Mengapa banyak orang sering memaksakan kebenaran paham agamanya kepada orang lain yang berbeda?

Seringkali terlihat orang memaksakan pandangannya terkait keimanannya kepada orang lain, walaupun tahu bahwa keimanan adalah urusan pribadi. Bahkan tidak segan-segan mereka melakukannya dengan cara yang tidak baik, misalnya dengan menyalahkan paham orang lain.

Saat ini di Indonesia memang dirasakan terdapat fenomena sosial terkait dengan hal tersebut. Bahkan pemaksaan “kebenaran” pun bisa terjadi pada orang-orang dengan agama yang sama. Hal itu bahkan bisa mengarah kepada pertengkaran dan perpecahan.

Sebetulnya, kalau dilihat dari sudut pandang ilmu sosial, hal tersebut sangat mungkin terjadi, karena banyak hal yang membuat orang menjadi sangat offensif terkait dengan pemahaman agamanya. Beberapa hal yang membuat orang-orang melakukan hal itu antara lain :

  • Empati
    Dengan empati-nya, orang-orang akan bersikap tegas terhadap keyakinannya. Mereka akan secara otomatis mengajak orang-orang disekitarnya untuk mempunyai paham yang sama dengan mereka. Bahkan, dengan emptinya juga, merek akan mengajak orang lain, orang yang benar-benar asing untuk masuk kedalam golongan mereka, dengan dalih “menyelamatkan” mereka.

  • Sosialisasi
    Secara alami kita adalah makhluk sosial dan ingin berkelompok untuk menikmati keamanan kelompok untuk bertahan hidup. Dengan mempunyai kelompok yang ber-paham sama, maka kita akan merasa aman dan nyaman.

  • Takut
    Ketakutan merupakan karakteristik alami yang dibangun pada semua makhluk untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Takut terhadap sesuatu yang “tidak diketahui” adalah salah satu fobia paling dasar bagi manusia. Salah satunya adalah kematian. Salah satu metode untuk mengatasi ketakutan adalah dengan cara berkelompok.

Karena alasan-alasan itulah, banyak dari kita, secara tidak sadar, sering “memaksakan” paham kita kepada orang lain, bahkan tidak hanya pada agama, tetapi juga pada kasus-kasus yang lain, politik misalnya.

Banyak sekali alasan-alasan yang dapat membuat orang-orang melakukan itu, baik itu didasari murni karena ke-ikhlas-an mereka ataupun karena nafsu mereka.

Tidak sedikit orang-orang yang mengajak orang lain untuk mempunyai paham yang sama karena didasari oleh keinginan dunia, walaupun berlindung di balik agama. Semakin kuat kelompoknya, semakin berpengaruh dia dan kelompknya, dan semakin besar kesempatan-kesempatan yang dapat diambil dari pengaruh yang besar itu.

Salah satu alasan yang lain adalah karena sifat dasar manusia adalah ingin menjadi dominan di sosial masyarakat. Dominasi kepada orang lain menjadi hal yang penting bagi mereka. Oleh karena itu, apabila dia sudah dapat merubah paham seseorang, maka mereka merasa telah mendominasi pikiran orang yang dipengaruhinya. Sedikit banyak, mereka akan merasa puas ketika hal itu terjadi.

Dan yang terakhir, menurut saya, adalah karena paham bahwa kebenaran hanya ada pada golongan tertentu. Coba kita lihat, banyak perdebatan-perdebatan terjadi karena berbeda pemahaman walaupun mereka berada dalam satu agama.

Ya! Mereka mempunyai agama yang sama!!

Hal ini terjadi karena mereka menganggap bahwa kebenaran hanya milik mereka saja, tidak ada orang yang boleh merusaknya, bahkan orang lain harus ikut pada kebenaran mereka. Orang-orang seperti itu biasanya mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang masih rendah.

Banyak cerita yang beredar bagaimana Pendiri NU dan Muhamadiyah begitu mesra ketika berdiskusi, sedangkan anggota akar rumput NU dan Muhamadiyah akan bertengkar ketika berdiskusi terkait suatu hal.

image