Kinerja Anggota Tim yang Tampaknya Tidak Meningkat dari Waktu ke Waktu

Dari topik ini, Ada berapa pertanyaan yang perlu di jawab terlebih dahulu, apasih tujuan utama di bangunnya sebuah Tim dalam proyek? Apa hubungan kinerja Tim dengan kinerja proyek? Mengapa kinerja Tim perlu di tingkatkan ? Dan faktor-faktor apa aja sih yang menyebabkan kinerja Tim bisa menurut?, Ini aku konteksnya tim dalam sebuah proyek yaaa, Monggo di tanggapi

Menurutku setelah baca-baca, tujuan utama dari membangun Tim dalam proyek adalah agar setiap orang yang berada dalam tim dapat bekerja sama dengan efektif dalam meningkatkan kinerja proyek (salah satu tahapan management sdm: membangun tim proyek).

Setuju sama putri, jadi salah satu tujuan membangun tim yang mempunyai kinerja baik adalah untuk menghasilkan outcome yang baik, tentunya sesuai dengan yang di rencanakan sebelumnya.
Nah dari referensi yng saya baca. Salah satu faktor menurunnya kinerja sebuah tim adalah karena kurangnya komunikasi antar individu, tidak adanya kecocokan antar individu, kurangnya motivasi dan fasilitas yang mendukung.

Nah sekarang pertanyaannya bagaimana meningkatkan kinerja tim. Disini manajer proyek sangat berpengaruh dalam hal tersebut. Jadi manajer proyek harus bisa memfasilitasi, menciptakan lingkungan yang kondusif, juga memberikan motivasi untuk anggota tim proyeknya. Selain itu membangun kepercayaan antar anggota tim juga penting karena dengan begitu bakal terbentuk tim yang solid.

Menurut pmbok-5, ada 7 cara untuk mengembangkan tim proyek.
Yaitu dengan melakukan

interpersonal skill yang merupakan kemampuan kompetensi personal seperti kemampuan komunikasi, kecerdasan emosi, negosiasi, kemampuan untuk mempengaruhi, dll. Interpersonal skill dibutuhkan untuk membangun satu tim proyek yang solid, kompak dan mampu memberikan motivasi dan mengelola konflik yang terjadi diantara tim proyek.
training, bisa berupa formal maupun non formal, tergantung dari identifikasi kebutuhan training yang sudah di desain pada saat proses perencanaan proyek.
team building
Tujuan dari Team Building adalah agar tim proyek dapat bekerja sama secara efektif. Bentuk-nya bisa dalam bentuk briefing singkat untuk memberikan motivasi kepada tim proyek. Bisa dalam bentuk even yang memang sudah di-desain dan direncanakan untuk membangun kekompakkan tim.
Ground rules,
Co-location
Recognition-reward
personal assesment tools.
Nah dengan adanya 7 cara tersebut, diperlukan seorang manajer yang pintar dalam memperhitungkan dan menetapkan apa yang harus dilakukan agar tidak salah dalam menetukan sebuah keputusan.

apasih tujuan utama di bangunnya sebuah Tim dalam proyek?

Tentunya ini sangat urgent sekali saudari putri wulan. Tujuannya itu berdasarkan pengalaman yang pernah saya lakukan, ketika ada sebuah proyek saya dulu awal mencoba untuk sendirian dalam mengerjakam proyek tersebut. Lantas berakibat bahwasannya ketika dikerjakan sendirian hambatan dan permasalahn pun muncul. Masalah yang paling fatal adalah proyek tidak selesai akibat waktu dan resource kurang.

Dari situlab saya mulai mencoba untuk menganalisa diri, mengevaluasi dan akhirnya menemuka jawaban yang tepat. Bahwa yim itu sangat dibutuhkan. Kegunaannya sendiri pun berbagai macam, tentunya mengerjakan sebuah proyek sesuai keahlian dalam bidang pengerjaannya. Karena mengingat setiap manusia pun banyak keunikan keunikan tersendiri yang dimilikinya.

Sehingga ketika sudah terbagi rata maka disitulah tim bekerja secara professional dan semua bisa merangkap divisi tergantung kebutuha pada saatnya. Waktu lebih efisie dan keefektifan dalam mengerjakan sebuah proyek terjamin, budget atau modal yang dikeluarkan pun bisa ber iuran sesama tim . Sehingga sangat dibutuhkan tim dalam sebuah proyek.

Apa hubungan kinerja Tim dengan kinerja proyek? Mengapa kinerja Tim perlu di tingkatkan ?

Hubungannya itu sangat jelas bahwasannya proyek itu sangat besar dan general . Sehingga tim disini akan menjadi satu kesatuan menghubungkan proyek dengan keahlian timnya, dan tim mampu dalam pengerjaannya sesuai dengan kebutuhan proyek.

Kinerja tim perlu di upgrade, agar dalam bekerja tidak secara terpaksa . Akan tetapi dengan senang hati. Selanjutnya tim juga akan bekerja sesuai dengan visi misi yang dibawa oleh ketua timnya. Maka dari itu kalau menurut pengalama saya upgrade tim iti diperlukan dalam waktu 1 bulan 1 kali.

Faktor Faktor yang membuat kinerja tim menurun adalah

Banyak permasalahan pribadi yang tidak pernah diceritakan secara terbuka kepada orang yang bersangkutan, merasa malu atas ketidak mampuan dalam pengerjaan proyek, bosan terhadap lingkungan sekitar, memiliki kesalahpahaman dalam komunikasi.

Itulah faktor-faktor utama kinerja tim menuru dan harus dimetahui oleh ketua timnya

Tapi terkadang ketua tim proyek tersebut sudah melakukan itu semua, masih banyak disitu kelemahan dan kesusahan dalam membimbing pribadi timnya, karena bisa jadi karakter dan wataknya yang susah untuk di bimbing . Lantas saya ingin bertanya kepada saudari Lestari Fajrin kalau ada kasus seperti itu , semisal anda sebagai leader dari tim proyek apa yang anda lakukan?

setuju dengan pernyataan baihaqy tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja anggota tim itu menurrun, Ketua tim menurut saya itu seperti orang terdekat bagi saya, Karena ketua tim di plih bukan karena keterampilannya dalam mengerjakan sebuah proyek, namun ketua tim di pilih juga karena pemikirannya yang dewasa, sehingga setiap perkataan ketua tim haruslah dapat memotivasi dan tidak membuat kecewa anggota timnya seperti “mengubah kata tuntutan menjadi kata harapan” disinilah awal untuk anggota tim yang dapat mempercayai ketua timnya. selanjutnya ketua tim haruslah dapat melihat kemampuan anggota timnya contoh [quote=“AhmadBaihaqy, post:7, topic:7097”]
merasa malu atas ketidak mampuan dalam pengerjaan proyek
[/quote]

seharusnya ketua tim memberi tugas prioritas bagi anggotanya tersebut.Biasanya anggota tim kebingungan dengan tugasnya sehingga tidak mengetahui tugas mana yang harus di prioritaskan. dengan begitu sedikit demi sedikit kemampuan anggotanya akan meningkat. [quote=“AhmadBaihaqy, post:7, topic:7097”]
bosan terhadap lingkungan sekitar,
[/quote]

sesuai quote baihaqy tersebut, seharusnya ketua tim haruslah memberi fasilitas atau mungkin memberikan kebebasan bagi anggotanya agar dapat menunjang kinerja anggota timnya.

Seperti kata mas Baihaqy, karena setiap manusia itu unik, maka kita bisa melakukan pendekatan personal. Karena ketua tim itu ibarat orang tua dan anggota adalah anak-anaknya, maka ketua tim harus paham setidaknya sebagian pribadi anggotanya. Misal ketika tahu anggotanya susah sekali dihubungi, didekati terlebih dahulu mungkin ada permasalahan pribadi yang harus segera diselesaikan. Tujuannya ketika permasalahan pribadi selesai, maka anggota tim tersebut bisa kembali berkontribusi dengan maksimal.

Di atas juga dijelaskan bahwa permasalahan yang umum terjadi adalah kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Misal si A merasa hanya dia yang bekerja sedangkan anggota lain tidak berkontribusi penuh sehingga dia menjadi tidak bersemangat lagi. Sedangkan si B merasa si A atau yang lain terlalu banyak memegang tanggung jawab tanpa memerhatikan keberadaan si B, sehingga dia pun menjadi tidak bersemangat. Karena itulah dari awal pembagian porsi tanggung jawab harus jelas pada tiap individu. Tentunya itu juga harus menyesuaikan kemampuan dan minat individu masing-masing agar tidak ada yang merasa terabaikan.

jika seperti yang dikatakan lestari seperti itu, apakah perlu setiap pembentukan anggota tim haruslah membuat keseepakatan dalam tim tersebut agar membuat anggota timnya termotivasi / adanya dorongan untuk mengerjakan sebuah proyek ?

Kembali lagi terhadap permasalahan yang timbul, apakah satu anak tim tersebut harus dikeluarkan dari tim sehingga diganti dengan lainnya atau dia diabaikan dibiarkan tidak di beri apa-apa asalkan dia menerima hasil atau bagaimana saudari lestari?

Coba dicari jalan tengah. Membentuk sebuah tim kan tujuannya untuk menyelaraskan visi dan mencapai tujuan bersama. Kalau menurut saya, pilihan mengeluarkan anggota tim itu plan yang sangat terakhir. Sebelum itu pasti ada pendekatan-pendekatan agar kinerja anggota tim bisa meningkat. Bisa dengan cara refreshing bareng, evaluasi berkala, teguran secara personal, juga yang lain. Pasti nanti ada saatnya semua anggota bisa berkontribusi kok, dengan cara masing-masing. Asalkan, masing-masing individu menyadari tujuan dalam timnya ini.

Kalau menurut yang lain, bagaimana?

kalau menurut saya, pada tahap awal dalam pembentukan sebuah tim memang diperlukan adanya kesepakan atau disini bika kita sebut sebagai kontrak kerja, guna untuk mengetahui pembagian porsi tanggung jawab dari masing masing anggota tim individu. sehingga dikemudian hari dapat dipertanggung jawabkan, apabila terdapat permasalahan permasalahan seperti ini.

ketua tim tidak bisa serta merta melakukan mengganti atau memberhentikan anggota timnya dengan seenaknya, apalagi membiarkan anggota tim tidak produktif. karena, ketua tim komitment pada peningkatan tanpa akhir. Memegang memang butuh waktu lama untuk membuat tim bersatu dan bekerja efektif dan efisen untuk menuju performance yang baik.

ada proses pengembangan alami yang harus dilalui oleh tiap tim, dengan memperhatikan perubahan berguna, sehingga anggota tim bisa mempersiapkan diri untuk bekerja dengan efektif. Tahapan pengembangan tim tersebut diantaranya:

  1. Forming/ Pembentukan: yaitu tahap untuk mengenal satu sama lain (anggota tim) untuk membentuk komitmen individu pada tugas atau proyek yang akan dikerjakan. Situasi intinya adalah situasi yang tidak aman dan berhati-hati, dengan menunjukkan sikap aktif dan pasif, misalnya sikap aktif terlihat saat mencari peran dalam kelompok. Penghargaan terhadap peran ini yang dilakukan oleh anggota lain dalam kelompok tersebut dikenali dari kehadiran seseorang dan penerimaan terhadapnya dalam kelompok itu. Tahap ini mencakup pengujian untuk mengetahui batasan perilaku interpersonal (antar anggota kelompok) dan batasan perilaku terhadap tugas yang dihadapi. Pengujian hubungan interpersonal adalah pembangunan hubungan ketergantungan pada pemimpin atau anggota lain dalam kelompok.
  2. Storming stage / Tahap Curah Gagasan: Setelah tim bekerja bersama selama beberapa waktu, kelompok tersebut akan meninggalkan tahap pembentukan dan memasuki tahap Curah Gagasan. Ini adalah tahap yang sulit dilalui oleh kelompok tersebut, tapi penting bagi kesehatan pengembangan kelompok. Tahap Curah Gagasan dicirikan oleh perilaku-perilaku berikut:
    • Para anggota kelompok mulai menunjukkan gaya aslinya.
    • Ketidak-sabaran yang terus meningkat akan muncul ke permukaan akibat sedikitnya kemajuan yang dicapai.
    • Para anggota akan saling masuk ke daerah anggota lain, dan hal ini akan mengganggu.
    • Akan muncul ketidak-sepakatan umum tentang proses, tugas dan tujuan keseluruhan tim tersebut.
  3. Norming / Penormaan Saat anggota kelompok mengetahui perbedaan-perbedaan mereka dan telah mengatasinya, mereka maju ke tahap pembentuan norma, tahap dimana mereka bertanya, “Hei, apa yang akan kita lakukan untuk menyelesaikan tugas kita?” Setelah melewati kesopanan dan kegugupan tahap Pembentukan dan mengatasi masalah di tahap Curah Gagasan, tim akan menginginkan pengkajian ulang tentang kemajuan dan fungsi yang mereka kerjakan. Karena anggota tim telah belajar mengatasi perbedaan diantara mereka dan konflik emosional sudah diredam, mereka akan punya lebih banyak waktu dan energi untuk fokus pada tujuan mereka. Para anggota kelompok mencari konsensus. Penggabungan pendapat dan masukan dari tiap individu mulai terjadi. Akhirnya, perbedaan-perbedaan antar individu diterima dan aturan baru untuk bekerja mulai disusun. Tahap Norming / Penormaan dicirikan oleh perilaku-perilaku berikut:
    • Aturan dasar dan prosedur formal yang kemungkinan terlewatkan di awal sekarang mulai dianggap lebih serius.
    • Tim tersebut akan menginginkan lebih banyak pembahasan tentang hal-hal ini, waktu yang digunakan untuk memunculkan ide akan lebih sedikit, dan
    • Lebih banyak dihabiskan untuk pengambilan keputusan
    • Para anggota akan ingin membatasi agenda item-item yang harus difokuskan dengan topik-topik spesifik
    • Sub kelompok mungkin dibentuk untuk maju lebih cepat
    • Konflik-konflik dimunculkan dan dipecahkan
  4. Tahap Empat: Performing / Bekerja—Tahap Aksi Pembentukan, Curah gagasan, Penormaan dan kemudian Bekerja, tahap akhir dalam pengembangan tim. Tim yang bekerja adalah tim unit yang sangat efektif dalam memecahkan masalah, yang bisa meraih solusi dengan cepat dan bahkan bisa mendahului memecahkan isu-isu sebelum berubah menjadi masalah. Tahap ini hanya bisa dimulai ketika kelompok sudah merasa dan berpikir bahwa beberapa hal bisa diprediksikan, bahwa aturan hubungan antar anggota kelompok telah disetujui dan bahwa kelompok tersebut tidak perlu menegosiasikan apa yang sudah dibangun. Sebuah tim dalam tahap bekerja akan:
    Bersikap produktif: tugas-tugas akan diselesaikan, dan tim akan mencari lebih banyak hal untuk dilakukan
    • Bersikap proaktif, dan tidak selalu menunggu arahan dari pihak manajemen
    • Menunjukkan kesetiaan pada kelompok, dan menghargai perselisihan pribadi.
    • Mendorong pelajaran dan perkembangan personal
    • Peduli pada kesejahteraan dan perkembangan anggota tim

@lestarifajrin nah itu saudari lestari. Saya bersama mas yoga juga bingung terkait hal itu.
Kiat kiatnya pun menurut saya harusnya ada dalam pembentukan tim .

Bagaimana jika seandainya ketua tim tersebut membentuk timnya sesuai dengan kebutuhan dari misi. Sehingga dapat menyelesaikan visi dari sang ketua dalam pengerjaan proyek. Tidak ada lagi yang menganggur dan pembuangan sumber daya. Seperti itu

@Putriwulandari menurut saya itu pendapat teori yang dimana belum bisa dilaksanakan dilapangam jika memang ada hal akar masalah yang belum deselesaikan.

Coba kita analisis terlebih dahulu. Menurut kita nih apakah seorang ketua tim dengan tiba tiba melakukan hal tersebut. Padahal ada akar masalah yang lain. Menurut @Putriwulandari, @lestarifajrin @megawidhi_090 dan saudari @Asti_Shofi, bagaimana kita itu analisa akar permasalahan . Dalam step yang benar. Dan coba dicantumkan terkait menurut teori mana dan apakah ada penelitian yang sudah membuktikan keabsahan teori tersebut :blush::blush::blush:

Maaf sebelumnya. Yang dimakaud akar permasalahan disini itu apa?
Apakah Permasalahan internal antar individu, atau permasalahan individu itu sendiri mas baihaqy? Tolong dijelaskan.

Kalo menurut saya, teori pmbok-5 itu sudah banyak diterapkan dilapangan oleh kelompok organisasi untuk meningkatkan kinerja anggota timnya.
Kalau mas baihaqy merasa teori tersebut kurang cocok diterapkan dilapangan, tolong berikan teori lain yang menurut saudara lebih baik.
Terimakasih, tolong tanggapannya. :slight_smile:

Akar masalah ini harus kita konsep dengan 5 whys.
Jadi ketika kita menghadapi seseorang yang katakanlah dalam tim itu sudah tidak lagi bisa diandalkan falma proyek maka kita harus cari tahu dengan membuat maping pohon masalah. Dan didalam pohon tersebut kita gunakan tekni 5 whys. Hingga akar tersebut dapat terselesaikan.

Contohnya mobil mogok.
Kenapa kok bisa mogok
Mesin mobil gak mau nyala
Kenapa kok bisa mesinnya gak mau nyala
Akinya mati
Kenapa akinya kok mati
Karena air aki habis
Kenapa air aki kok bisa sampai habis
Karena waktu habis digunakan teman gak dicek

Berarti disini akar masalahnya. Dan solusinya kalau habis digunakan temen sebelum kita gunakan perjalanan jauh ya harus dilaksanakan chek untuk menghindari masalah yang akan terjadi

1 Like