Mana yang lebih Penting, IPK Tinggi atau Banyak Pengalaman Organisasi / Kerja?

image

Kehidupan mahasiswa pasti tidak asing dengan IPK dan Pengalaman organisasi atau kerja. Keduanya sangat berpengaruh untuk mencari pekerjaan jika kita lulus dari perguruan tinggi. Namun, keduanya sulit dilakukan bersamaan jika tidak diimbangi dengan manajemen waktu yang baik. Jika kalian bisa mendapatkan IPK tinggi dan banyak pengalaman kerja atau organisasi, itu sangat menguntungkan untuk kalian. Namun jika kalian tidak dapat mendapatkannya secara bersamaan, mana yang lebih penting menurut kalian, IPK tinggi atau banyak pengalaman organisasi atau kerja?

2 Likes

IPK dan Pengalaman sama pentingnya, dan menurutku ke-2 hal tersebut harus berjalan beriringan untuk sebagai bekal kita sebagai mahasiswa ketika sudah lulus nanti.

Apakah kita akan kuliah dengam ambis mengejar IPK tinggi saja? atau sebaliknya, tidak mengikuti dan memahami kelas, karena terlalu sibuk dengan aktivitas diluar perkuliahan? pasti banyak sekali tipe-tipe mahasiswa yang berbeda-beda tentunya ketika menjadi seorang mahasiswa. Masa perkuliahan atau masa menjadi mahasiswa itu tempat kita untuk membentuk pola pikir dan mengeksplor ilmu pengetahuan menjadi lebih luas.

Menurutku, setidaknya kita harus bisa mengantongi IPK diatas 3.2 dan mempunyai banyak pengalaman organisasi/magang/volunteer. Kenapa diatas 3.2? IPK itu ibarat nilai kesungguhan kita dalam menuntut ilmu selama menjadi mahasiswa, kalau ipk kita tinggi pun membahagiakan diri sendiri dan orang-orang terdekat bukan? dan tidak jarang apabila ingin melamar kerja di perusahaan/ mendaftar beasiswa/ pertukaran pelajar itu ada minimal IPK 3.00 atau IPK >3.00.

Jadi, IPK dan pengalaman kerja itu memang saling berkesinambungan.

  1. IPK rendah juga tidak bisa menentukan pandangan masa depan yang kurang baik, karena mungkin mereka sibuk dengan kegiatan hingga menghasilkan ‘jam terbang’ yang lebih lama dibanding yang lain.
  2. IPK tinggi deretan cumlaude pun belum menjamin seseorang bisa bekerja dengan mudah, harus juga memiliki pengalaman yang relevan dan mampu mengaplikasikan ilmu dalam pekerjaan.

Jadi kalau ditanya mana yang lebih penting, tergantung situasi yang ada. Namun, jika dari saya pribadi, harus bisa mengantongi IPK diatas 3.2 dan mempunyai banyak pengalaman organisasi/magang/volunteer.

2 Likes

Menurut aku IPK tinggi dan memiliki banyak pengalaman organisasi atau kerja itu sama-sama penting. Kita gak bisa cuman mengandalkan salah satunya aja. Kenapa? Karena kalau kita hanya fokus di IPK saja, maka banyak skill dan pengalaman di luar akademik yang tidak dapat kita peroleh, dan bisa jadi kita apatis karena kurangnya sosialisasi dengan orang lain. Yang hanya dilakukan adalah belajar dan belajar demi mendapatkan nilai sempurna. Dan jika kalau kita hanya fokus dan sibuk untuk memperbanyak pengalaman dalam organisasi maupun kerja, memang banyak manfaat yang kita peroleh, seperti menambah pengalaman, mengasah skill, melatih jiwa kepemimpinan, dapat memperbanyak teman, dll. Namun, bagaimana dengan tugas- tugas kuliah? Akan kah banyak yang terbengkalai? Karena banyak mahasiswa yang sibuk oraganisasi tapi tugas kuliahnya keteteran. Dan seketika yang terlintas dipikiran aku adalah “ngapain kuliah, ngapain bayar ukt mahal-mahal kalau hanya fokus ikut kegiatan diluar, sedangkan urusan perkuliahan nya terbengkalai?”

Untuk itu kita perlu untuk mengimbangi keduanya. IPK tidak sempurna menurutku gak masalah, asalkan tetap dalam kategori “baik”, dan juga memiliki banyak pengalaman organisasi atau kerja itu penting untuk menopang kehidupan sosial dan menambah value dari diri kita.

1 Like

Ya, sepakat dengan pendapat teman-teman di atas… kenapa harus dibedakan yang lebih penting kalau keduanya bisa diambil secara bersamaan dan sama-sama pentingnya. IPK memperlihatkan kemampuan secara keilmuan yang dimiliki seseorang, sedangkan pengalaman organisasi menunjukkan kemampuan secara praktik. Keduanya menjadi aspek penilaian tersendiri. Namun tidak dapat dipungkiri, banyak sekali tempat kerja yang ketika kita melamar pekerjaan tidak dinilai dari IPK, namun dilihat dari pengalaman berorganisasi karena orang sekarang lebih mengutamakan jam terbang dan aksi nyata. Sedangkan perusahaan yang memperhatikan IPK calon pekerjanya adalah perusahaan yang lebih professional dan kelas menengah ke atas. Jadi akan lebih baik mahasiswa di kampus sama-sama mengimbangki kedua hal tersebut, selain aktif di kelas juga aktif di organisasi.

1 Like

Jadi, menurut pendapat dari teman-teman untuk masalah IPK tinggi atau pengalaman organisasi/kerja dapat saya simpulkan bahwa keduanya adalah hal yang wajib dan harus dimiliki oleh setiap mahasiswa, dan keduanya sama - sama penting karena keduanya berhubungan untuk masa depan.

Untuk kedua pilihan ini mungkin saya akan mementingkan ke pengalaman berorganisasi. Tapi bukan berarti saya tidak mempedulikan IPK, namun untuk saat ini pengalaman organisasi lah yang paling dilihat ketika kita melamar pekerjaan. Kemampuan public speaking, manajemen event, problem solving, sering kita temukan ketika kita berkecimpung di organisasi kampus. Ketika kita mengikuti organisasi dan berbagai kepanitiaan, jangan upa untuk mencantumkan itu semua di CV yang kita buat, karena sangat berpengaruh ke penilaian perusahaan. Justru yang paling ditanyakan saat interview adalah tentang pengalaman dalam kepanitiaan atau organisasi dibanding pengetahuan yang didapatkan di bangku kuliah. Karena pengalaman-pengalaman tadi bisa menjadi bekal saat bekerja, jadi HRD perusahaan tahu kemampuan kita sebelum direkrut bekerja.

1 Like

Menurut saya kedua hal tersebut memiliki sisi kepentingan yang sama sama penting adanya, namun kalau saya sendiri memilih lebih penting pengalaman organisasi daripada ipk tinggi atau banyak. Karena ipk tidak bisa menentukan siapa kita kedepannya, namun jika pengalaman organisasi kita bisa mengasah softskill dan banyak teman. Banyak teman tersebutlah yang bisa menjadi referensi kita untuk jenjang yang selanjutnya. Softskill, kepercayaan diri dan tanggung jawab akan terasah ketika kita mengikuti organisasi. Maka bekal kita akan lebih banyak.

1 Like

Kalau melihat dari kebutuhan setiap mahasiswa pasti akan berbeda-beda, misalnya ada mahasiswa yang dapat gampang mendapat IPK tinggi tapi pengalamannya kurang, nah mahasiswa seperti ini mungkin akan lebih penting jika memilih untuk mempunyai pengalaman organisasi yang berkualitas, karena dari sisi untuk mendapatkan IPK tinggi sudah cukup mudah baginya. Jadi tinggal memenuhi kebutuhan pengalaman organisasinya atau pengalaman pribadinya.

1 Like
  menurut saya, IPK tinggi dan Banyak pengalaman organisasi atau kerja sama-sama penting. karena keduanya sangat dibutuhkan dalam mencari pekerjaan. tidak sedikit juga instansi-instansi yang membuka seleksi lowongan pekerjaan berdasarkan IPK dan pengalaman. IPK tinggi dan banyak pengalaman organisasi juga penting sebagai penilaian diri bahwa IPK tinggi dan banyak pengalaman organisasi atau kerja merupakan orang yang pintar dan ahli dibidangnya
1 Like

IPK dan Pengalaman hmm mana ya yang lebih penting? kalau pengalaman ku sendiri dan kondisi lingkungan perkuliahan, jujur saja masalah IPK masih sering menjadi target ke sekian dalam perkuliahan, bahkan temen temen disekitarku lebih aktif terlibat organisasi dari pada antusias dalam kelas. Namun, kalau aku sendiri lebih memilih untuk aktif dikelas tapi tidak terlalu terlibat dalam kegiatan dalam kampus, aku lebih suka terlibat project luar kampus, hehe. So, nilai dapet pengalamannya juga dapet

1 Like

Setuju dengan pendapat teman-teman. IPK tinggi dan banyak pengalaman kerja itu sama pentingnya, keduanya memiliki peran yang besar. Memiliki banyak pengalaman kerja atau di organisasi itu sangat memudahkan kita ketika sudah memasuki dunia kerja yang sesungguhnya, kita sudah mengerti bagaimana cara, dan budaya kerja. Kita sudah memiliki bekal semasa belajar dulu. Dan IPK tinggi juga sama pentingnya dikarenakan ketika ingin memasuki pekerjaan, syarat mutlak agar diterima yaitu IPK yang tinggi. Banyak perusahaan sekarang menjadikan IPK di atas rata-rata sebagai persyaratan agar diterimanya kerja.

1 Like

Saya setuju dengan pendapat teman-teman diatas, bahwa baik IPK maupun pengalaman sama pentingnya untuk menunjang karir kita nanti. Saat melamar kerja, IPK menjadi syarat dalam seleksi administrasi jadi penting bagi kita untuk menjaga agar mendapat nilai baik dan juga sebagai cerminan bahwa kita serius dalam mengikuti kegiatan perkuliahan.

Selain itu pengalaman organisasi/kerja juga sangat penting karena akan melatih diri kita untuk dapat bekerjasama dengan orang lain, belajar membagi waktu dengan baik, belajar menyelesaikan masalah, menambah relasi, dsb.

1 Like

Menurut saya banyak pengalaman organisasi/kerja. Tapi bukan berarti tidak mementingkan IPK juga ya. Gak usahlah IPK tinggi-tinggi, asal IPK gak dibawah 3.00 itu sudah lumayan menurut saya. Namun akan lebih baik lagi kalau bisa mendapatkan keduanya (IPK tinggi dan banyak pengalaman oraganisasi/kerja).
Namun sepertinya di dunia pekerjaan jaman sekarang sudah jarang perusahaan yang mencari pekerja melihat dari IPK mahasiswa tsb. Dan lebih mengutamakan skill dan pengalaman berorganisasi/kerja mahasiswa tsb. Juga, dalam dunia pekerjaan jaman sekarang itu lebih menggunakan skill dan pengetahuan di organisasi/tempat kerja dibanding menggunakan materi-materi yang kita pelajari di universitas. Jadi perusahaan pasti lebih memilih mahasiswa/pekerja yang sudah banyak pengalaman di organisasi/kerja agar memudahkan atau menguntungkan perusahaan tsb juga nantinya.

1 Like

Penting IPK atau Pengalaman Organisasi/Kerja? Tentu saja keduanya sama pentingnya menurut saya. IPK penting karena memperoleh IPK tinggi dapat menjadi ukuran bahwa kita berkomitmen dengan kegiatan akademis kita disamping mengikuti kegiatan lain diluar kegiatan perkuliahan atau akademis. Tak jarang, IPK juga menjadi salah satu persyaratan untuk mendapatkan pekerjaan. Namun, IPK tinggi tidaklah cukup menurut saya, perlu juga pengalaman organisasi, bekerja, volunteer, kepanitiaan, dan berbagai pengalaman lainnya yang bisa didapatkan ketika berkuliah.

Pengalaman-pengalaman tersebut menjadi nilai plus ketika kita mencari pekerjaan. Apabila sudah mendapatkan IPK tinggi, maka akan lebih baik jika kita juga mendapatkan banyak pengalaman lain diluar kegiatan akademis kita, sehingga akan seimbang antara perkuliahan dan kegiatan diluar perkuliahan. Dengan demikian, kedua hal tersebut sama pentingnya. Apabila bisa mendapat keduanya, kenapa tidak?

1 Like

Sayangnya, seperti yang sudah Anda duga, tidak ada jawaban langsung ya atau tidak. Banyak alasan di balik keputusan pemberi kerja mengenai pelamar lulusan bergantung pada bidang itu sendiri: status industri, pemberi kerja, dan proyek/posisi yang mereka rekrut. Beberapa industri misalnya, seperti Hukum dan Akuntansi, memiliki kuota lulusan yang harus dipenuhi agar memenuhi syarat untuk mendapatkan posisi langsung dari uni. Kantor akuntan 4 besar dan firma hukum 6 besar memiliki persyaratan nilai IPK minimum yang harus dilalui terlebih dahulu untuk mencapai wawancara. Masuk akal bagi konglomerat perusahaan besar seperti ini untuk memiliki persyaratan masuk. Mengingat ukuran mereka yang besar dan kekayaan pasar yang mereka banggakan, mereka mencari lulusan baru yang akan melengkapi nilai bisnis mereka dan menawarkan pengembalian terbaik untuk gaji mereka. Dari sana, tampilan etos kerja yang kuat yang dipadukan dengan kompetensi yang telah terbukti membantu membuka jalan bagi pertumbuhan karir. Karena universitas mengeluarkan lebih banyak lulusan daripada sebelumnya, perusahaan seperti ini dapat dengan mudah memilih-milih.

Penting untuk diingat bahwa perusahaan dan industri besar seperti yang disebutkan, memiliki program pascasarjana yang matang, berkembang, dan terperinci. Industri lain seperti perbankan dan teknik juga menawarkan jalur ekstensif untuk lulusan tersier. Posisi lulusan datang dengan tantangan. Mereka sangat kompetitif dan memiliki pedoman pelamar yang ketat yang harus dipatuhi.

Jadi, bagi mereka yang tidak mengejar jalur karir konvensional, atau lebih tepatnya, tidak belajar atau mencari posisi di bidang tersebut, apa yang harus Anda nilai lebih dalam mengejar karir?

Berdasarkan informasi yang tertera dari Jobstreet, semua aspek mempunyai penilaian tersendiri bagi mahasiswa ketika memasuki dunia kerja nanti, mulai dari magang, kerja, pengalaman selama kuliah, jurusan kuliah, volunteer, kegiatan kampus, IPK dan reputasi kampus. Semuanya penting, dan lebih bagus jika bisa “mencicipi” dari masing-masing aspek yang disebutkan tadi, asalkan apa yang dijalani harus penuh tanggung jawab dan nantinya pun harus bisa dipertanggungjawabkan.

Sebenarnya IPK dan pengalaman organisasi atau kerja merupakan hal yang sama sama penting saling melengkapi. Namun jika disuruh memilih hanya satu saja, saya akan memilih memilki IPK yang tinggi, karena IPK seperti modal awal ketika melamar suatu pekerjaan, yang pertama kali dilihat adalah IPK terlebih dahulu sedangkan Pengalaman merupakan hal pendukung.

Namun ya tetap lebih baik memiliki pengalaman dari organisasi atau kerja yang banyak karena dari situ kita dapat mempelajari hal yang baru dan juga mengasah kemampuan yang kita miliki. Apalah artinya sebuah IPK yang tinggi yang hanya berupa sebuah angka, tanpa memiliki skill, kelebihan dan pengalaman yang kita miliki. IPK hanya akan terlihat seperti sebuah lukisan yang hanya bisa dilihat dan dipajang, Skill dan pengalaman bagaikan sebuah mesin yang dapat membantu menyelesaikan pekerjaan yang akan dihadapi. Jadi lebih baik sembari berusaha meningkatkan IPK perbanyaklah skill dan pengalaman.

Menurutku keduanya sama-sama penting. IPK masih menjadi salah satu persyaratan yang dilihat oleh banyak perusahaan sebagai faktor diterima atau tidaknya, selain itu pengalaman organisasi dan magang juga menjadi poin penting karena banyak perusahaan yang melihat pengalaman dan skill yang dimiliki bukan hanya nilai saja.