Kisah "No One Has Ever Become Poor by Charity"

Saat itu malam yang gelap dan dingin. Imam Sadiq sedang berjalan sambil membawa karungnya yang berat. “Dimana Imam Sadiq pergi dengan karung berat ini?” Kataku pada diri sendiri. “Di malam yang gelap ini mungkin dia akan menemukan dirinya dalam bahaya. Yang terbaik bagi saya adalah berjalan bersamanya dan menjaganya. ”

Saya berjalan dengan tenang di belakang Imam Sadiq, tapi saya tidak dapat berpikir ke mana dia pergi atau apa yang dia bawa. Kami berjalan melalui beberapa jalur, dan kemudian saya mendengar suara. Kedengarannya seolah-olah karung Imam jatuh ke tanah. Saya mendengar suara Imam ketika dia berdoa,

“Ya Allah, tolonglah aku malam yang gelap ini untuk menemukan apa yang telah hilang dariku.”

Saya mendekati Imam dan bisa melihat bahwa karung yang dibawanya di punggungnya tergeletak di tanah. Imam mencoba dengan tangannya untuk mengumpulkan semua isinya. Saya mendatangi Imam dan menyapanya. Imam membalas sapaan saya dan mengenali suara saya, bertanya kepada saya, "Apakah itu Anda? Mu’alla? "

“Ya, wahai putra Nabi” jawab saya. “Akankah Anda membiarkan saya membantu Anda?”

Imam telah membawa roti dan paket makanan, dan saya membantunya mengumpulkannya dan memasukkannya kembali ke dalam karung. Ketika karung itu penuh, saya bertanya kepadanya apakah dia mengizinkan saya membawanya untuknya.

“Tidak”, katanya. "Lebih sesuai bagi saya untuk membawanya. Kakek saya, Nabi Muhammad SAW biasa mengatakan bahwa siapa pun yang tidak memikirkan kebutuhan Muslim bukanlah seorang Muslim, dan bahwa siapa pun yang tidur di malam hari dengan perut kenyang sementara tetangganya lapar bukanlah seorang Muslim. ”

Kami berjalan bersama hingga kami sampai di pondok “Bani Sa’idah”, dimana banyak orang miskin tinggal. Imam meletakkan barang bawaannya di tanah dan tanpa suara, tanpa membangunkan siapa pun, mulai membagikan makanan yang dimilikinya. Dia meletakkan bagian masing-masing orang di sisi kepala mereka, dan tanpa ada yang tahu dari mana asalnya, kami diam saja pergi.

Allah memberi tahu kita di Al-Quran:

“Berikan kepada orang miskin dan bagikan dari apa yang Kami berikan kepadamu dan berikan mereka yang tidak diperlukan, sebelum Hari Kebangkitan ketika kamu akan menyesal atas penimbunan kekayaanmu. dan kamu akan dihadapkan dengan hukuman berat.”

Bagaimana pendapat anda tentang kisah ini?

Sumber:

Kisah ini mengajarkan kita untuk rajin bersedekah atas harta yang telah diberikan oleh Allah kepada kita. Sedekah tidak harus dalam jumlah besar. Asal anda ikhlas melakukannya, maka itu adalah sedekah. Sedekah 100 rupiah pun, kalau anda ikhlas, maka anda sudah menabung untuk akhirat anda. Jadi jangan malas untuk bersedekah. Karena sesungguhnya sedekah tidak akan mengurangi kekayaan anda, tapi malah menambahnya.