Kanyar?
Arfika Dhea
Gelap tanpa arah , dihujani tetesan air mata tiada henti
Memangku pikiran konyol, terselip dalam benak
Rendah diri dengan segala perbandingan yang terpaku
Memadankan orang lain bak acuan
Segala keterbatasan, segala kekurangan yang ada pada diri
Seharusnya memulai pergerakan, tertahan begitu saja
Enggan untuk memunculkan diri di permukaan
Memilih tetap bergeming tanpa arti
Tanpa disadari, hal bodoh itu hanya menyiksa
Mempersulit kepercayaan pada diri sendiri
Menistakan yang sebenarnya tak logis
Memperkeruh keadaan, didefinisikan sebagai kewajaran
Padahal, semata hanya berupa merendahkan diri sendiri
Pun sungguh, tak ingin merasa demikian