Mengapa banyak orang lebih percaya teori konspirasi?


Dilansir dari Oxford English Dictionary, teori konspirasi diartikan sebagai “suatu teori, bahwa kejadian atau gejala timbul sebagai hasil konspirasi antara pihak-pihak yang berkepentingan, dan adanya suatu lembaga yang bertanggungjawab atas kejadian yang tak bisa dijelaskan.”

Adapun berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, kata konspirasi memiliki arti persekongkolan atau komplotan orang dalam merencanakan sebuah kejahatan yang dilakukan dengan rapi dan sangat dirahasiakan. Pelaku konspirasi disebut dengan konspirator. Sebab sifat pengerjaannya yang mulus dan rahasia, maka sulit untuk membuktikan konspirasi dan hanya berujung desas-desus. Ketidakmampuan menjawab inilah yang disebut sebagai teori konspirasi.

Pernyataan yang ada dari teori konspirasi belum terbukti namun mengapa banyak orang yang mempercayainya? Yuk share pendapat kalian!

Jika ditanya mengapa banyak orang yang begitu mempercayai teori konspirasi pertama - tama mungkin bisa dijelaskan secara ilmiah. manusia pada dasarnya adalah mahluk yang membutuhkan struktur dan memiliki kemampuan mengenal pola yang bisa dibilang sedikit ’ overactive ’ yang menjadikan manusia memiliki kecenderungan untuk menangkap pola - pola seperti konstelasi seperti misalnya kita melihat bentuk awan di langit yang seolah - olah seperti membentuk sesuatu di dalam pikiran kita. hal ini jugalah yang membuat kita entah sadar maupun tidak sadar berusaha mencari pola - pola tertentu dalam setiap fenomena. bahasa gampangnya seperti cocoklogi.

Misalnya saja kita melihat fenomena di balik pembunuhan Presiden Amerika Serikat, John F Kennedy pada November 1963 silam yang menyisakan banyak tanda tanya kendati si penembak sang presiden, Lee Harvey Oswald tertangkap. Orang - orang yang tidak begitu mempercayai teori konspirasi akan menganggap jika pembunuhan itu adalah sebuah tragedi nasional yang terjadi secara spontan dan Oswald adalah pelaku tunggal apapun motifnya. tetapi sebaliknya, para penganut teori konspirasi mulai mencoba mencari pola - pola di balik pembunuhan itu, mulai dari misteri babushka lady (seorang wanita misterius dengan gelagat mencurigakan yang tertangkap kamera berada di lokasi detik - detik sebelum Kennedy terbunuh), Kebijakan politik Kennedy yang konon tidak disukai beragam pihak di pemerintahan AS saat itu, hingga campur tangan CIA dan bahkan Uni Soviet saat itu dengan ’ data - data ’ yang tidak bisa dibilang sebagai data konkrit.

Teori Konspirasi diatas seperti yang kamu bilang di deskripsi pertanyaan adalah salah satu contoh teori konspirasi yang berusaha membongkar dugaan persengkongkolan tingkat tinggi dalam pembunuhan John F Kennedy yang membuat publik perlahan - lahan percaya akan teori - teori yang belum terbukti kebenarannya itu. sebabnya adalah pengaruh sosial yang bertanggung jawab dalam penyebaran desas - desus konspirasi tersebut. intinya adalah semakin banyak orang percaya pada suatu informasi semakin besar kemungkinannya kita menerimanya sebagai benar. Karena itu jika, melalui kelompok sosial kita, kita terlalu sering dihadapkan pada gagasan tertentu, gagasan itu akan tertanam dalam pandangan dunia kita. Pendek kata, pembuktian sosial adalah teknik persuasi yang jauh lebih efektif daripada pembuktian yang semata-mata didasarkan pada bukti, dan tentunya inilah sebabnya pembuktian macam ini begitu populer dalam periklanan.

Pembuktian sosial hanyalah salah satu dari banyak yang juga menyebabkan kita mengabaikan bukti. Isu yang terkait adalah bias konfirmasi yang selalu ada, yakni kecenderungan orang untuk mencari dan meyakini data yang mendukung pandangan-pandangan mereka seraya mengesampingkan yang tidak. hal yang sama juga terjadi ketika seseorang mempercayai sebuah mitos tertentu.

Selengkapnya kamu bisa baca - baca disini : Mengapa banyak orang percaya teori konspirasi dan bagaimana mengubah pikiran mereka

Ada beberapa alasan kenapa orang percaya dengan teori konspirasi. Alasannya sebagai berikut :

  1. Konspirasi memberikan rasa kontrol pada hal yang tidak terkontrol

Manusia secara alami tidak menyukai ketidakpastian, lebih condong pada hal yang terstruktur dan aturan tersusun dari dunia. Ketika ada krisis atau perubahan cepat, manusia menganggapnya sebagai ancaman.

Untuk mengatasi dan beradaptasi dengan perubahan dinamis seperti itu, kita mengembangkan berbagai keterampilan dan strategi seperti kemampuan untuk dengan cepat menemukan dan mengidentifikasi pola untuk memecahkan masalah yang kompleks dan baru.

Nah, di situasi sekarang yang belum pasti, kita menggabungkan kemampuan kita dalam pengenalan pola di tengah beragam informasi. Karenanya, menyusun teori-teori sederhana yang diklaim dengan kepastian mutlak lebih mudah dipercaya.

  1. Konspirasi mengafirmasi bias

Semakin lama, kita menjadi sangat aman dalam gelembung kita sehingga kita hanya menerima informasi, apakah benar atau tidak, yang sesuai dengan pendapat kita, daripada mendasarkan pendapat kita pada bukti yang ada di luar sana.

Konspirasi tidak hanya memaksakan struktur pada lingkungan, tetapi ini juga mengeksploitasi bias kognitif manusia. Teori konspirasi memanfaatkan kerentanan kita terhadap bias konfirmasi, atau kecenderungan untuk lebih menyukai dan memberi bobot lebih besar pada informasi yang menegaskan pandangan kita yang sudah terbentuk sebelumnya.

  1. Konspirasi ekspresi dari narsisme
    Dengan melimpahruahnya informasi yang bisa diakses dari mana saja, akan mudah bagi seseorang menjadi pengikut paham suatu teori, terutama dalam momen penuh ketidakpastian.

Orang-orang dengan tingkat narsisme yang tinggi mungkin akan lebih percaya pada teori konspirasi. konspirasi juga menegaskan kehebatan narsisis dengan memberi mereka perasaan bahwa mereka memiliki pengetahuan eksklusif yang hanya diketahui oleh sedikit orang.

Summary

3 Alasan Mengapa Orang Percaya Teori Konspirasi - Halaman 2

Karena secara psikologis, banyak yang percaya teori konspirasi berasal dari pihak yang kalah.Masyarakat cenderung mudah dihasut atau mudah percaya terhadap teori konspirasi karena tumbuh dari keinginan untuk mencari kepastian. Mencari penjelasan adalah keinginan alami manusia. Manusia dengan cepat mencari jawaban atas keingintahuan dalam dirinya. Jawaban yang diinginkan juga tidak harus jawaban yang benar, tetapi jawaban yang menghibur atau yang sesuai dengan pandangan dunia masing-masing. Demikian juga, teori konspirasi dapat memberikan rasa percaya diri, aman dan kontrol kepada orang yang mempercayainya. Terutama, saat suatu gagasan merasa mengancam diri mereka.

Kita ambil contoh teori konspirasi covid & vaksin. Secara medis (dan bukti 3,83 juta kasus & 116 ribu meninggal) sudah sangat membuktikan bahwa covid itu ada, dan melakukan vaksin merupakan salah satu tindakan preventif untuk mencegah lonjakan kasus. Tapi, adaa aja spesies manusia yang menyuarakan bahwa covid & vaksin merupakan konspirasi. Dengan mudahnya, masyarakat percaya teori tersebut. Nah, jika saya perhatikan, sebenarnya orang-orang akan mudah percaya pada hal-hal yang mereka anggap benar, yang memberikan rasa aman dan menghibur mereka. Sehingga, ketika para pakar mencoba meluruskan, mereka akan suit percaya, karena fakta tersebut dirasa membuat masyarakat tidak merasa aman dan nyaman. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang akan cenderung beralih ke teori konspirasi ketika mereka cemas (Grzesiak-Feldman, 2013) dan merasa tidak berdaya (Abalakina-Paap, Stephan, Craig, & Gregory, 1999).

Isi teori konspirasi sarat secara emosional dan penemuan yang diduga dapat memuaskan. Standar pembuktian untuk menguatkan teori konspirasi biasanya lemah, dan mereka biasanya sarat akan pemalsuan. Kelangsungan hidup teori konspirasi dapat dibantu oleh bias psikologis dan ketidakpercayaan terhadap sumber-sumber resmi, demikian pernyataan oleh Reid (2021) yang dimuat dalam Britanicca

Referensi

Abalakina-Paap, M., Stephan, W. G., Craig, T., & Gregory, L. 1999. Beliefs in conspiracies. Political Psychology, 20, 637–647
Grzesiak-Feldman, M. 2013. The effect of high-anxiety situations on conspiracy thinking. Current Psychology, 32. 100–118
Reid, S. A. (2021, January 27). Conspiracy theory . Encyclopedia Britannica . Conspiracy theory | Definition, Examples, & Facts | Britannica

Teori konspirasi sepertinya bukan lagi menjadi sesuatu yang jarang kita dengar di kehidupan sehari-hari. Terlebih di era modern ini yang memudahkan kita mudah dalam mendapatkan berbagai informasi di berbagai belahan dunia. Sehingga tidak jarang pula banyak sekali teori yang menimbulakan pro kontra di kalangan masyarakat, seperti konspirasi soal vaksin dan virus Covid-19 yang sedang mewabah hingga saat ini. Menurut KBBI, konspirasi merupakan suatu persengkongkolan untuk membuat rencana besar yang dilakukan dengan rapi dan sangat dirahasiakan. Dilansir dari tirto.id, menurut Joseph Uscinki teori konspirasi merupakan alat bagi yang lemah untuk menyerang sekaligus bertahan melawan yang kuat. Pernyataan tersebut diperkuat berdasarkan The Psychology of Conspiracy Theories yang menyebutkan bahwa orang yang gemar mengeksplorasi konspirasi lebih bertoleransi pada hal-hal yang sifatnya melanggar aturan & criminal.

Menurut Douglas, Sutton & Cichocka (2017, 2019) yang dilansir dari Remotivi, terdapat tiga motivasi utama yang mendasari kepercayaan orang terhadap penjelasan konspiratif.

  1. Kebutuhan seseorang untuk memiliki kerangka pikir atau informasi dasar untuk menjelaskan suatu fenomena.
    Pada dasarnya manusia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan tidak suka dengan ketidakpastian, sehingga penjelasan secara umum tidaklah cukup. Maka dari itu, pada teori konspirasi terdapat spekulasi, kompleks, dan tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
  2. Kebutuhan manusia akan rasa aman dan control atas lingkungannya. Contohnya seperti masih terdapat banyak orang yang tidak percaya terhadap virus Covid-19 yang sangat membahayakan hingga menyebabkan kematian sebanyak 116 ribu bagi penderitanya. Namun, masih banyak orang yang tidak percaya dengan virus Covid-19 tersebut sehingga mereka lebih percaya terhadap teori konspirasi yang membuat mereka merasa aman dan tidak cemas.
  3. Motivasi sosial, yaitu kebutuhan seseorang untuk mejaga pandangan positif dirinya dan kelompok sosialnya.
Sumber

Kenapa di Era Internet Masih Ada yang Percaya Teori Konspirasi? - Remotivi

Kenapa Ada Banyak Orang yang Percaya Teori Konspirasi?

Ketika di jawab mengapa pada dasarnya masyarkat akan secara cepat menangkap informasi berdasarkan apa yang diyakini buka dari apa yang sebenarnya terjadi. Ketika dikembalikan kenapa dan ada apa dengan teori konspirasi, ada apa dibaliknya kembali lagi kedalam diri tiap manudia apalagi di indonesia banyak dongeng dan kepercayaan yang sering kita dengar sejak kecil hingga sekarang. Bagi dunia modern itu semua adalah konspirasi untuk menutup kebenaran yang mungkin adalah konspirasi itu sendiri. Lantas ini semua hanya soal mindset masing-masing.

Mengapa banyak orang mempercayai teori konspirasi jika di lihat dari sains

  1. Tidak semua hal bisa dijelaskan secara gamblang oleh sains

Gagasan akan teori konspirasi terbentuk manakala sains belum dianggap sanggup untuk menjelaskan sebuah fenomena. Misalnya, kejadian yang bersinggungan dengan penampakan UFO atau alien. Hal-hal absurd tersebut memang belum bisa dibuktikan oleh sains, sehingga banyak orang yang mengemukakan opini sepihak tanpa kajian ilmiah sama sekali.

  1. Tidak semua kajian sains bisa dipahami oleh orang awam

Sains sudah menjadi kunci bagi segala hal di alam semesta ini,tapi sayangnya orang-orang awam tidak paham akan apa yang disampaikan oleh sains.
Contohnya, dalam buku ilmiah yang berjudul The Theory of Everything, Stephen Hawking pernah menjelaskan bahwa dengan teorinya, sains bisa mengungkap segala misteri di alam semesta.Sayangnya, hanya segelintir ilmuwan yang paham tentang apa yang digagas oleh Hawking. Keterbatasan pemahaman akan sains membuat sebagian orang percaya teori konspirasi. Mereka percaya tentang hal-hal yang sederhana, simpel, dan mudah dicerna tanpa adanya rumus-rumus yang rumit.

  1. Munculnya kelompok-kelompok yang berkaitan dengan konspirasi

Munculnya teori konspirasi juga berkaitan erat dengan kemunculan beberapa kelompok misterius. Sebut saja Iluminati, Freemason, Kesatria Templar, Skull and Bones, Bilderberg, dan lain sebagainya. Beberapa kelompok tersebut dianggap sebagai bagian dari kaum elite global yang mengendalikan dunia.

Summary

Idntimes.com/science/experiment/kenapa-banyak-orang-percaya-teori-konspirasi

Fakta dan argumen rasional betul-betul tidak cukup bagus untuk mengubah keyakinan orang. Itu karena otak rasional kita dipasangi “kabel keras” evolusioner yang tidak begitu berkembang. Salah satu alasan mengapa teori konspirasi bermunculan begitu sering adalah keinginan kita untuk memberlakukan suatu struktur atas dunia dan kemampuan luar biasa untuk mengenali pola-pola. Bahkan, sebuah studi mutakhir menunjukkan adanya korelasi antara kebutuhan individual akan struktur dan kecendrungan untuk meyakini sebuah Teori Konspirasi.