Defisiensi Besi

Anemia Defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah,
artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena terganggunya pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar zat besi dalam darah.

Jika simpanan zat besi dalam tubuh seseorang sudah sangat rendah berarti orang tersebut mendekati anemia walaupun belum ditemukan gejala-gejala fisiologis. Simpanan zat besi yang sangat rendah lambat laun tidak akan cukup untuk membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang sehingga kadar hemoglobin terus menurun di bawah batas normal.

Zat besi diperlukan untuk hemopoesis (pembentukan darah) dan juga diperlukan oleh berbagai enzim sebagai faktor penggiat. Zat besi yang terdapat dalam enzim juga diperlukan untuk mengangkut elektro (sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen (oksidase dan oksigenase).

image
Gambar Pengangkutan zat besi dan metabolismenya (Guyton dan Hall, 2008)

Anemia Defisiensi asam folat

Pemberian Asam folat berhubungan dengan penurunan 40 risiko anemia pada wanita hamil dan 35 menurunkan risiko anemia megaloblastis.

Defisiensi asam folat terutama menyebabkan gangguan metabolisme DNA, akibatnya terjadi perubahan morfologi inti sel terutama sel-sel yang sangat cepat membelah seperti sel darah merah, sel darah putih serta sel epitel lambung dan usus, vagina dan serviks.

Kekurangan asam folat menghambat pertumbuhan, menyebabkan anemia megaloblastik dan gangguan darah lainnya, peradangan lidah (glositis) dan gangguan saluran cerna (Almatsier, 2001).

Anemia Defisiensi vitamin B12

Defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan anemia makrositik.

Manifestasi defisiensi vitamin B12 terjadi pada tahap awal dengan konsentrasi serum yang rendah kemudian ada indikasi transcobalamin II yang rendah, pada tahap berikutnya konsentrasi vitamin dalam sel yang rendah dan selanjutnya defisiensi secara biokimia dengan terjadinya penurunan sintesis DNA. (Groff, et al, 2005).

Anemia pernisiosa yang disertai rasa letih yang parah merupakan akibat dari defisiensi vitamin B12. Vitamin B12 ini sangat penting dalam pembentukan RBC (Red Blood Cell). Di negara berkembang prevalensi defisiensi vitamin B12 ditemukan pada semua umur. Hal ini disebabkan intake makanan yang rendah (Ramakrishnan, 2001).