Marillyn Hewson - CEO Lockheed Martin

Marillyn A. Hewson lahir di Junction City, Kansas. Dia mendapatkan gelar sarjana ilmu administrasi bisnis dan master ekonomi di Universitas Alabama. Dia juga mengikuti program pelatihan eksekutif di Columbia Business School dan Harvard Business School.

Marillyn memulai karir di Lockheed dari tahun 1983 sebagai senior industrial engineer walaupun dia sama sekali tidak memiliki pengalaman di classical engineering. Hewson menyadari bahwa keinginan untuk belajar akan membantunya mengatasi masalah apapun, tidak perduli seberapa besar masalah itu.

Dengan memiliki prinsip tersebut ditambah karakter pekerja keras, karir dia di perusahaan Lockheed berjalan mulus. Lockheed secara teratur memberikan tanggung jawab lebih kepada Hewson. Saat dia mengerjakan proyek integrasi sistem di Owego, NY, Pentagon tiba tiba menghentikan proyek itu yang menyebabkan kerugian bisnis yang signifikan. Namun dibalik masalah itu, dia menangani karyawan yang harus di PHK dengan sangat baik, yang menyebabkan pimpinan perusahaan memberi dia kenaikan jabatan lagi menjadi kepala Electronic System divisi terbesar saat itu di perusahaan.

Saat dia diberi tugas mengaudit perusahaan. Hewson mencari cara agar dia dan timnya dapat melihat permasalahan lebih luas dan menyeluruh, kemudian mengimplementasikan solusi terbaik untuk kinerja perusahaan yang lebih baik. Dia mentransformasikan hasil audit tersebut ke mutasi pegawai yang memiliki potensi tinggi untuk memberikan kesempatan melihat perusahaan lebih luas.

Program tersebut berhasil dan membuat petinggi perusahaan puas dengan kinerjanya. Pada tahun tersebut dia juga memperoleh penghargaan peringkat 19 Fortune’s 2012 Most Powerful Women. Perusahaan memproyeksikan dia menjadi COO perusahaan. Lalu saat CEO perusahaan, Cristopher Kubasik dipaksa mengundurkan diri saat diberitakan memiliki hubungan tidak pantas dengan bawahanya, perusahaan mengangkat Hewson sebagai CEO yang baru.

Marillyn Hewson mungkin tidak sesuai dengan pikiran kebanyakan orang sebagai CEO perusahaan pertahanan. Menurut Mike Hardin, dekan bisnis Universitas Alabama, Hawson orangnya sangat sederhana, ramah dan tidak menonjol sama sekali, sampai sampai selama beberapa tahun Mike Hardin tidak tahu apa sebenarnya pekerjaan Hewson walaupun Hewson ada di Board of Visitor di Universitas itu.

“Jika Anda pergi menemuinya di kantor Bethesda, Kemungkinan besar dia akan menyapa anda dengan senyuman hangat, memberi anda sebotol air, dan jika kebetulan Senin pagi waktu musim gugur, tawarkan sebuah rekap pertandingan sepak bola Universitas Alabama pada hari Sabtu sebelumnya”.

Hewson diharapkan menggunakan serangkaian pengalamannya yang luas (dan selera humornya) saat dia memimpin Lockheed melalui masa ketidakpastian dan potensi ketidakstabilan. Klien terbesarnya, pemerintah AS yang setiap taun semakin memotong anggaran Kementrian Pertahanan yang berimbas pada perusahaan yang Hewson pimpin, Lockheed. Analis memperkirakan pendapatan perusahaan akan turun pada 2013 dan 2014.

Menurut analisis perusahaan harus terus meraih pendapatan sebanyak mungkin dari program senjata yang ada, yang merupakan bagian terbesar dari pendapatan tahunan Lockheed sebesar $ 47miliar.

Mengatur ulang Lockheed tidak akan mudah. Bisnis Lockheed sebelumnya untuk menjual produknya kepada pelanggan non-pemerintah telah gagal yaitu di bidang telekomunikasi dengan pembelian dan penjualan kembali perusahaan Comsat (Communication Satelite Corporation) .

Memang, segala hal tentang Lockheed yaitu budayanya, diatur untuk melayani militer, yang dapat membingungkan atau bahkan mematikan calon klien “sipil”. Hewson dan rekan-rekan eksekutifnya mengetahui dengan betul perkataan mantan CEO Lockheed Norman Augustine:

“Ketika menyangkut diversifikasi, catatan industri pertahanan tidak pernah memperoleh kesuksesan”. Yang kemudian Hewson memutuskan arah perusahaan berdasarkan fakta tersebut.

Perusahaan akhirnya memutuskan ingin memperluas bisnis yang berkembang pesat seperti sistem tak berawak, termasuk pesawat tak berawak maka dari itu pada bulan Juli, Lockheed mengakusisi Sikorsy perusahaan terkemuka di bidang pesawat militer. Dengan perkiraan penjualan di tahun 2015 lebih dari 6 miliar dollar. Lockheed juga memulai pengembangan di bidang layanan IT pemerintah yang memiliki proyeksi jangka panjang.

Dalam keputusan keputusan tersebut Hewson mendengarkan pendapat dari tim jajarannya untuk mendapatkan perspektif yang lebih beragam, luas dan terpercaya. “Kami telah bekerja keras menciptakan lingkungan perusahaan yang mendorong diskusi yang jujur dan penuh pemikiran, dan setelah keputusan diambil kita bersatu sebagai tim dan bersama sama mengeksekusi secara efektif” kata Hewson.

Seorang CEO dituntut memiliki ikatan yang kuat dengan karyawan dan kredibilitas tinggi untuk membuat perusahaan menjadi lebih gesit dan fleksibel. Pengambilan keputusan yang tepat berdasarkan analisa secara menyeluruh juga wajib dimiliki berbarengan dengan kemampuan operasi yang baik untuk mewujudkan poin poin tersebut dan Hewson memiliki semua itu.

Sumber :