Ketika marah lebih baik berdiam diri atau melampiaskannya?

unsplash_angry

Jika diusilin atau diperlakukan dengan tidak baik oleh pasti sebagian dari kita akan merasa marah. Marah adalah hal yang wajar dirasakan oleh setiap manusia. Tapi yang menjadikan rasa marah ini berbeda setiap orang adalah responnya terhadap rasa marah itu sendiri. Ada yang dengan melampiaskannya atau ada juga yang memendamnya karena alasan tertentu.

Nah menurut Youdics lebih baik mana sih memendam rasa marah atau lebih baik melampiaskannya? atau ada kriteria tertentu yang membuat respon marah harus diredam atau dilampiaskan?

Sumber gambar
1 Like

Jujur sih kalau saya lebih memilih diam tidak melampiaskan rasa marah dengan kata-kata. Tapi saya juga memiliki cara untuk melampiaskan amarah saya sendiri. Seperti menuliskan dan mencurahkan amarah saya kepada orang tersebut di catatan handphone. Atau jika memang jailnya dan kelakuan seseorang melampaui batas saya memilih untuk melampiaskannya ketika olahraga karena saya dulu mengikuti silat jadi saya bisa melampiaskan amarah saya ketika sedang latihan menggunakan alat. Saya tipe orang yang tidak ingin menyakiti seseorang apalagi dengan kata-kata jadi saya memilih diam dan lebih melampiaskannya ke benda mati.

Perasaan marah dapat timbul saat otak kita tidak bekerja selaras dengan hati kita. Marah juga dapat menyebabkan kita dikendalikan oleh ego yang terlalu tinggi sehingga tidak memiliki kesempatan untuk merenungkannya terlebih dahulu. Ketika ego sudah mengendalikan kita maka kemungkinan akan menyebabkan tindakan tindakan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Saat seseorang merasa marah mereka juga cenderung tidak akan mampu membedakan kebenaran dan kesalahan. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk lebih mengutamakan diam dan merenung terlebih dahulu sebagai upaya yang tepat untuk menghindari tindakan yang mungkin akan merugikan. Selain itu, memilih untuk diam saat marah juga memiliki manfaat loh!

  1. Memberi waktu kita untuk berpikir. Diam dan menenangkan diri akan memberikan diri kita kesempatan untuk merenung terkait tindakan apa yang tepat untuk dilakukan dan kata apa yang pantas untuk diucapkan.
  2. Menemukan Solusi. Memilih untuk diam juga akan memberikan kesempatan pada diri kita untuk mempertimbangkan solusi yang tepa tatas permasalahan yang ada.
  3. Ketika diri kita memilih untuk diam ketika sedang marah tentu hal tersebut akan membuat kita dijauhi dari rasa menyesal dikemudian hari karena orang yang sedang dikuasai oleh egonya cenderung akan mengatakan atau bertindak sesuatu yang tidak baik.
  4. Dengan memilih untuk tetap diam kita juga akan tidak dicap sebagai orang yang emosian

Bukan berarti kita tidak boleh meluapkan perasaan kita ya! Tetap berikan teguran dengan cara yang baik dan tenang jika kamu merasa tidak nyaman dengan perkataan atau tindakan seseorang yang membuatmu marah atau kecewa.

1 Like

Kalau saya pribadi lebih suka diam ketika marah. Kadang meluapkannya dengan menangis hehe. Karena yang tahu perasaan saya pada saat itu ya hanya saya sendiri, jadi ketika saya marah lebih baik diam dan melakukan hal hal yang membuat lega tanpa melibatkan oramg lain. Main game misalnya, atau nonton film, atau riding ke tempat yang view nya bagus dan sepi.

Kalau saya lebih memilih untuk mengoceh ke diri saya sendiri meskipun itu marahnya ke orang lain, entah lega saja rasanya hehe. Dikarenakan setiap orang mempunyai cara masing-masing untuk menghandle amarahnya. Ada yang hanya memendam dalam diam, ada yang langsung marah, menangis dll. Kalaupun saya sudah berada diambang batas mungkin saya memilih untuk menghindari orang tersebut untuk sementara, agar saya tidak langsung melampiaskan amarah saya

menurut saya, bagi saya ketika dihadapkan keadaan yang tidak seuai keinginan kita dan kita merasa emosional, saya lebih memilih diam, karena dengan melampiaskan emosi, itu akan merugikan kita dan bisa saja merugikan hal-hal disekitar kita. terkecuali melampiaskan dengan hal-hal yang positif seperti mencari kegiatan lain yang dapat melupakan kemarahan kita.

Kalau aku pribadi, ketika marah tu kadang suka mendemin sendiri. Jadi aku lebih memilih untuk diem sejenak dan menenangkan diri sendiri. Kalau mau nangis, yaudah, biarin diri sendiri untuk nangis. Mungkin kalo udah nangis, hati bisa jadi lebih plong, atau gak ya curhat ke temen terdekat. Karena setidaknya hati bisa jadi lebih lega daripada harus mendemin semuanya sendiri.

Melampiaskan amarah sering dianggap sebagai hal yang tidak baik padahal marah adalah hal yang normal. Hampir tidak ada orang yang mau dicap sebagai “tukang marah-marah”. Namun ternyata tidak ada salahnya untuk sesekali melampiaskan amarah. Melampiaskan rasa marah bisa membuat seseorang merasa lebih lega, serta memotivasi agar lebih cermat dalam melakukan suatu tindakan. Hal ini juga bisa membuat seseorang memiliki kontrol diri yang lebih baik. Marah tidak selalu harus dilakukan dengan berteriak sambil mengeluarkan kata-kata kasar, ada banyak cara untuk menyalurkan amarah kita. Karena itu, pentingnya mengetahui cara yang tepat untuk melampiaskan amarah.
Terkadang marah lebih baik dipendam sendiri karena hal tersebut tidak merugikan orang di sekitar kita, tapi tanpa kita sadari jika marah selalu dipendam, hal tersebut dapat merugikan diri sendiri bahkan bisa mempengaruhi kesehatan mental. Jadi menurutku lebih baik kita bisa mengendalikan marah kita, sehingga tidak merugikan orang sekitar dan diri sendiri.

Kalau saya pribadi ketika marah lebih memilih untuk melampiaskan atau meluapkan kekesalan saya kepada orang yang membuat saya marah, saya lebih senang jika saya mengeluarkan semua kekesalan atau amarah saya dibandingkan jika saya hanya diam dan memendamnya akan membuat saya lebih kesal dan tidak berhenti memikirkan kekesalan saya terhadap orang tersebut. Namun terkadang saya juga merasa lebih baik memendam marah saya karena kadang jika saya sangat marah, kata-kata yang keluar dari mulut saya sulit untuk di kontrol.

Berdasarkan yang saya alami sendiri. Untuk menjawab pernyataan diatas itu tergantung kejadian apa yang menyebabkan diri kita marah. Untuk beberapa kasus contohnya ada orang yang melakukan kesalahan kepada kita secara sengaja, ada baiknya kita tidak berdiam diri dan menegur orang tersebut dengan cara baik-baik agar ia tidak mengulangi kesalahannya lagi. Ataupun untuk beberapa kasus yang tidak mengharuskan kita untuk marah, lebih baik untuk berdiam diri saja dan melampiaskannya dengan entah itu tidur, melakukan kegiatan positif seperti olahraga ataupun santai.

Kalau menurut saya lebih baik untuk melampiaskan amarah. Namun, perlu diperhatikan juga sikap ketika melampiaskan amarah. Karena sering kali ucapan dan perkataan yang diucapkan saat marah dapat berpotensi membuat seseorang menyesal di kemudian hari. Jadi lebih baik untuk melampiaskannya dengan cara yang positif seperti meluangkan waktu untuk diri sendiri dengan mencari angin atau berjalan kaki hingga marah hilang. Atau bisa juga dengan menjauh untuk sementara waktu dari sumber yang membuat kita marah, kemudian jika marah kita telah mereda barulah coba untuk mengungkapkan apa yang membuat kita marah kepada orang tersebut karena kita sudah mampu untuk berpikir rasional.

Menurut beberapa bacaan yang pernah aku baca, ini berhubungan ya sama dunia psikologi sebenarnya lebih dianjurin untuk tidak memendam. Tetapi juga tidak melampiaskan. Mungkin melampiaskan di sini saya pahami sebagai melepaskan rasa amarah tersebut. Karena sekalipun emosi itu sedih, kecewa, kesal sampai dengan tingkat merah. Hal yang baik adalah dengan mengakui perasaan tersebut dan lepaskan dengan hal-hal yang dapat meredam emosi itu dengan baik. nah, caraku untuk melepaskan emosi-emosi itu biasanya aku pergi jalan-jalan keluar sendirian. Hal yang dilakukan sendirian menurutku efektif banget, karena disaat sendirian biasanya otak lebih suka ngajak ngobrol sendiri. Biasanya akan selesai dengan sendirinya. Belum lagi kalo ketemu angin diluar, rasanya adem dan buyar aja hehe. Jadi marah itu wajar, tapi yang ga wajar itu kalo kita harus menarik orang dan merugikan orang tersebut karena emosi yang kita timbulkan.