Manakah yang Lebih Unggul, Cerdas atau Rajin?

Dalam dunia akademik, seseorang yang cerdas seringkali mendapatkan pujian dari orang sekitarnya seperti teman-teman bahkan guru ataupun dosen. Hal ini karena dapat dikatakan bahwa mereka mampu memberikan hasil belajar yang baik sehingga membanggakan. Berbeda halnya dengan orang yang rajin namun jarang bahkan tidak dilihat oleh orang sekitarnya. Sebab apa yang ia lakukan prosesnya seringkali tidak terlihat. Sebagian besar orang mengatakan bahwa orang rajin lebih unggul dibandingkan dengan orang pintar, namun ada pula yang mengatakan sebaliknya.

Menurut terman-teman, manakah yang lebih unggul? Seseorang yang cerdas atau rajin?

Gambar

IDN Times

2 Likes

Menurutku pribadi orang rajin dapat lebih unggul dibandingkan hanya menjadi cerdas namun sering malas. Dari pengalamanku dalam dunia pendidikan, tidak jarang juga kok para pendidik mengapresiasi orang-orang yang rajin. Malah, orang-orang yang sebenarnya cerdas dengan pengetahuan di atas rata-rata siswa lainnya seringkali tidak disadari.
Pernah seorang teman saya yang cerdas ini saya tanyai alasannya tidak aktif menjawab pertanyaan di kelas. Dan jawabannnya adalah… “Soalnya terlalu mudah, kasih yang lain saja”. Mungkin niatnya teman ini baik ya, ingin membagikan poin ke yang lain. Tapi anggapan dosen belum tentu baik. Ia justru dianggap sombong karena malas aktif dalam perkuliahan.
Sementara, teman-teman yang rajin mengikuti kegiatan walaupun banyak yang salah-salah, semuanya mendapat apresiasi. Kalaupun nilainya sangat buruk, bila ia beretika baik dan rajin maka ia akan tetap lulus.
Itu dari pengalaman pribadi aku sih. Tapi benar juga adanya bahwa beberapa pendidik menganakemaskan siswa yang nilai ujian, tugas maupun kuisnya bagus-bagus

Dalam dunia akademik (sekolah atau kuliah) seseorang yang dikenal cerdas pasti banyak dipuji oleh orang sekitar. Karena kecerdasannya, tidak heran jika dia lebih menonjol dan menjadi pusat perhatian lingkungan sekitar. Berbeda dengan si cerdas, seseorang yang rajin sering “tidak terlihat” oleh orang sekitar. Karena rajin, orang lain sebagai suatu hal yang biasa saja. Tapi, di realita sekolah atau kampus, tidak melulu orang cerdas selalu unggul dari orang yang rajin. Karena bisa saja, si rajin bisa mengalahkan si cerdas.

Sebenarnya, orang yang rajin memiliki semangat yang lebih dibanding orang yang cerdas. Si rajin akan melakukan apa yang sudah dikerjakannya agar cepat selesai untuk bisa melakukan pekerjaan lainnya. Pantang menyerah dalam melakukan sesuatu, terus berusaha untuk mendapatkan jawabannya.

Walaupun si rajin tidak cerdas cerdas amat, tapi dengan ia rajin belajar maka bukan tidak mungkin ia bisa mencapai atau menyamai si cerdas. Mana lebih diunggulkan? Menurut saya si rajin akan lebih unggul. Karena dengan rajin, kamu pun bisa menjadi cerdas dan pintar. Kepintaran dan kecerdasan berfikir akan datang seiring dengan rajin belajar. Sedangkan, cerdas akan hilang begitu saja jika kamu tidak ‘rajin’ untuk melatih dan mempertajam kecerdasan.

Dalam perdebatan manakah yang paling unggul antara individu rajin ataukah cerdas, menurutku semua memiliki kelebihannya masing-masing. Namun, aku lebih memilih bahwa seseorang yang rajin lah yang lebih memiliki keunggulan. Seseorang yang cerdas memiliki kemampuan yang dapat memecahkan masalah lebih simple. Akan tetapi, saat dia dihadapkan dengan banyak masalah yang membutuhkan waktu yang cukup lama, maka orang yang cerdas belum tentu mampu dan enggan untuk menyelesaikannya. Bisa jadi malah lari dari permasalahan. Berbeda dengan orang yang rajin, mungkin mereka akan memiliki semangat dan keinginan yang tinggi. Apabila terdapat masalah yang rumit, orang-orang yang rajin akan bergerak maju dan tidak mudah putus asa. Kemauan orang yang rajin cenderung lebih besar, sehingga mereka akan terus giat demi mencapai apa yang mereka inginkan. Dalam segi pekerjaan, mungkin orang-orang rajin akan lebih mudah mengerjakan tugasnya dikarenakan mereka senang melakukan kegiatan-kegiatan bahkan di waktu senggangnya. Mereka akan membuat berbagai pencapaian yang akan berguna untuk menaikkan taraf hidup mereka. Hal inilah yang belum tentu dimiliki oleh orang-orang cerdas. Apabila mereka sudah mampu menyelesaikan suatu tugas ataupun pekerjaan, mereka belum tentu bersedia menggunakan waktu luang mereka untuk melakukan hal-hal yang tidak pasti padahal sebenarnya sangat berguna untuk mereka.