Mengapa banyak mahasiswa sering merasa “salah jurusan”?

Memilih jurusan saat kuliah menjadi salah satu keputusan besar dalam hidup seseorang. Sedikit banyak, jurusan akan mempengaruhi karirmu di masa mendatang. Karenanya betapa menyenangkanya jika bisa masuk dalam jurusan yang kita sukai dan bekerja pada bidang pekerjaan yang kita cintai. Namun, bagaimana jadinya jika kita berada dalam posisi sulit. Seperti lantaran tidak lulus seleksi di jurusan impian kemudian “terpaksa” mengambil jurusan lain yang bukan passionmu. Atau karena alasan lainnya kamu terpaksa harus memilih jurusan yang tidak terlalu kamu sukai.

Sebagian orang mungkin bisa menerima kenyataan ini dan berhasil melewatinya dengan baik. Namun, tidak sedikit pula yang benar-benar merasa tidak nyaman berada di jurusan yang tidak sesuai passion. Mereka akan terus menerus mengalami kejenuhan setiap berada di kelas, pikiran pun melayang entah ke mana dan apapun yang diucapkan dosen tidak ada yang masuk ke kepala. Mata juga akan sibuk memandangi jam berharap jam perkuliahan cepat selesai. Imbasnya, nilai akan terus menerus menurun sebab semakin dipelajari, semakin merasa tidak nyambung dengan perkuliahan yang dijalani saat ini. Dan endingnya, “salah jurusan” akan terus menerus terbayang dalam pikiran dan berandai andai bagaimana seandainya jika waktu bisa diputar dan berpindah jurusan saja.

Nah, menurut kalian, kenapa mahasiswa tmbul rasa “salah jurusan”? apa yang menjadi penyebabnya? Lantas, bagaimana caranya agar mahasiswa terhindari dari “salah jurusan”? tulis pendapat kalian di kolom komentar yaa.

1 Like

Menurutku, salah jurusan ini disebabkan atas ketidaknyamanan, keterpaksaaan (terutama oleh orang tua), ekspektasi yang tinggi atau bahkan kekurangan informasi terhadap jurusan yang sedang dijalani. Kekurangan informasi ini dapat dicontohkan seperti kekurangan informasi mengenai matakuliah, prospek kerja setelah lulus dan informasi lanjutan mengenai prodi pilihan tersebut.

Tidak ada cara yang pasti mengenai mahasiswa yang salah jurusan, karena menurut ku semua mahasiswa setidaknya pernah mengalami salah jurusan di masa kuliah. Tapi, cara preventif yang dapat dilakukan oleh calon mahasiswa adalah dengan:

  1. Mencari informasi sebanyak-banyaknya melalui internet maupun kakak tingkat mengenai jurusan yang dituju.
  2. Mencari paguyuban atau komunitas dari kampus yang dituju di kota mu. Paguyuban menaungi mahasiswa yang mau membantu calon mahasiswa dalam memberikan informasi mengenai kampus dan jurusan yang dituju.
  3. Memanfaatkan kampus fair sebagai ajanng untuk mencari tahu seluk beluk kampus.

Penebab salah jurusan sudah disebutkan pada deskripsi, yaitu tidak sesuai passion. Bagaimanapun, alasan ini menjadi masalah vital yang mempengaruhi bagaimana tanggungjawab mahasiswa menjalani pendidikannya. Namun “tidak sesuai passion” ini juga tidak serta merta diakibatkan oleh si mahasiswa yang tidak pandai memahami apa yang mereka minati, tetapi bisa juga karena perintah atau anjuran orang tua untuk masuk ke prodi atau jurusan tertentu. Nah, menurutku ada beberapa cara untuk menghindari “salah jurusan” ini , jika sudah terlanjur “nyemplung”, hal pertama yang harus dilakukan ya harus bisa menerima fakta bahwa “aku tidak kuliah dijurusan yang aku mau”, karena bagaimanapun menerima adalah step pertama agar hati lebih legowo dalam hal apapun. Nah, jika belum terlanjur nyemplung, sebelum ujian SBMPTN, bisa dikomunikasikan dengan orang tua dengan bahasa yang baik, jelaskan apa alasanmu memilih jurusan tersebut, berikan opsi plus minusnya jika kamu kuliah di prodi yang di minati dengan yang tidak, dulu aku pernah menggunakan metode ini, jadi pada saat itu ibu menginginkan aku kuliah di kedokteran, sedankan aku dari dulu sama sekali tidak melirik bidang kesehatan, aku jelaskan kalo minatku itu di bidang pertanian aku jelaskan pula plus minusnya apa dengan jelas, karena kalo aku kuliah di FK sekalipun, kalo aku tidak enjoy menjalani,kuliahku pasti akan terasa memalukan, hanya ngabisin duit orang tua, tapi tidak tanggungjawab dengan kuliahnya, tidak mencetak prestasi apapun, nilai selalu di bawah standar, akhirnya DO (misalnya), aku rasa akan sama saja; orang tua juga akhirnya yang menanggung malu.

Salah jurusan ketika di perkuliahan merupakan kejadian yang pernah aku alami tepatnya saat aku masih menjadi mahasiswa baru (maba). Pada awalnya aku memilih jurusan tersebut karena diberi saran oleh orangtua yang kemudian tanpa berpikir panjang aku langsung mengiyakannya. Padahal, jurusan tersebut bukanlah yang aku mau dan bukan sesuai dengan passionku. Namun, karena dengan alasan supaya aku bisa lolos masuk PTN, aku memutuskan untuk mencari jurusan yang memang memiliki banyak peluang untuk keterima pada pilihan kedua di SBMPTN. Dan akhirnya aku lolos pada pilihan kedua tersebut yang memang bukan yang aku mau. Setelah masuk ke semester 2 aku semakin merasa ga nyaman dengan apa yang aku pelajari saat itu dan tidak jarang pula aku sering mengeluh hingga prestasiku di semester 2 menurun. Sejak saat itulah aku merasa bahwa aku salah dalam memilih jurusan yang tidak sesuai dengan passionku. Rasa ingin mengulang kembali SBMPTN dan memilih jurusan yang sesuai dengan minatku memang ada, namun ada satu dan lain hal yang membuat aku untuk memutuskan lanjut studi di jurusan tersebut.

Dari pengalamanku tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam memilih jurusan hendaknya disesuaikan dengan minat dan passion kalian. Karena menjalani sesuatu yang tidak kita inginkan bukanlah hal yang mudah, sebab itu akan menjadi sebuah beban untuk kita nantinya. Berbeda halnya dengan kita menjalankan sesuatu yang sesuai dengan minat kita, seberat apapun tanggung jawabnya namun jika hal tersebut sesuai dengan minat kita, maka kita akan jauh lebih ikhlas dalam menjalankannya. Untuk itu, sebelum memutuskan memilih jurusan sebaiknya dipertanyakan kembali pada diri sendiri, apakah jurusan tersebut sesuai dengan minat kita atau tidak. Kemudian, tidak lupa untuk mendiskusikannya kepada orang terdekat khusunya orangtua kita.

menurut saya pribadi mungkin karena Tuntutan, pola pikir dan atau gengsi.

“Kebanyakan” orang-orang zaman sekarang dituntut untuk memilki gelar sarjana (biasanya ini dari orang tua atau pergaulan). Karena hal ini, banyak mahasiswa yang mengambil jurusan apa saja yang penting kuliah dan biasanya jurusan ini merupakan jurusan yang memiliki prospek kerja yang paling baik.

Di sisi lain, beberapa contoh tuntutan dari orang tua seringkali saya temukan di kehidupan saya sendiri dan bahkan di artikel-artikel. Bagi orang Jakarta yang ber-etnis Tionghoa, kebanyakan anak-anaknya dikuliahkan jurusan ekonomi (mungkin karena rata-rata orang Tionghoa memiliki karier wiraswasta). Buktinya, anak ekonomi di kampus saya jumlahnya gak main-main bila dibandingkan dengan jurusan lainnya. Di belahan dunia lain contohnya India, orang tua mereka menganggap teknik mesin sebagai jurusan yang paling “wow” sehingga banyak yang dipaksa masuk ke sana (Film 3 idiots benar-benar menggambarkan kondisi ini

Tidak perlu penjelasan lebih lanjut, memiliki jurusan yang dianggap susah itu lebih bergengsi untuk orang-orang tertentu. Kebanyakan orang merasa dipandang bila memilki gelar dari jurusan yang sulit, apalagi IPKnya tinggi.

Menurut saya akrena kebnayakan siswa SMA ketika meilih jurusan kuliah itu karena ikut-ikutan teman atau juga bisa karena tuntutan orang tua, ditambah lagi mereka kurang nya pengetahuan mengenai jurusan-jurusan kuliah dan juga mengenai passion mereka. Maka dari itu, sering terjadi mahasiswa yang merasa mereka salah jurursan. Padahal ketika kita memilih jurusan kita sebaiknya mencari tahu dulu, di jurusan ini akan belajar apa saja, mata kuliah yang ditawarkan apa aja, bukan hanya penjelasan dasar kuliah A itu apa. Selain itu, kita juga sebaiknya mengetahui apa yang kita suka dan pekerjaan apa yang kita inginkan ketika sudah besar nanti, dengan begitu menurut saya dapat menghindari salah jurusan,

Menurut saya mengapa banyak maahsiswa yang merasa salah jurusan adalah dikarenakan banyak yang tidak sesuai dengan minat dan passion. Mereka hanya mengambil jurusan tersebut entah karena gengsi, mencari peluang masuk univ dan ikut teman. Menurut saya alangkah baiknya apabila kita mencari informasi terlebih dahulu mengenai jurusan yang akan kita daftar dan memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan passion kita agar tidak merasa salah jurusan dikemudian hari.

sebenarnya salah jurusan bukan masalah.
Disini yang bermasalah adalah kesehatan mental dari mahasiswa, bagimana dia menanggapi semua hal yang terjadi di masa ini. Terkadang memang benar mahasiswa asal ambil jurusan selama dia bisa kuliah di kampus favorit atau hanya sekedar kampus yang jadi mimpinya. Namun apakah mentalnya sudah siap akan segala resiko yang akan terjadi kedepannya. Sebenarnya langkah terbaik untuk keluar dari sana adalah mencari teman baru yang memotivasi bukan hanya berdiam dan salahkan diri sendiri. Karena teman dan circle tongkrongan punya andil besar dalam pembentukan mental dan karakter mahasiswa.

Faktor penyebab yang menimbulkan perasaan salah jurusan

  1. Kurangnya informasi mengenai dunia program studi perkuliahan
    informasi sangat oenting sebelum memasuki dunia perkuliahan, informasi ini nantinya sebagai bekal dalam menjalani dunia perkuliahan, namun banyak calon mahasiswa enggan mencari informasi mengenai perkuliahan dengan sebanyak - banyaknya.

  2. Hanya ikut-ikutan teman
    ini adalah faktor yang paling sering terjadi dan menyebabkan para mahasiswa merasa salah jurusan. mereka hanya ingin bersama teman, namun mereka tidak tahu alasan mereka untuk menjalani program studi tersebut.

  3. Paksaan orang tua
    paksaan orang tua juga menjadi faktor yang membebani para mahasiswa untuk dapat memilih jurusan sesuai dengan keinginan mereka.

  4. Belum punya rencana masa depan
    para calon mahasiswa belum memiliki tujuan yang jelas mengenai masa depan mereka, alhasil akhirnya mereka memutuskan untuk memilih jurusan tanpa adanya pertimbangan yang matang

Menurut saya agar calon mahasiswa terhindar dari “salah jurusan” nantinya adalah, pertama harus dipertimbangkan dan direncanakan secara matang, serta calon mahasiswa harus mengerti tentang diri sendiri mengenai potensi diri mereka, kesukaan mereka, dan cita-cita mereka. dengan begitu, nantinya mahasiswa dapat memilih jurusan yang tepat dan terhindar dari salah jurusan.