Memahami Pesan Melalui Aneka Kajian Analisis Wacana Tekstual dan Kontekstual

Ditulis bersama Bapak Dr. Muhammad Rohmadi, M. Hum

Terdapat dua pendekatan dalam analisis wacana, yaitu analisis wacana tekstual dan analisis wacana kontekstual. Kedua analisis ini memiliki fokusnya masing-masing mengenai bagaimana memahami makna dalam sebuah teks. Analisis wacana tekstual lebih berfokus pada elemen-elemen internal dari teks itu sendiri, contohnya seperti kata-kata, struktur kalimat, dan makna literal yang terkandung dalam teks. Sedangkan, analisis wacana kontekstual berfokus pada konteks eksternal di mana teks tersebut diproduksi, diterima, dan direspon dengan memperhatikan faktor-faktor seperti budaya, sejarah, politik, dan sosial yang mempengaruhi makna teks.

Analisis wacana tekstual mencakup analisis struktural, analisis stilistika dan analisis semantik. Analisis struktural digunakan untuk menganalisis struktur teks, seperti susunan kalimat, paragraf, dan bagaimana bagian-bagian tersebut saling berkaitan. Analisis stilistika digunakan untuk mengidentifikasikan penggunaan bahasa dan gaya penulisan dalam sebuah teks. Sementara itu analisis semantik digunakan untuk memahami makna kata dan frasa dalam konteks tersebut.

Berbeda dengan analisis wacana tekstual, analisis wacana kontekstual mencakup analisis sosial, analisis historis, dan analisis politik. Analisis sosial lebih mempertimbangkan faktor-faktor sosial seperti kelas, gender, etnisitas, dan kekuasaan yang memengaruhi produksi dan interpretasi teks. Analisis historis digunakan untuk menghubungkan teks dengan konteks sejarah seperti di mana teks dibuat, bagaimana pengaruh sejarah serta peristiwa-peristiwa tertentu terhadap pemahaman teks. Sedangkan, analisis politik untuk menelaah dimensi politik dari teks, seperti bagaimana cara teks terbentu atau merefleksikan kekuasaan, ideologi, atau konflik politik yang ada.

Meskipun memiliki fokus dan cakupan berbeda, tetapi dengan diterapkannya pendekatan analisis wacana tekstual dan kontekstual sebuah analisis bisa mendapatkan suatu pemahaman yang lebih komprehensif megenai sebuah wacana. Kedua pendekatan ini dapat diterapkan dalam berbagai konteks dan bidang studi untuk lebih memahami teks secara lebih mendalam serta hubungannya dengan konteks sosial, budaya, dan politik yang lebih luas. Dengan memahami perbedaan kedua analisis tersebut, seorang peneliti dapat memilih pendekatan yang sesuai dengan tujuan analisisnya dan mendapatkan pemahaman yang lebih mengenai sebuah wacana.

1 Like

Tulisan yang menarik sekali @Syahla_Ayu . Terimakasih banyak sudah berbagi ilmu melalui dictio.

Setelah membaca tulisan ini, muncul pertanyaan-pertanyaan lanjutan berikut ini,

1. Seberapa efektifkah integrasi antara analisis wacana tekstual dan kontekstual dalam praktik?

Bagaimana keberhasilan penerapan kedua metode tersebut secara bersamaan dalam studi kasus nyata, mempertimbangkan tantangan yang mungkin timbul dalam menggabungkan dua pendekatan dengan fokus yang sangat berbeda.

2. Bagaimana peneliti dapat memastikan bahwa interpretasi mereka tentang teks tidak terlalu dipengaruhi oleh bias pribadi atau kontekstual, khususnya dalam analisis wacana kontekstual?

Hal ini dikarenakan setiap penelitian biasanya mengundang refleksi tentang objektivitas dan subjektivitas dalam penelitian, serta strategi yang digunakan peneliti untuk memitigasi bias.

3. Dalam konteks apa penggunaan satu pendekatan mungkin lebih disukai daripada yang lain, dan mengapa?

Bagaimana kita mengeksplorasi kondisi atau jenis teks tertentu di mana salah satu pendekatan analisis mungkin lebih efektif atau relevan, mempertimbangkan kelebihan dan keterbatasan masing-masing metode.

4. Bagaimana teknologi digital dan media sosial baru mempengaruhi aplikasi dan relevansi kedua pendekatan analisis ini?

Apa saja tantangan dan peluang yang muncul dari evolusi teknologi informasi dan komunikasi dalam analisis wacana, serta bagaimana metode ini dapat beradaptasi atau diperbarui.

5. Bagaimana analisis wacana tekstual dan kontekstual dapat diterapkan untuk memahami wacana non-verbal, seperti seni visual atau musik?

Bagaimana penerapan kedua pendekatan tersebut di luar teks tertulis atau lisan, menantang peneliti untuk memikirkan cara-cara kreatif dalam memahami wacana dalam format yang berbeda.

Mungkin pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat membuka ruang diskusi bagi kita semua untuk dapat memahami lebih lanjut terkait kedua pendekatan tersebut, baik analisis wacana tekstual maupun konstektual.