Kinerja Anggota Tim yang Tampaknya Tidak Meningkat dari Waktu ke Waktu

setuju juga apa yang di ajukan oleh baihaqy. Sebelum kita mengambil anggota proyek kita haruslah mengecek,tp mengecek di sini kita harus benar-benar teliti. Pengalaman juga itu,kalau mengambil tim proyek itu jangan sesuai kedekatan kita dengan orang itu tetapi bagaiman kinerja orang itu.

Dulu pernah saya mengambil anggota tim proyek karena kedekatan anggota tersebut kepada saya dan hasilnya seperti mobil mogok itu tadi.

Dan akhirnya saya mengambil ketegasan untuk mendiamkan anggota tersebut.

sulit juga kalau seperti itu, pengalaman saya dulu pernah mengambil anggota tim proyek tetapi tidak kompeten. Di karenakan kedekatan calon anggota ke ketua tim proyek tersebut dan akhirnya ketua tim proyek bekerja 2X untuk mengerjakan proyek tersebut.

Anggota tim proyek kadang ada yang berfikiran seperti ā€œAnakā€. Itu yang menjadi kendala saat sebuah tim proyek di bentuk. Jika belum memiliki pengalaman menghadapi tersebut ya terpaksa di diamkan, sebab untuk melatih anggota tersebut berfikir lebih dewasa.

itu menurut saya

Didalam kitab Kode Etik yang berjudul

"IKATAN ADVOKAT INDONESIA (IKADIN) ASOSIASI ADVOKAT INDONESIA (AAI) IKATAN
PENASEHAT HUKUM INDONESIA (IPHI) HIMPUNAN ADVOKAT & PENGACARA
INDONESIA (HAPI) SERIKAT PENGACARA INDONESIA (SPI) ASOSIASI KONSULTAN
HUKUM INDONESIA (AKHI) HIMPUNAN KONSULTAN HUKUM PASAR MODAL (HKHPM)"

Bahwa disana dikatakan kalau Lawyer tidak diperbolehkan secara masif mempromosikan diri.

Lah disini nantinya kita cari lebih dalam apakah memang benar benar kode etik tersebut dijalankan. Kita membutuhkan data konkritnya terlebih dahulu

Jadi menurut mas Mega, jika ada anggota tim yang seperti itu sebaiknya didiamkan? Lalu bagaimana jika seandainya setelah didiamkan dia malah merasa diabaikan dan tidak dianggap? Apakah tidak malah membuat dia jadi malas-malasan?

Dari diskusi di atas dapat disimpulkan:

Tujuan membangun tim dalam proyek

  1. Agar setiap orang yang berada dalam tim dapat bekerja sama dengan efektif dalam meningkatkan kinerja proyek (salah satu tahapan manajemen sdm: membangun tim proyek).
  2. Agar dalam pengerjaan proyek, lebih efisien dan efektif karena anggota tim dapat mengerjakan sesuai keahlian bidang masing-masing. Budget dan modal juga dapat dipikul bersama.
  3. Menghasilkan income yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam proyek.

Hubungan kinerja tim dengan kinerja proyek
Hubungannya sangat jelas mengingat proyek itu sangat besar dan general. Sehingga tim akan menjadi satu kesatuan yang menghubungkan proyek dengan keahlian timnya, agar sebuah tim mampu dalam pengerjaannya sesuai dengan kebutuhan proyek.
Kinerja tim perlu di upgrade, agar dalam bekerja tidak secara terpaksa. Akan tetapi dengan senang hati. Selanjutnya tim juga akan bekerja sesuai dengan visi misi yang dibawa oleh ketua timnya. Maka dari itu upgrade tim diperlukan dalam waktu 1 bulan 1 kali.

Tahapan pengembangan tim di antaranya:

  1. Forming / Pembentukan: yaitu tahap untuk mengenal satu sama lain (anggota tim) untuk membentuk komitmen individu pada tugas atau proyek yang akan dikerjakan. Situasi intinya adalah situasi yang tidak aman dan berhati-hati, dengan menunjukkan sikap aktif dan pasif, misalnya sikap aktif terlihat saat mencari peran dalam kelompok.
  2. Storming stage / Tahap Curah Gagasan: Setelah tim bekerja bersama selama beberapa waktu, kelompok tersebut akan meninggalkan tahap pembentukan dan memasuki tahap curah gagasan. Ini adalah tahap yang sulit dilalui oleh kelompok tersebut, tapi penting bagi kesehatan pengembangan kelompok.
  3. Norming / Penormaan, saat anggota kelompok mengetahui perbedaan-perbedaan mereka dan telah mengatasinya, mereka maju ke tahap pembentukan norma. Tim akan menginginkan pengkajian ulang tentang kemajuan dan fungsi yang mereka kerjakan. Penggabungan pendapat dan masukan dari tiap individu mulai terjadi. Akhirnya, perbedaan-perbedaan antar individu diterima dan aturan baru untuk bekerja mulai disusun.
  4. Performing / Bekerja; tahap akhir dalam pengembangan tim. Tim yang bekerja adalah tim unit yang sangat efektif dalam memecahkan masalah, yang bisa meraih solusi dengan cepat dan bahkan bisa mendahului memecahkan isu-isu sebelum berubah menjadi masalah. Tahap ini hanya bisa dimulai ketika kelompok sudah merasa dan berpikir bahwa beberapa hal bisa diprediksikan, bahwa aturan hubungan antar anggota kelompok telah disetujui dan bahwa kelompok tersebut tidak perlu menegosiasikan apa yang sudah dibangun.

Cara mengembangkan tim proyek (PMBOK 5):

  1. Interpersonal skill yang merupakan kemampuan kompetensi personal seperti kemampuan komunikasi, kecerdasan emosi, negosiasi, kemampuan untuk mempengaruhi, dll. Interpersonal skill dibutuhkan untuk membangun satu tim proyek yang solid, kompak dan mampu memberikan motivasi dan mengelola konflik yang terjadi di antara tim proyek.
  2. Training, bisa berupa formal maupun nonformal, tergantung dari identifikasi kebutuhan training yang sudah di desain pada saat proses perencanaan proyek.
  3. Team Building
    Tujuan dari team building adalah agar tim proyek dapat bekerja sama secara efektif. Bentuknya bisa dalam bentuk briefing singkat untuk memberikan motivasi kepada tim proyek. Bisa dalam bentuk even yang memang sudah didesain dan direncanakan untuk membangun kekompakan tim.
  4. Ground rules,
  5. Co-location
  6. Recognition-reward
  7. Personal assessment tools.

Faktor Faktor yang membuat kinerja tim menurun:
Banyak permasalahan pribadi yang tidak pernah diceritakan secara terbuka kepada orang yang bersangkutan: merasa malu atas ketidakmampuan dalam pengerjaan proyek, bosan terhadap lingkungan sekitar, memiliki kesalahpahaman dalam komunikasi.
Selain itu bisa juga disebabkan karena kurangnya komunikasi antar individu, tidak adanya kecocokan antar individu, kurangnya motivasi dan fasilitas yang mendukung. Pemilihan anggota tim yang berdasar kedekatan, bukan karena keterampilan dalam mengerjakan proyek, juga dapat menjadi faktor menurunnya kinerja tim.

Bagaimana meningkatkan kinerja tim?
Sebelumnya ketua tim yang dipilih harus mempunyai pemikiran yang dewasa, sehingga setiap perkataan ketua tim haruslah dapat memotivasi dan tidak membuat kecewa anggota timnya. Seperti ā€œmengubah kata tuntutan menjadi kata harapanā€. Ketua tim harus bisa memfasilitasi, menciptakan lingkungan yang kondusif, juga memberikan motivasi untuk anggota tim proyeknya.
Selanjutnya ketua tim haruslah dapat melihat kemampuan anggota timnya dan memberikan tugas prioritas sesuai kemampuan anggota tim tersebut. Biasanya anggota tim kebingungan dengan tugasnya sehingga tidak mengetahui tugas mana yang harus di prioritaskan. Dengan begitu sedikit demi sedikit kemampuan anggotanya akan meningkat.
Jika ketua tim membangun kepercayaan dengan anggota timnya, maka anggota tim juga akan memercayai ketua timnya. Selain itu membangun kepercayaan antar anggota tim juga penting karena dengan begitu akan terbentuk tim yang solid.

Bagaimana jika ketua tim telah melakukan hal tersebut tetapi kinerja anggota tim tetap tidak meningkat?
Setiap manusia itu unik, maka diperlukan pendekatan personal. Karena ketua tim ibarat orang tua dan anggota adalah anak-anaknya, maka ketua tim harus paham setidaknya sebagian pribadi anggotanya. Misal ketika tahu anggotanya susah sekali dihubungi, didekati terlebih dahulu mungkin ada permasalahan pribadi yang harus segera diselesaikan. Tujuannya ketika permasalahan pribadi selesai, maka anggota tim tersebut bisa kembali berkontribusi dengan maksimal.
Di atas juga dijelaskan bahwa permasalahan yang umum terjadi adalah kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Misal si A merasa hanya dia yang bekerja sedangkan anggota lain tidak berkontribusi penuh sehingga dia menjadi tidak bersemangat lagi. Sedangkan si B merasa si A atau yang lain terlalu banyak memegang tanggung jawab tanpa memerhatikan keberadaan si B, sehingga dia pun menjadi tidak bersemangat. Karena itulah dari awal pembagian porsi tanggung jawab harus jelas pada tiap individu. Tentunya itu juga harus menyesuaikan kemampuan dan minat individu masing-masing agar tidak ada yang merasa terabaikan.

Apakah perlu setiap pembentukan anggota tim harus membuat kesepakatan dalam tim?
Pada tahap awal dalam pembentukan sebuah tim memang diperlukan adanya kesepakan atau biasa disebut sebagai kontrak kerja, guna untuk mengetahui pembagian porsi tanggung jawab dari masing-masing anggota tim individu. Sehingga di kemudian hari dapat dipertanggungjawabkan, apabila terdapat permasalahan seperti ini.

Jika permasalahan masih belum terselesaikan, apakah perlu mengeluarkan atau mengganti anggota tim yang bermasalah atau diabaikan saja asalkan menerima hasil kerja dari tim itu sendiri?
Ketua tim tidak bisa serta merta melakukan mengganti atau memberhentikan anggota timnya dengan seenaknya, apalagi membiarkan anggota tim tidak produktif. Karena, ketua tim komitmen pada peningkatan tanpa akhir. Memegang memang butuh waktu lama untuk membuat tim bersatu dan bekerja efektif dan efisien untuk menuju kinerja yang baik. Tapi semua kembali ke kesepakatan awal saat pembentukan anggota tim.

Jika ada permasalahan dalam tim, maka akar masalah ini harus dikonsep dengan 5 whys.
Jadi ketika kita menghadapi seseorang yang katakanlah dalam tim itu sudah tidak lagi bisa diandalkan selama proyek maka kita harus cari tahu dengan membuat maping pohon masalah. Dan didalam pohon tersebut kita gunakan teknik 5 whys. Hingga akar tersebut dapat terselesaikan.