Mengapa kehidupan nelayan masih kurang dari kata sejahtera ?

Nelayan

Nelayan merupakan seorang atau komunitas yang bekerja sebagai pencari ikan dan penangkap ikan di pengairan, baik di perairan tawar, payau maupun laut. Para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut.

Mengapa kehidupan nelayan masih kurang dari kata sejahtera ?

Nelayan di Indonesia masih banyak yang belum sejahtera dan miskin. Nelayan saat ini masih kurang diperhatikan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Padahal dengan adanya nelayan negara kita menjadi maju.

Sekretaris Departemen Sosial Ekonomi Perikanan, Dr. Atikah Nurhayati, SP., MP. mengatakan penilaian pemerintah sudah baik atau tidak dalam memperlakukan nelayan Indonesia dapat dilihat dari indikator sosial ekonomi nelayan yang masih rentan dalam siklus kemiskinan secara struktural dibandingkan dengan kultural. Kebijakan pemerintah belum mampu mengatur sistem bagi hasil yang berlaku di nelayan, sehingga masih menimbulkan “gap” antara pihak yang diuntungkan dengan yang dirugikan, sehingga diperlukan sosialisasi mengenai undang-undang bagi hasil bagi nelayan dengan melibatkan ketua adat atau tokoh masyarakat.

Kebijakan pemerintah, kata dia, belum berpihak kepada nelayan dalam aspek permodalan, masih sulitnya akses nelayan kepada lembaga keuangan formal, sehingga nelayan lebih memilih kepada lembaga keuangan non formal dengan tingkat bunga diatas rata-rata lembaga keuangan formal, sehingga diperlukan regulasi lembaga keuangan khusus untuk nelayan. Kebijakan pemerintah belum sepenuhnya memberikan jaminan sosial dan keselamatan melaut bagi nelayan, masih banyak kasus nelayan yang melintasi batas wilayah NKRI akibat ketidaktahuan nelayan terhadap batas wilayah.

Sedangkan untuk alat tangkap dan jenis kapal yang dimiliki oleh nelayan di Indonesia masih relatif terbatas. Berikut tanggapan dari Noir P. Purba, M.Sc, Dosen Ilmu Kelautan dan Peneliti di KOMITMEN Research Group.

“Melihat luasnya perairan Indonesia (70 % lautan) dan heteroginitas ikan di Indonesia, tentu alat dan kapasitas kapal perlu dikembangkan," kata Noir.

Bantuan kapal pada tahun 2017 sekitar 2000 kapal, ujar Noir, masih belum mampu memenuhi mengeksploitasi perairan baik di Hindia maupun Pasifik. Demikian juga dengan alat tangkap yang harus di modifikasi atau diperbaharui dikarenakan kondisi perairan Indonesia yang kompleks dan merupakan alur migrasi ikan.

"Nelayan Indonesia membutuhkan teknologi yang lebih mumpuni dalam menangkap ikan. Nelayan Indonesia sangat kurang dalam penangkapan ikan di zona eksklusif dikarenakan ketiadaan alat tangkap dan kapal yang baik. Walaupun zona upwelling di Indonesia sangat banyak, namun ikan yang didapat tidak lebih banyak karena pada saat upwelling, angin muson tenggara juga berhembus kuat yang mengakibatkan gelombang tinggi,” ujar Noir.

Dengan melihat potensi laut yang besar di Indonesia ini, menurut Atikah, potensi yang harus dikembangkan oleh nelayan adalah peningkatan kemampuan dalam menentukan zonasi tangkapan yang aman dan tidak melewati batas wilayah NKRI, kemampuan dalam menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan, kemampuan dalam penangangan hasil tangkapan (post harvest strategy) sehingga memiliki nilai tambah (added value) produk perikanan tangkap.

Sumber :

https://student.cnnindonesia.com/inspirasi/20170413104707-454-207236/sejahterakah-nelayan-kita/