Kesehatan Mental Vs. Kesehatan Fisik, Mana Yang Lebih Penting?

menurut saya, kesehatan fisik maupun mental sama sama penting. Hal tersebut sesuai dengan definisi dari sehat itu sendiri. Menurut Kemenkes (Apa yang dimaksud Sehat dan Bugar? - Direktorat P2PTM) sehat merupakan keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Oleh karena itu diperlukan yang namanya keseimbangan antaran kesehatan fisik dan mental. Tetapi jika disuruh memilih antara mana yang lebih penting dari kesehatan fisik maupun mental. saya lebih memilih kesehatan mental, hal ini dikarenakan ksehatan mental mempengaruhi cara kita berpikir untuk menjalani hidup kedepannya. Contoh jika seseorang mengalami kecelakaan dan setelahnya mengalami kecacatan orang tersebut akan mengalami trauma akibat kecelakaan tersebut dan akan merasa down dikarenakan fisiknya tidak normal kembali. Oleh karena itu untuk membuat seseorang tersebut kembali semangat dan optimis dalam menjalani hidup diperlukan dukungan dan motivasi untuk memperbaiki kesehatan mentalnya dan bisa menjalani hidup yang lebih semangat dan optimis.

Definisi sehat adalah sehat secara fisik maupun secara jiwa, jadi seseorang dapat dinyatakan sehat jika kesehatan mental dan fisiknya baik. Kesehatan mental dan fisik adalah kedua hal yang berkesinambungan dalam membentuk tubuh yang sehat. Keduanya saling mempengaruhi satu sama lain.

Keduanya saling berkesinambungan. Orang yang sakit mental bisa berujung ke sakit fisik dan sebaliknya. Semua sistem fisiologis vital tubuh diprogram melalui penyesuaian ketat untuk mempertahankan kondisi normal yang telah ditentukan sebelumnya. Keseimbangan optimal ini terus-menerus ditantang oleh kekuatan yang merugikan secara intrinsik atau ekstrinsik, nyata atau bahkan dirasakan, dan digambarkan sebagai stres. Dengan demikian, stres didefinisikan sebagai keadaan
ketidakharmonisan, dan dilawan oleh respons fisiologis dan perilaku yang bertujuan untuk mempertahankan/membangun kembali homeostasis yang terancam. Respon stres dimediasi oleh infrastruktur neuroendokrin, seluler dan molekuler yang kompleks dan saling berhubungan yang terdiri dari sistem stres dan terletak di sistem saraf pusat (SSP) dan perifer. Stresor yang sangat kuat dan/atau kronis dapat memiliki efek merugikan pada berbagai fungsi fisiologis, termasuk pertumbuhan, reproduksi, metabolisme dan kompetensi kekebalan, serta pada perilaku dan perkembangan kepribadian.

Contoh kondisi sakit mental yang mengarah ke sakit fisik :

  • Somatoform
    Somatoform adalah kondisi di mana saat sakit mental termanifestasi ke penyakit fisik, tetapi tidak bisa dijelaskan secara medis dan tes tertentu. Sebagai dokter, biasanya jika seseorang mengeluh sakit tanpa ada bukti penyakit yang berarti dan riwayat stres, maka diagnosanya adalah somatoform.
  • Konversi
    Konversi memiliki konsep yang sama seperti somatoform, namun lebih mempengaruhi saraf. Sesuai pengalaman saya, konversi ini sering terjadi pada kasus pelecehan/kekerasan. Contohnya seperti anak yang sering dipukul, maka saat mengalami stres atau melihat seseorang yang dipukul, tangannya akan merasa lumpuh. Tidak ada kondisi medis yang bisa menjelaskan, hanya lumpuh melalui pikiran
  • Hipokondriasis
    Hipokondriasis adalah saat seseorang merasa terganggu dsn terfokus pada penyakit yang sebenarnya tidak ada. Ia akan merasa jantung berdebar-debar sendiri (padahal itu adalahhal yang normal) namun merasa ia sakit jantung.
  • Gangguan hormon
    Karena sistem tubuh manusia diatur oleh keseimbangan, maka dibentuklah fight or flight. Fight or flight adalah insting manusia untuk melawan atau menghadapi situasi. Hal ini mempegaruhi hormon yang ada di tubuh, sehingga menyebabkan gangguan endokrin

Sebaliknya, contoh sakit fisik yang mengarah ke mental justru semuanya. Sakit fisik yang mengharuskan bedrest yang lama dapat membuat seseorang kesepian dan mengarah ke gangguan cemas. Menurut penelitian, orang dengan penyakit fisik kronis, dua kali lebih mungkin menderita kecemasan atau depresi dibandingkan mereka yang sehat secara fisik — dan untuk kondisi kesehatan tertentu, angkanya bahkan lebih tinggi. Individu yang sakit secara fisik juga dapat mengembangkan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Sehingga, di sini dapat disimpulkan keduanya sangat penting dan saling bergandengan. Maka dari itu, kita harus menjaga kesehatan baik fisik dan mental kita. Apalagi di era pandemi sekarang, dengan banyaknya virus dan perpanjangan pembatasan, sangat rentan kita sakit secara mental atau fisik. Pastikan selalu aman dengan prokes, minum vitamin dan jangan lupa habiskan waktu bersama keluarga.

Sumber

  1. Devi P. 2019. The Effect of Stress of Human Life. Adalya Journal. Vol. 8, no. 9, pg. 792-811
  2. https://blackbearrehab.com/mental-health/how-does-chronic-illness-affect-mental-health/
  3. Somatoform Disorders: Symptoms, Types, and Treatment
  4. Functional Neurological Symptom Disorder - Mental Health Disorders - MSD Manual Consumer Version
  5. Setiawan, IMA. 2012. Hipokondrik : Sebuah Studi Kasus. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Betul sekali. Saya setuju bahwa situasi pandemi ini sangat mempengaruhi baik fisik maupun mental kita semua. Dari fisik bisa saja kita terkena virus, jika kurang fit bisa melemahkan imun kita sehingga kita harus banyak banyak minum vitamin beristirahat dan taati protokol kesehatan. Di saat orang orang berbondong-bondong ramai membicarakan kesehatan fisik, sebenarnya kesehatan mental juga cukup penting. PPKM dari pemerintah dan penurunan ekonomi menyebabkan banyak orang depresi dan stress di era Pandemi ini. Jadi bisa kita lihat bahwa di era ini keduanya sama sama penting dan tidak boleh diremehkan salah satunya.

Menurut saya pribadi kesehatan mental maupun kesehatan fisik adalah komponen yang sama pentingnya secara keseluruhan. Penyakit mental, terutama stress atau depresi yang tak kunjung ditangani meningkatkan risiko berbagai jenis masalah kesehatan fisik, terutama kondisi jangka panjang.

Menurut saya keduanya sama sama penting, karena kesehatan mental erat kaitannya dengan kesehatan fisik adapun sebaliknya. Berdasarkan data dari merdeka.com bahwasannya kesehatan mental akan mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasa dan juga bertindak. Kesehatan fisik dan mental sangat erat kaitannya dan terbukti tanpa keraguan. Contohnya saat terjadi gangguan kesehatan mental seperti depresi apabila tidak segera diatasi hal ini akan berdampak pada kesehatan fisik yaitu penyakit jantung dan pembuluh darah. Kesehatan mental yang buruk memainkan peran penting dalam fungsi kekebalan yang berkurang. Disisi lain kesehatan fisik juga mempengaruhi kesehatan mental. Melansir data dari dari alodokter.com seseorang bisa mengalami gangguan kesehatan fisik yang bisa membuat orang menjadi stress. Jadi, tidak ada yang lebih penting karena kesehatan mental dan kesehatan fisik saling terikat dan perlu dijaga keduanya dengan baik.

Keduanya penting.

Kesehatan mental dan kesehatan fisik memiliki keterkaitan satu sama lain. Keduanya harus seimbang. Kesehatan mental yang buruk dapat memengaruhi fisik seseorang sebaliknya kesehatan fisik yang buruk pun dapat memengaruhi mental seseorang.

Oleh karena itu, penting untuk dapat mengetahui porsi yang sesuai agar kesehatan mental dan kesehatan fisik sama-sama terjaga.

Keduanya tentu sama-sama penting. Namun, saya pribadi berpendapat bahwa kesehatan mental lebih menjadi prioritas dibanding kesehatan fisik. Kesehatan mental berkaitan tentang bagaimana kita melihat diri sendiri, memahami kemampuan yang dimiliki, serta kesadaran atas kesulitan yang dialami. Kesehatan mental menjadi pemeran penting yang menentukan cara kita untuk merasakan dan merespon sesuatu hal yang terjadi pada diri kita. Hal-hal yang kita rasakan dalam tubuh akan mempengaruhi kesehatan fisik kita. Hal tersebut yang menjadikan kesehatan mental lebih penting dibanding kesehatan fisik.

Keduanya, baik kesehatan mental maupun fisik sama-sama penting. Bahkan dari WHO, lembaga kesehatan lain maupun tokoh-tokoh psikologi, dalam mengartikan kesehatan ya artinya sehat mental dan sehat fisik sehingga fungsi individu dapat berjalan normal di kesehariannya. Ketika individu memiliki kesehatan fisik yang baik, maka kesehatan mentalnya pun cenderung baik. Kesehatan mental dan kesehatan fisik banyaknya ini saling memengaruhi. Bagaimana contohnya? Seorang yang terdiagnosis penyakit berat contoh nyata cacat lumpuh, dapat menyebabkan kesehatan mental seperti depresi karena menganggap dirinya tidak berguna dan menjadi beban orang lain. Begitu pun orang yang memiliki depresi, terkadang menjadi insomnia atau pola makan yang buruk, sehingga orang tersebut memiliki masalah pencernaan.