Kuliner legendaris di kota Malang

Di masa lalu Malang menjadi primadona kaum kolonial. Alasan udara yang sejuk, membuat kota ini akhirnya dijadikan tempat tinggal idaman. Hal itu pula yang membuat beberapa kawasan kota Malang dipenuhi gedung-gedung peninggalan Belanda.

Menariknya, selain cagar budaya, peninggalan masa silam ternyata juga hadir di bidang kuliner. Ragam masakan legendaris dengan menu-menu yang sejatinya sudah menjadi makanan khas Malang, berhasil bertahan hingga sekarang. Sayangnya tidak banyak orang yang tahu itu, lantaran digerus oleh maraknya kuliner gaya baru – yang kadang lebih mengedepankan estetika daripada rasa, hasil bentukan era milenial.

Maka dari itu selama berkunjung ke Malang, jangan hanya mampir di destinasi kuliner kekinian saja. Sebaliknya, buat berkesan liburanmu di Malang dengan mampir di jujukan kuliner legendaris Malang. Apa sajakah itu?

  1. Toko Oen

Belum ke Malang namanya jika belum pernah mencicipi es Krim Toko Oen yang sudah ada sejak 1930. Dengan aneka cita rasa Es Krim, Toko Oen juga menyediakan aneka makanan lain seperti nasi goreng, aneka steak juga kue-kue. Makanan yang perlu dicoba adalah Bistik Gelatine dan Bistik Lidah.

Daya tarik dari tempat kuliner bersejarah ini adalah bangunan restoran yang dipertahankan dengan arsitektur kolonial yang masih orisinil. Dimana tampak luarnya masih sama, dan beberapa unsur bangunan yang termakan waktu diganti dengan tetap mempertahankan bentuk aslinya.

Pengalaman gastronomi legendaris ini akan didapat traveler dari napak tilas kuliner tempo dulu di Malang. Alamat Toko Oen adalah di Jl Basuki Rahmat, No 5, Malang. Toko Oen sendiri buka mulai pukul 08.00-21.00 WIB.

  1. Warung Ronde Titoni

Udara Malang yang dingin akan sangat cocok jika kita berkunjung ke warung ini. Jenis minuman dengan jahe yang menghangatkan tenggorokan ini juga salah satu favorit Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Menu yang disajikan antara lain roti goreng, kacang kuah, angsle yaitu sepert ronde tetapi dengan kuah santan dengan isian kacang hijau rebus, roti tawar, petulo atau selendang mayang, dan kacang tanah sangrai.

Kuahnya beraroma harum karena tambahan vanilli dan daun pandan. Warung ini juga sudah menjadi legenda karena sudah ada sejak 1948. Alamatnya ada di Jl Zaenal Arifin, Malang Raya.

  1. Putu Lanang Celaket

Penganan berbahan dasar tepung beras dengan parutan kelapa ini diisi dengan gula merah. Rasanya benar-benar legendaris dan akan menggoda selera kita.

Teknik memasak tradisional menggunakan batang bambu sebagai cetakan untuk kemudian di kukus, membuat kue putu ini memiliki aroma khusus saat dikeluarkan dari cetakan bambunya.

Putu Lanang Celaket ini sudah ada sejak 1935, cukup legendaris bukan? Silahkan datang ke Jl Jaksa Agung Suprapto, Malang untuk menyicipi jenis kuliner ini.

  1. Warung Tahu Lontong Lonceng

Depot makan satu ini sudah ada sejak tahun 1935, dimana usaha ini diteruskan secara turun temurun dan selalu ramai dikunjungi pelanggannya. Menu yang disajikan adalah tahu telor biasa, sampai tahu telor lontong, dan tahu telor nasi yang semuanya disiram dengan bumbu kacang bercampur petis.

Kalian patut mendatangi depot ini untuk seporsi tahu ltelur lontong yang nikmat. Depot ini berada di Jl Laksamana Martadinata No 66, Pasar Lama Malang.

  1. Pondok Desa Kampung Telaga

Mencari tempat yang enak untuk bersantai, suasana yang berbeda dengan sentuhan pedesaaan di Pondok Desa Kampung Telaga tempatnya. Menu yang tersedia didominasi oleh ikan dengan bumbu dan cara memasak tradisional ini, siap memanjakan lidah kita terutama disaat lapar.

Sengaja tempat ini dipilihkan untuk wisatawan yang liburan ke Kota Malang dan ingin makan sambil menikmati alam. Tempatnya ada di daerah Ngijo, Kecamatan Karangploso, Malang.

  1. Depot Rawon Nguling

Sajian Rawon Dengkul dan Rawon biasa adalah menu yang ditawarkan di sini. Ini juga salah satu makanan yang paling membuat Menpar Arief Yahya tidak bisa mengurangi makan.

Kuahnya yang berwarna hitam namun tidak kental dan tidak berlemak, dengan daging yang sangat empuk ini, membuat kita kangen dan ingin kembali lagi. Lebih enak lagi jika disantap dengan pilihan gorengan pendamping dan sambal cobek dengan tempe.

Selain Rawon kita juga bisa memilih menu nasi pecel lodeh yang juga tak kalah sedap. Penasaran seperti apa? kalian bisa mampir ke Jl Jend Arifin 62, Klojen, Malang.

  1. Cwie Mie Malang

Tidak lengkap rasanya jika tidak makan Cwie Mie Malang di kota aslinya. Mie rebus yang ditaburi daging ayam halus menjadi khas Cwie Mie Malang ini, bisa ditambahkan bakso ataupun pangsit.

Tanpa sambal, Cwie Mie ini rasanya sudah luar biasa. Apalagi bila ditambah dengan sambal yang khas pedas dan ada rasa manisnya, tentunya akan lebih luar biasa rasanya. Kalau mau coba, alamatnya ada di Jl Mojorejo No 99, Batu, Malang.

  1. Bakso Bakar Trowulan

Mengapa dinamakan Bakso Bakar? Karena proses memasaknya yang memang dibakar di atas arang. Bakso yang bulat-bulat ditusuk seperti sate dalam ukuran besar, lalu dicelupkan di panci besar berisi bumbu kemudian dibakar.

Warna kecoklatannya sungguh menggugah selera. Apalagi jika dimakan kering tanpa kuah dan dengan ditambahi saus kecap pedas.

Bagi kalian yang ingin makan bakso kuah bisa juga memilih menu bakso biasa. Patut dicoba! Alamat bakso bakar ini ada di Jl Candi Trowulan No 65, Malang.

  1. Pos Ketan Legenda 1967

Ditempat ini kita akan mencicipi ketan putih maupun hitam dengan aneka topping dari asin, gurih sampai dengan manis. Ayam, keju, kacang, cokelat, sampai unti (kelapa dengan gula).

Menu favorit yang habis terjual dalam waktu yang sangat cepat adalah ketan dengan topping durian. Lebih mantap sensasinya, jika didampingi dengan teh panas tawar, tergantung topping apa yang kita pilih. Kalian yang belum pernah mencoba silahkan ke Jl Agus Salim, Alun-alun Batu, Malang.