Mengapa dilakukan teknik fistula yang dilakukan pada sapi?

Teknologi peternakan masing-masing negara memang berbeda-beda. Meski demikian, menurut data International Federation of Organic Agriculture (IFOAM) negara-negara yang terletak di Selandia Baru, Australia, dan Asia Pasifik lah yang memiliki metode pertanian terbaik. Hal ini dibuktikan dari 40% hasil pertanian sehat yang dihasilkan dari negara-negara ini.Sementara itu pemain besar di bidang pertanian adalah Eropa karena memiliki setidaknya 11.5 juta hektar lahan atau setara dengan 27% lahan pertanian dunia. Tak heran bila teknologi pertanian di negara-negara yang disebutkan tadi lebih maju daripada Indonesia.

Salah satu teknologi pertanian dan peternakan yang cukup kontroversial namun terbukti bermanfaat adalah pemasangan kanula atau fistula di bagian perut sapi. Dengan teknologi yang diterapkan di Swiss ini, perut sapi dilubangi dan dipasang pipa tertentu.

perut-sapi-di-negara-ini-dilubangi-kira-5b4427

Metode penelitian dengan melubangi perut ternak sapi untuk mengetahui kondisi pencernaan secara langsung dalam rumen sapi sebenarnya sudah lama dilakukan para peneliti. Metode ini memang sangta praktis untuk mengetahui proses pencernaan pakan dalam perut sapi, kondisi mikroba dalam rumen sapi dan kondisi lainnya dalam perut sapi yang bisa mendukung peningkatan kualitas produksi seekor sapi. Seperti yang dilakukan oleh para peternak di Swiss ini. Guna memenuhi riset studi terhadap hewan ternak, para peternak di Swiss melakukan cara unik dalam meneliti. Seperti dikutip dari laman Wittyfeed dalam Brilio.net, Selasa (11/4/2017), lubang yang disebut fistula atau kanula ini ialah sebuah pipa yang menghubungkan langsung ke bagian pencernaan sapi.

Melalui fistula berdiameter 20 cm ini, para peternak dapat memeriksa dan mengetahui dengan jelas apa saja yang dimakan oleh sapi dan bagaimana proses pencernaan sapi itu bekerja. Jika dilihat secara kasat mata metode ini memang seperti menyiksa sapi karena perut sapi yang dilubangi dan dimasukkan fistula yang diberikan penutup yang bisa dibuka sewaktu-waktu dibutuhkan untuk mengambil cairan rumen yang dibutuhkan untuk penelitian.

Selama proses penelitian, sapi-sapi ini hanya diberi makan gandum dan rumput. Sebagian dari makanan yang telah dicerna oleh sapi akan diambil untuk diteliti melalui kanula tersebut. Berbagai jenis pakan bisa diujicobakan dan sekaligus dilihat efeknya terhadap sapi secara langsung. Hasil dari penelitian nantinya digunakan untuk membantu peternak memberikan makanan yang lebih seimbang untuk sapi. Selama pemasangan dan proses penelitian lewat kanula, sapi-sapi itu dibius.

Praktik yang sudah dilakukan sejak tahun 1833 ini sebenarnya menuai banyak kritikan. Organisasi perlindungan hewan menganggap teknik ini merupakan salah satu penyiksaan karena lubang itu selalu terbuka. Namun setelah dilakukan penelitian, sapi berkanula ini ternyata cenderung hidup lebih lama. Itu semua dikarenakan perawatan yang diberikan kepada mereka lebih maksimal.

Oleh karena dampak positifnya, praktik ini pun belakangan mulai menyebar di seluruh dunia. Banyak peternak di Eropa dan Amerika Serikat mulai menggunakan teknik ini untuk meningkatkan kualitas hewan di peternakan mereka.