Loihi: Chip dari Intel yang Mampu Belajar Secara Mandiri Seperti Otak Manusia

https://i0.wp.com/warstek.com/wp-content/uploads/2018/01/otak.jpg

Manusia merupakan mahluk ciptaan Allah (Tuhan semesta alam) yang paling sempurna karena di dalam otaknya memiliki setidaknya 1012 (satu trilyun) neuron dan 6×1018 (6 kuantiliun) sinapsis. Dengan jumlah yang begitu banyak, otak mampu mengenali pola, melakukan perhitungan, dan mengontrol organ-organ tubuh dengan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan komputer digital. Sebagai perbandingan, pengenalan wajah seseorang yang sedikit berubah (misal memakai topi, memiliki jenggot tambahan, dll) akan lebih cepat dilakukan oleh manusia dibandingkan komputer. Didalam sebuah komputer untuk dapat mengenali pola, masih terbatas pada memori penyimpanan dan input data latihan yang diberikan, semakin banyak data semakin banyak yang mampu dikenali, namun akan semakin sulit dikenali jika objek yang sama telah berubah ke bentuk yang lain.

Berbicara tentang kecanggihan otak manusia yang tiada tanding dalam hal kecepatan mengenali sesuatu, maka Intel pun mengeluarkan sebuah chip yang diberi nama “Loihi” yang mampu belajar seperti otak manusia. Chip Loihi didesain berbeda dengan chip-chip tradisional yang pernah dibuat oleh manusia saat ini, yang mana masih bekerja berdasarkan konsep gerbang logika. Chip Loihi yang menggunakan teknologi ‘neuromorphic’ yang buat oleh pihak Intel terinspirasi dari cara kerja otak manusia. Chip berteknologi neuromorphic dimodelkan seperti otak biologis, yang dirancang untuk memproses data sensorik seperti gambar, suara, dan mampu merespon secara mandiri perubahan data tersebut dengan cara yang tidak harus diprogram secara khusus. Didalam chip Loihi tertanam 130.000 neuron dan 130 juta sinapsis yang digunakan untuk proses belajar.

Chip Loihi merupakan chip yang akan digunakan untuk tujuan seperti pada sistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) pada umumnya. Perbedaannya adalah chip Loihi dapat langsung digunakan pada perangkat yang akan terpasang kontol dari chip (misalnya lampu merah pada jalan raya) tersebut tanpa harus memprogram dan melatihnya secara manual terlebih dahulu seperti pada jaringan saraf konvensional.

Menurut Dr Michael Mayberry (wakil presiden perusahaan dan direktur Intel Labs) mengatakan bahwa dibandingkan dengan teknologi seperti jaringan saraf convolusional (convolutional neural networks) dan jaringan saraf yang mampu belajar secara mendalam (deep learning neural network), tes chip pada Loahi menggunakan sangat sedikit sumber daya (energi) pada tugas yang sama. Chip Loihi memiliki kemampuan hingga 1000 kali lebih hemat energi dalam proses komputasi untuk keperluan pelatihan pada umumnya.

Teknologi pada chip Loihi yang dibuat oleh Intel dengan menggunakan proses fabrikasi dengan ukuran 14 nano meter (seperti teknologi transistor pada prosesor hp). Chip Loihi pada aplikasinya akan digunakan untuk berbagai tujuan seperti meningkatkan aplikasi pada otomotif (mobil tanpa sopir), insdustri, robot pribadi, sistem-sistem yang bekerja secara otonom yang bekerja pada lingkungan yang tidak terstruktur misalnya untuk mengendalikan gerakan sepeda atau mobil. Keseriusan Intel terhadap pengembangan chip Loihi dan kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) sehingga akan dibagikan dengan memimpin lembaga universitas dan peneliti di semester pertama 2018.

Sumber: