Mengapa hukum sensor pada televisi Indonesia membingungkan?

Sejak beberapa tahun belakangan, Indonesia menerapkan sensor pada beberapa acara di televisi. Seperti contoh orang merokok, membawa bir, dan lain-lain. Padahal sebelum sebuah film dimulai, ada pemberitahuan atau himbauan tentang film tersebut.

Gambar: filmmakinggist.blogspot.com

Namun, di Indonesia meski sebuah film yang memiliki rating “Dewasa” misalnya, masih tetap terdapat sensor. Seakan-akan “memperbolehkan” setiap usia untuk menonton film tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penonton menjadi bingung.

A: “Film ini buat orang dewasa jangan ditonton”
B: “Tapi film ini sudah disensor, jadi aman buat ditonton”

Banyak sekali film-film barat yang diberi sensor seperti pada adegan berkelahi. Namun Ironisnya, film-film ataupun sinetron asli buatan Indonesia masih banyak mempertontonkan adegan berkelahi tanpa adanya sensor sedikitpun.

Mengapa bisa terjadi demikian?

Apakah sensor di Indonesia ini cuma sekedar “cap” saja?