Konsekuensi apa saja yang terjadi apabila stres terjadi pada para pekerja ?

Stres pada kerja

Stres merupakan tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.

Konsekuensi apa saja yang terjadi apabila stres terjadi pada para pekerja ?

Menurut Robbins (2003), saat individu mengalami tingkat stres yang tinggi, konsekuensinya adalah munculnya gejala-gejala fisiologis, psikologis, dan perilaku ( physiological , psychological , dan behavioral ) dari individu tersebut.

sumber stres pekerja dan konsekuensinya
Sumber: Stephen P. Robbins, Organizational Behavior (10th ed.) , New Jersey: Pearson Education, 2003, p. 579.

Berikut adalah konsekuensi yang terjadi apabila terjadi stres dalam pekerjaan :

  • Fisiologis

    Gejala fisiologis/fisik akibat stres yang dialami pekerja, menurut Robbins (2003) dan Cooper & Straw (2002) dapat mencakup meningkatnya laju detak jantung dan pernafasan, mulut dan kerongkongan menjadi kering, kedua tangan menjadi basah oleh keringat, tubuh merasa gerah/panas, otot-otot menjadi tegang, tubuh mengalami gangguan pencernaan, diare, sembelit, badan terasa lelah, kepala menjadi sakit dan tegang, berkedut (bergetarnya urat-urat pada kelopak mata), perasaan sangat gelisah, meningkatnya tekanan darah, dan pada beberapa orang menyebabkan serangan jantung.

  • Psikologis

    Menurut Robbins (2003), efek psikologis yang paling sederhana dan nyata dari stres adalah munculnya ketidakpuasan. Sedangkan gejala-gejala psikologis lain yang dapat muncul mencakup ketegangan, kecemasan, sifat lekas marah, kebosanan, procrastination (suka menunda-nunda), kemarahan dan penyerangan, depresi, perubahan suasana hati atau keadaan jiwanya, dan kesendirian atau menarik diri dari pergaulan orang banyak.

  • Perilaku

    Konsekuensi yang juga dapat timbul dari stres adalah munculnya gejala perilaku seperti perubahan produktivitas, absen, turnover, dan juga perubahan pola makan, meningkatnya konsumsi rokok dan alkohol, bicara cepat, gelisah, dan gangguan tidur (Robbins, 2003). Secara lebih spesifik, gejala perilaku yang muncul di tempat kerja menurut Cooper & Straw (2002) adalah menurunnya tingkat kepuasan kerja, berkurangnya prestasi kerja, hilangnya vitalitas dan energi, rusaknya komunikasi, buruknya pengambilan keputusan, berkurangnya kreativitas dan inovasi, serta terfokusnya perhatian pada tugas-tugas yang justru tidak produktif.