Mana yang lebih berpengaruh pada pengangguran? Minimnya skill atau minimnya lapangan kerja?

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran per Agustus 2021 ada di angka 9,1 juta orang. Jumlah tersebut tidak bisa dibilang sedikit. Secara teoritis, pengangguran terjadi karena lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja. Hal ini menyebabkan banyak angkatan kerja yang tidak terserap oleh lapangan kerja dan akhirnya menganggur. Tapi di lain pihak, faktanya masih banyak juga perusahaan yang mengeluhkan sulitnya menemukan talent yang cocok untuk mengisi posisi kosong di perusahaan tersebut.

Nah, kalau menurutmu, mana yang lebih berpengaruh terhadap besarnya angka pengangguran : minimnya skill yang dimiliki oleh pencari kerja sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan industri, atau memang lapangan pekerjaannya yang minim?

Diantara minimnya skill dengan minimnya lapangan kerja, yang lebih berpengaruh terhadap tingginya angka pengangguran di Indonesia adalah minimnya lapangan kerja. Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak di dunia keempat sebanyak 272 juta jiwa dengan angka pertumbuhan sebanyak 1,49% per tahun.

Tingginya laju pertumbuhan penduduk yang diharapkan sebagai pendorong pendingkatan ekonomi malah berbanding terbalik menjadi beban bagi pertumbuhan ekonomi. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak diiringi dengan peningkatan kesempatan bekerja atau lowongan kerja.

Masyarakat banyak yang memilih untuk melakukan pekerjaan serabutan dengan penghasilan tidak tetap asal bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, hal tersebut kemudian memicu terhadap tingginya tingkat pendidikan rendah untuk generasi selanjutnya.

Roda ekonomi yang beresiko tinggi ini akan terus berlanjut apabila pemerintah tidak memberlakukan kebijakan tegas mengenai porsi pembagian dan pendapatan kerja yang disertai dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya menekan angka pertumbuhan penduduk demi kestabilan ekonomi.

(https://disnaker.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/masalah-tenaga-kerja-dan-angkatan-kerja-di-indonesia-56)
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Jumlah%20Penduduk%20-%20dwi/Jumlah-Penduduk.html

diantara minimnya skill atau minimnya lapangan kerja yang mana lebih berpengaruh pada pengganguran ?
menurut saya, jawabannya adalah minimnya skill. indonesia mempunyai tingkat pendidikan yang masih tergolong rendah. banyak masyarakat yang tidak dapat sekolah, belajar, dan mendapatkan hak dan kelayakan untuk mendapatkan ilmu.
jika mempunyai skill, orang tersebut mempunyai peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang membutuhkan skillnya. jika lapangan kerja di indonesia tidak cukup, maka bisa di cari atau bekerja di luar negeri yang membutuhkan skillnya.

Menurut saya yang berpengaruh itu adalah minimnya mindset seorang pemuda pemudi di indonesia yang berfikir untuk membuka lapangan pekerjaan baru. Kenapa para generasi indonesia hanya terus menerus berfikir bahwa nantinya “saya akan menjadi seorang pekerja” kenapa tidak berfikir " nantinya saya yang akan memperkerjakan orang"

Ketika seseorang mempunyai skill dalam bidanh apapun, peluangnya sangat akan besar untuk membuat lapangan pekerjaan baru, tetapi jika tidak mempunyai skill kita bisa mulai mengasah skill berwirausaha dari hal hal yang kecil terlebih dahulu.

Menurut saya keduanya sama-sama berpengaruh besar terhadap angka pengangguran di Indonesia. Minimnya skill dan minimnya lapangan pekerjaan menimbulkan angka pengangguran di Indonesia tetap tinggi.

images (1)

Di satu sisi, minimnya skill yang dimiliki oleh sebagian besar penduduk Indonesia menimbulkan pada banyaknya pengangguran. Berdasarkan yang saya ketahui saat ini masih banyak penduduk yang mempunyai tingkat pendidikan yang masih tergolong rendah. Sedangkan, pendidikan itu berpengaruh terhadap pengembangan skill seseorang. Saat ini program pemerintah untuk mengembangkan skill masyarakat masih belum maksimal. Sehingga masih banyak masyarakat yang menjadi pengangguran dan tidak mau berusaha untuk mengasah dan menggali potensi yang mereka punya. Peran pemerintah sangat penting dalam menggali skill masyarakat misalnya dengan memberikan sosialisasi serta motivasi kepada masyarakat mengenai urgensinya dalam menggali skill dalam diri seseorang.

download (3)

Selain itu, dari sisi minimnya lapangan pekerjaan. Dikarenakan jumlah penduduk di negara Indonesia sangatlah banyak dan angka pengangguran lebih dipengaruhi oleh minimnya lapangan pekerjaan. Tetapi, masalah mengenai minimnya lapangan pekerjaan pun jika lebih diutamakan daripada masalah minimnya skill maka angka pengangguran akan terus meningkat.

Oleh karena itu keduanya sama-sama berpengaruh besar terhadap angka pengangguran yang terjadi di Inonesia.Meningkatkan skill dan memperluas lapangan pekerjaan bagi masyarakat adalah tugas yang menjadi urgent untuk pemerintah agar dapat direalisasikan berkesinambungan. Selain itu, hal ini sebenarnya bukan hanya tugas pemerintah saja tetapi juga masyarakat yang sudah memiliki usaha yang dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat pengangguran agar bisa dapat saling tolong-menolong dan ikut serta dalam membantu negara ini.

baik terima kasih atas pertanyaan nya ka, menari banget menurut aku
sebelumnya kita ketahui bersama bahwa Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena kondisi ekonomi, Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat, Pengembangan sektor
ekonomi non-real, pendidikan yang rendah dan tidak memiliki keterampilan, keterbatasan lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja, kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja, memiliki pedidikan yang tinggi tapi tidak memilki peluang kerja dikarena tidak memiliki akses sehingga berpotensi untuk tidak dapat tertampungnya lulusan program pendidikan di lapangan kerja setiap tahun selalu meninggakat tidak pernah mengalami penurunan.

berdasarkan pertanyaan yang aku tangkap, bahwa apa yang lebih berpengaruh pada pengangguran? menurunku keduanya sama-sama berpengaruh karena dilain sisi jika para pengangguran tidak memiliki ketrampilan atau skill yang dapat dibekal untuk dunia kerja itu akan susah, kecuali lapangan pekerjaan dengan menerapkan sistem terampil artinya tidak membutuhkan kamampuan khusus, seperti angkat barang di pelabuhan dll, itu pun harus memiliki fisik yang kuat dan menjadi suatu poin kembali untuk lapagan pekerjaan.

disisi lain pun pengangguran yang memiliki skill tetapi susah akan mendapatkan pekerjaan ya karena lapangan pekerjaan yang sangat minim dan itu menjadi suatu masalah yang harus diselesaikan pula bersama-sama.

menurutku untuk mengurangi tingkat pengangguran yaitu dengan membuka usaha sendiri (itu pun memerlukan modal dsb), menjadi freelance, menjadi content creator (hal itu sudah tak asing lagi, banyak yang berhasil ketika terjun ke dunia media sosial), dan tetap berusah mencari pekerjaan.
jangan melakukan tindakan yang tidak benar, seperti mencuri, membegal, dll karena banyak pengangguran yang seperti itu, melakukan pencurian.

apalagi di kala pandemi seprti ini banyak sekali yang menganggur akibat, di PHK, pembatasan sosial, dsb. mesti melakuka banyak cara untuk tidak menganggur

sources
https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id/index.php/iqtishaduna/article/download/121/121

Mosi yang diangkat oleh @Madeline_Nasution sangat memantik untuk di diskusikan. Pengangguran merupakan hal yang sering kita dengar. Berbagai alasan menjadi pengangguran selalu terdengar, baik dari lapangan kerja di Indonesia yang sempit atau kemampuan skill yang dimiliki masih belum memenuhi kebutuhan perusahaan penyelenggara. Namun, berdasarkan literatur yang saya baca tidak dibenarkan dengan menyalahkan situasi dan kondisi. Menurut saya hal yang paling berpengaruh adalah minimnya skill yang dimiliki menjadi alasan utama pengangguran bertebaran di negara yang kaya ini. Jika setiap individu dapat memaksimalkan kemampuannya, maka banyak peluang usaha yang dapay dilakukan. Sehingga angka pengangguran dapat berkurang.

Pengangguran dapat disebabkan oleh berbagai faktor kompleks, tetapi perdebatan sering kali muncul mengenai apakah minimnya keterampilan (skill) atau minimnya lapangan kerja memiliki dampak yang lebih besar. Menilai pengaruh keduanya memerlukan pemahaman mendalam tentang dinamika pasar tenaga kerja dan faktor-faktor sosial-ekonomi yang memengaruhi kesempatan pekerjaan.

Minimnya keterampilan dapat menjadi penyebab utama pengangguran. Seiring perkembangan teknologi dan perubahan kebutuhan pasar tenaga kerja, keterampilan yang relevan dan mutakhir menjadi sangat penting. Jika seseorang tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja, mereka mungkin kesulitan menemukan pekerjaan. Perubahan cepat dalam teknologi dan kebutuhan industri dapat membuat keterampilan tertentu menjadi usang, dan individu yang tidak mengikuti perkembangan tersebut dapat terpinggirkan.

Di sisi lain, minimnya lapangan kerja juga merupakan faktor krusial. Pasar kerja yang stagnan atau mengalami penurunan pertumbuhan dapat membuat jumlah pekerjaan yang tersedia lebih sedikit daripada jumlah individu yang mencari pekerjaan. Bahkan jika seseorang memiliki keterampilan yang relevan, minimnya peluang pekerjaan dapat membuat mereka tetap menganggur. Ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja dapat menciptakan situasi di mana individu yang berkualifikasi tidak dapat menemukan pekerjaan yang sesuai.

Keterkaitan antara minimnya keterampilan dan minimnya lapangan kerja seringkali kompleks. Misalnya, dalam beberapa kasus, minimnya lapangan kerja tertentu mungkin dapat menciptakan tekanan pada pekerja untuk mengembangkan keterampilan yang lebih relevan atau beralih ke industri yang lebih berkembang. Di sisi lain, kekurangan keterampilan di kalangan pekerja dapat menyebabkan minimnya inovasi dan pertumbuhan ekonomi, yang pada gilirannya dapat mengurangi pembukaan lapangan kerja.

Faktor-faktor sosial dan ekonomi lainnya juga memainkan peran dalam masalah pengangguran. Misalnya, akses pendidikan yang terbatas atau ketidaksetaraan dalam kesempatan pendidikan dapat menciptakan kesenjangan keterampilan di antara masyarakat. Kondisi ekonomi makro, seperti resesi atau ketidakstabilan ekonomi, juga dapat secara signifikan mempengaruhi tingkat pengangguran.

Pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan keterampilan dan penciptaan lapangan kerja. Program pelatihan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, serta kebijakan ekonomi yang mendorong pertumbuhan sektor-sektor tertentu, dapat membantu mengatasi tantangan pengangguran.

Dalam menghadapi kompleksitas masalah ini, pendekatan yang holistik dan terkoordinasi antara berbagai pihak terlibat sangat penting. Mengidentifikasi solusi yang tepat memerlukan pemahaman yang mendalam tentang dinamika pasar tenaga kerja, kebijakan ekonomi, dan faktor-faktor sosial yang membentuk realitas pengangguran.

Dalam rangka mengatasi minimnya keterampilan, pendekatan jangka panjang yang melibatkan perubahan dalam sistem pendidikan, pelatihan kerja yang terjangkau, dan dukungan pemerintah untuk inovasi dapat membantu menciptakan tenaga kerja yang lebih tangguh dan adaptif. Sementara itu, untuk mengatasi minimnya lapangan kerja, diperlukan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menciptakan iklim investasi yang kondusif, dan mengidentifikasi sektor-sektor yang memiliki potensi untuk menciptakan lebih banyak pekerjaan.

Dalam kesimpulannya, minimnya keterampilan dan minimnya lapangan kerja keduanya dapat menjadi penyebab pengangguran. Keterkaitan antara keduanya memperumit analisis, dan seringkali solusinya memerlukan pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai pihak. Penting untuk memahami bahwa dalam mengatasi masalah pengangguran, tidak dapat hanya fokus pada satu aspek saja. Sebaliknya, diperlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan keterampilan dan pertumbuhan lapangan kerja.