Korban Sedap Sang Legendaris

payung hitam
Dalam lingkaran kehidupan, kebutuhan akan seseorang akan berbeda-beda. Mereka akan melakukan apapun, untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Berbagai cara dapat dilakukan, sehingga sebuah penindasan dan mementingkan kepentingan sendiri merupakan hal yang tidak asing lagi.

Martin Luther King, seorang pastor dan aktivis HAM dari Amerika Serikat mengatakan bahwa, “Setiap orang harus memutuskan apakah ia akan berjalan di dalam terangnya kebersamaan yang kreatif atau dalam gelap dan hancurnya keegoisan”. Lalu apakah perbuatan “egois” ini merupakan sesuatu hal yang buruk?

Egois berasal dari kata ego, sedangkan ego itu sendiri adalah aku dalam bahasa Yunani, jadi orang yang disebut egois adalah orang yang memang mementingkan dirinya, mementingkan aku nya. Pada dasarnya sifat egois sudah ada dalam diri kita sejak masih balita. Bahkan setiap manusia pastilah memiliki sikap ini. “jangan harapkan seseorang akan menyebrangi samudra untukmu kalau kamu saja tidak mau menyebrangi kubangan untuk mereka.”

Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi adalah perbuatan yang baik dan terpuji karena dengan begitu Egoisme pribadi mampu dijaga dan dikendalikan demi keuntungan bersama dan orang-orang disekitar kita.

Banyak contoh yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, dan bahkan seseorang tidak sadar bahwa dia sudah melakukan keegoisan. Contohnya saja dalam sebuah angkutan umum, seorang warga merasa resah karena adanya penumpang lain dengan santai nya membakar sebatang rokok dan menghisapnya.

“ Mas, rokoknya bisa di matikan?”

permintaan seorang perempuan paruh baya di seberang tempat duduk pria itu. Tidak mempedulikan perkataan perempuan itu, sang pria trus menghisap sampai seperempat dari batang rokok yang berada di tangan kanannya. Tak hanya perempuan itu saja, sang sopir angkutan itu pun ikut memperingati pria tersebut.

“kenapa? Ini hanya sebatang rokok!”.

Mendengar perkataan pria tersebut sang sopir pun mulai bersikap tegas,

“maaf, kalau mas nya ngak mu untuk mematikan rokok itu, silahkan turun disini saja”

Siapa sangka, lebih memilih untuk turun dari angkutan tersebut. Melihat dari kondisi sekarang, semakin marak nya sebuah keegoisan dalam diri masyarakat. Memanfaatkan kesempatan dalam sebuah kesempitan, mengambil keuntungan dari sebuah keadaan yang mengharuskan seseorang untuk mengambil jalan tengah dengan mengikuti skenario sang ego diri.

Memang tidak salah, kalau kita lebih berfokus pada diri sendiri, tanpa memandang orang lain. Kesalahannya adalah jika kita terlalu berlebihan mementingkan diri sendiri, sehingga apa yang dinasehatkan orang mengenai kita, kita tidak mau ambil pusing dan tidak mempedulikannya. Dan hal ini tentunya tidak mempunyai dampak yang baik, karena akan mengakibatkan orang-orang di sekitar kita untuk menjauh. Tidak ada orang yang bisa bertahan berada di dekat orang yang egois, karena yang ada dalam pikiran orang yang bersifat egois hanyalah dirinya, tanpa peduli orang lain.

Tidak banyak yang sadar akan bahayanya sifat ini. “Belajarlah mengalah sampai tak seorang pun yang bisa mengalahkanmu, Belajarlah merendah sampai tak seorangpun yang bisa merendahkannmu.” Berfikir sebelum melakukan suatu hal mungkin bisa menjadi salah satu cara untuk menimalisir dari sifat ini, karna kita tidak akan pernah tau apa perasaan orang lain tanpa kita berfikir jika diposisinya.

Mari manfaatkan keadaan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Buanglah jauh-jauh sifat ini dari dirimu, sebelum sifat ini membuang kamu jauh-jauh dari orang sekitarmu.

sumber gambar : https://cdn-image.hipwee.com/wp-content/uploads/2016/04/hipwee-ther.jpg