Kisah Stephanie Kwolek, Wanita Penemu Materi Anti Peluru

http://sains.me/sainsme/wp-content/uploads/2015/12/Stephanie_Kwolek.jpg

Siapa yang menyangka, bahwa kevlar alias bahan anti peluru ternyata ditemukan oleh seorang wanita.

Stephanie Kwolek, yang lahir dari pasangan imigran asal Polandia, John Kwolek dan Nellie Zajdel Kwolek di New Kensington, Pennsylvania pada 31 Juli 1923. Sejak kecil, ia telah menaruh minat di bidang kimia dan kedokteran. Pada tahun 1946, ia berhasil meraih gelar sarjana sains di bidang kimia. Awalnya, ia ingin mengejar cita-cita menjadi dokter. Akan tetapi, ia tidak memiliki cukup dana untuk mendaftar ke sekolah kedokteran.

Dengan niat untuk mengumpulkan modal mendaftar ke sekolah kedokteran, Kwolek menerima tawaran untuk bekerja di DuPont sebagai ahli kimia pada tahun 1946 yang berlokasi di Buffalo, New York. Ia berpikir hanya akan bekerja di sana untuk sementara waktu. Tawaran tersebut merupakan sebuah hal yang bagus karena pada masa itu kesempatan untuk bekerja sebagai ahli kimia bagi wanita merupakan hal yang sangat langka.

Delapan tahun sebelumnya, DuPont telah menemukan nylon, bahan sintetis pertama yang ditemukan. Kwolek ditugaskan untuk menemukan material serupa. Niat meneruskan sekolah kedokteran akhirnya kandas karena ia ternyata jatuh cinta dengan apa yang ia lakukan di DuPont. Ia pun kemudian ditransfer ke fasilitas laboratorium perintis DuPont yang berbasis di Wilmington, Delaware pada tahun 1950.

Kevlar, Temuan yang Tak Disengaja

Pada tahun 1964, Kwolek mencoba mengembangkan jenis serat baru untuk membuat ban. Suatu hari di laboratorium dia mencampur dua bahan kimia bernama poly-p-Phenylene-terephthalate dan polybenzamide untuk melihat apakah kedua bahan tersebut akan membentuk polimer. Hasil campuran keduanya ternyata berserat-serat dan berwarna keruh, tidak seperti polimer yang berwarna bening. Ia hampir membuang temuannya ini ketika kemudian rekan teknisinya, Charles Smullen, menyarankan untuk mengujinya. Hasilnya, bahan temuan Kwolek lebih kaku dan kuat dibandingkan nylon. Bahkan sembilan kali lebih kuat. Ia mengirim bahan tersebut untuk diuji lagi, tetapi hasilnya tetap sama. Bahan yang ditemukan Kwolek kemudian dinamakan Kevlar. Pada tahun 1971, Kevlar mulai dipasarkan. Sampai saat ini Kevlar telah diaplikasikan di berbagai teknologi yang bermanfaat bagi manusia, paling terkenal adalah sebagai material pembuat rompi anti peluru. Berkat penemuannya ini, Kwolek dapat menyelamatkan ribuan bahkan jutaan nyawa polisi dan tentara di dunia ketika menjalankan tugas.

Berbagai Penghargaan

Kerja kerasnya sebagai peneliti telah diapresiasi dalam bentuk penghargaan oleh banyak pihak. Antara lain penghargaan dari ACS untuk kategori “Creative Invention” pada 1989, National Medal of Technology pada 1996, Perkin Medal dari American Chemical Society pada 1997, dan Lemelson-MIT Lifetime Achievement Award pada 1999. Tidak hanya itu, Kwolek juga berhasil mencatat sejarah sebagai wanita keempat yang masuk dalam National Inventors Hall of Fame pada tahun 1995. Di tahun 2003 ia masuk ke dalam daftar National Women’s Hall of Fame. Stephanie Kwolek pensiun dari DuPont pada tahun 1986. Meskipun sudah pensiun, Kwolek masih aktif sebagai konsultan dan mentor bagi para peneliti khususnya peneliti wanita di DuPont.

Sumber:
sains.me