Mas Tri Belajar Islam

Mas Tri Belajar Islam

Sebuah buku sederhana dengan tutur kata yang mudah dan tidak menggurui, terasa nikmat untuk kita baca sekaligus membuka cakrawala kita tentang Islam dengan cara yang sangat.

Deskripsi Buku


Ya, kita mengetahui bahwa masing-masing mempunyai Tuhan sendiri-sendiri. Orang di gunung Bromo atau di Kepulauan Natuna, penduduk dataran tinggi Waemena atau di daerah Gayo, Apakah memang Tuhan itu ada untuk masing-masing pemeluk kepercayaan, di masing-masing tempat? Dengan kata lain, Tuhan itu banyak?

“Dalam sebuah perusahaan, hanya ada seorang Presiden Direktur. Yang lain hanya membantu dengan tugas yang sudah ditetapkan. Kalau ada dua orang Presiden Direktur, pegawai yang bekerja di perusahaan itu pasti akan bingung, perintah siapa yang harus diturut… Begitu pula dengan mengendalikan alam semesta, menguasai jagad raya ini. Hanya Yang Mahasatu, Allah Yang Maha Esa. Keesaan Tuhan ini sehubungan dengan Tuhan itu Mahakuasa dan Mahabesar. Kalau tidak Mahakuasa dan Mahabesar mungkin saja mengatur alam semesta ini akan bersekutu dengan yang lain, sehingga terdapat Tuhan kolektif ada konsorsium Tuhan. Berarti Tuhan tidak Esa lagi, melainkan banyak. Tetapi karena Tuhan itu Mahakuasa, Dia mampu, tanpa dibantu.”

Ringan tapi dalam, sederhana tapi jelas. Inilah obrolan mas Tri yang belajar Islam dengan penulis di sela-sela perjalanan dinas. Mas Tri mewakili orang-orang awam yang ingin mengenal Islam. Dan, obrolah mas Tri dengan penulis menjadi contoh, begitulah seharusnya kita mengisi waktu. Belajar dan belajar. Terutama belajar tentang agama yang menjadi pedoman hidup kita.

Sebuah buku sederhana dengan tutur kata yang mudah dan tidak menggurui, terasa nikmat untuk kita baca sekaligus membuka cakrawala kita tentang Islam dengan cara yang sangat.

Detail Buku


Weight 220 g
Dimensions 13.5 × 20.5 cm
Halaman 220
Tahun Terbit 2012
Author Tarmizi Yusuf
Publisher Republika Penerbit

Detail Pengarang


Tarmizi Yusuf, dilahirkan di sebuah desa terpencil bernama Baturijal, Kecamatan Peranap, Kabupaten Inderagiri Hulu, Riau. Anak ke empat dari delapan bersaudara, tiga laki-laki dan lima perempuan. Ia tinggal di desa sampai menjelang tamat Sekolah Rakyat. Semasa kecilnya, pada malam hari aktif belajar membaca Qur’an dari rumah ke rumah dan dari surau ke surau. Sedangkan siangnya, selain belajar di Sekolah Rakyat, juga belajar di Madrasah Ibtidaiyah dan ikut pendidikan luar sekolah, di Kepanduan Hizbul Wathan.

Setamat SR, masuk PGAP di Tanjung Pinang, berikatan dinas dalam mata uang Ringgit Malaysia. Ketika belajar di PGA, ia lulus ujian ekstranei SMP, kemudian masuk SMA Rengat. Berbekal ijazah SMA Rengat, pergi ke Jakarta, kuliah sambil bekerja di sebuah Bank Pemerintah. Dengan posisi Senior Manager, delapan tahun sebagai Bank Auditor dan pernah memimpin Kantor Cabang, akhirnya minta pensiun dini, ingin mengembangkan keterampilkan sebagai trainer. Melalui keterampilan melatih ini, beberapa kali diundang ke Malaysia.