Lamido, e-commerce yang SEMPAT populer mulai hilang?

Lamido Indonesia merupakan situs e-commerce berbasis C2C di Indonesia. Lamido adalah platform bagi pengguna untuk melakukan transaki Jual - Beli online untuk berbagai jenis barang atau produk mulai dari Handphone, Tablet, Aksesori Gadget, Komputer, Laptop, Fashion dll. Pengunjung situs Lamido Indonesia tidak hanya bisa berbelanja online tapi juga bisa berjualan barang - barang baru maupun bekas dengan stok yang banyak maupun satuan. Lamido Indonesia memang bukan situs C2C pertama yang merambah pasar e-commerce Indonesia. Sudah ada beberapa nama besar seperti Tokopedia dan Bukalapak yang sudah terlebih dahulu merambah pasar ini.

Lamido dibentuk pada bulan September 2013 lalu, layanan market place berbasis C2C ini diharapkan dapat bersaing dengan Tokopedia dan Bukalapak. Selain di Indonesia, Lamido juga dibuka di beberapa negara lain di Asia tenggara seperti Filipina, Vietnam dan Malaysia. Lamido sendiri sebenarnya telah berhasil meraih 25,000 merchant di seluruh Indonesia. Fokus awal Lamido adalah menjadi platform online bagi merchant berskala kecil dan menengah di Indonesia.

1 Like

Jika berbicara tentang konsep C2C atau Costumers to Costumers, di Indonesia saat ini terdapat dua nama e-commerce yang layak ditempatkan di peringkat atas yakni tokopedia dan bukalapak. Bukan tanpa alasan pemilihan tersebut, pasalnya Tokopedia sendiri merupakan marketplace yang dipandang mempunyai masa depan panjang di pasar lokal, pasalnya Tokopedia telah mendapatkan investasi sebesar 2 triliun rupiah. Dan Bukalapak yang selalu memperbaiki sisi konsep penjualan untuk menarik customer sebanyak-banyaknya.

Lamido sendiri adalah e-commerce dengan sistem C2C atau consumer to consumer sama seperti Tokopedia dan Bukalapak. Lamido yang diplot oleh Rocket Internet untuk bertarung di pasar e-commerce “melawan” Tokopedia dan Bukalapak, tak berkerja sesuai yang diharapkan. Ternyata strategi dan langkah dari Lamido masih kalah bagus dengan Tokopedia dan bukalapak. Setelah mengalami penurunan transaksi, akhirnya kerja sama antara Rocket Internet dan Lamido sudah tidak dilanjutkan. Dan hal itulah yang membuat Lamido akhirnya ditutup.

1 Like

Berada di bawah naungan Rocket Internet atau Lazada Group, layanan online marketplace Lamido ini diluncurkan pada akhir 2013. Dalam operasinya, sub-produk dari situs e-commerce Lazada ini berhasil merangkul lebih dari 2500 merchant. Hingga akhirnya, startup yang dipimpin oleh Johan Antlov dan Giacomo Ficari ini memilih untuk menutup layanannya pada bulan Maret lalu dan meleburkan tim serta rekanan merchant ke dalam bagian dari Lazada Indonesia.

Menurut kaskus.co.id Penyebab utama hilangnya e-commerce lamido adalah akibat persaingan yang ketat dengan para e-commerce lain yang sudah ada seperti Tokopedia dan Bukalapak, hingga akhirnya manajemen memilih untuk hanya memperkuat layanan e-commerce Lazada.

1 Like

Setelah saya telusuri, lamido itu ada yang bilang mereka bener benar tutup dan ada yang bilang mereka bergabung dengan lazada. Tapi setelah saya baca-baca sumber dari sodara sekalian trnyata lamido memang anak perusahaan dari lazada. Apakah mungkin istilah “merger” dengan lazada hanya sebuah alibi untuk menutupi kegagalan manajemen lamido? :fearful::scream:

Sumber : 5 Startup Lokal Yang Menutup Layanan Di Tahun 2015

Pada paragraf :

Di bawah naungan Rocket Internet, layanan online marketplace Lamido diluncurkan pada akhir 2013. Dalam operasinya, sub-produk dari situs e-commerce Lazada ini berhasil merangkul lebih dari 2.500 merchant. Sempat beroperasi dengan 50 anggota tim, startup yang dipimpin oleh Johan Antlov dan Giacomo Ficari ini memilih untuk menutup layanannya per bulan Maret lalu. Secara bertahap, Lamido telah melebur tim dan rekanan merchant bergabung ke dalam bagian dari Lazada Indonesia.
Sejak diluncurkan, Lamido bertekad untuk mampu bersaing dengan beberapa pemain yang sudah ada, seperti Tokopedia dan Berniaga (dulu sebelum bergabung dalam naungan OLX Indonesia), Tokopedia dan Bukalapak. Namun persaingan yang ketat membuat manajemen memilih untuk memperkuat layanan e-commerce Lazada sehingga tetap fokus dalam bermanuver di lanskap online yang semakin panas.

Menurut berita yang ditulis oleh DailySocial yang berjudul Rocket Internet Segera Tutup Layanan Marketplace Lamido, mengabarkan bahwa grup Rocket Internet me-nonaktifkan layanan online marketplace mereka, Lamido. Mereka juga mendapat konfirmasi dari beberapa sumber di dalam Lamido yang memilih untuk tetap anonim, bahwa tim Lamido yang ada saat ini akan bergabung dengan tim Lazada Indonesia. Menurut sumber DailySocial, para merchant yang sudah bergabung dengan Lamido Indonesia akan secara bertahap dilebur juga ke dalam Lazada Indonesia dengan melalui proses yang sama seperti merchant lain yang ingin masuk ke Lazada.

Apakah Rocket Internet yang melebur Lamido ke dalam Lazada untuk benar-benar melakukan merger Lamido dengan Lazada atau hanya menutupi kegagalan bersaing dengan Tokopedia dan Bukalapak ?

Terlepas dari maksud tersebut, menurut saya langkah yang dipilih oleh Rocket Internet tentunya untuk menyelamatkan lebih dari 50 orang yang tergabung dalam tim Lamido dan lebih dari 2500 merchants aktif yang sudah bergabung dengan layanan C2C tersebut.

1 Like

Bersumber dari https://studentpreneur.co/blog/e-commerce-indonesia-makin-panas-lazada-caplok-lamido/, dikatakan bahwa Maximilian selaku CEO Lazada Group menjelaskan bahwa pertumbuhan Lazada ternyata diluar dugaan. Pada saat peluncuran Lamido tahun 2013, sekarang Lazada mengalami peningkatan penjualan sebesar 75%. Setelah itu, Maximilian juga menambahkan karena sama-sama bergerak dibidang e-commerce dengan market sama, maka Lazada dan Lamido akan dimerger dalam waktu dekat.
Merger akan dilakukan seluruh Lazada dan Lamido di seluruh Asia. Mulai dari karyawan sampai merchant-merchant yang telah bekerja sama dengan Lamido. Tetapi belum ada pemberitahuan secara resmi tentang kapan tanggal tepatnya Lazada dan Lamido akan melakukan merger.

1 Like

Menurut CEO Lazada Grup Maximilian Bittner, pembubaran Lamido itu sebenarnya merger dengan Lazada. "Dengan pertumbuhan yang cepat dari kedua Lazada dan Lamido, pasar kami telah mengalami peningkatan. Akhinya tumpang tindih antara pelanggan dan penjual basis di dua platform. Mengingat banyak sinergi antara merek Lazada dan Lamido, sehingga adalah langkah alami untuk menggabungkan penawaran mereka, "tegasnya.

1 Like